"Udah siap?" tanya yuda kepada asyifa.
"Udah kok ayo jalan" ajaknya.
Yuda dan asyifa pergi mengelilingi tokyo. Sedangkan nayra termenung sendiri di hotel. Ditemani semangkuk ramen dan soda kesukaannya. Ia menonton channel tv kartun. Sesekali ia tertawa.
Namun setelah itu ia merasa bosan. Hampa. Ponselnya pun tak berarti baginya. Sengaja ia merebahkan diri diranjang.
Tak lama kemudian, ponsel nayra bergetar.
Drrrtttt.....drrrrttt
"Nomor siapa ini?" taya nayra bingung.
Tanpa berpikir panjang, nayra mengangkat telpon itu.
"Hallo?"
"Ini siapa?"
Disana masih hening, tidak ada sahutan.
"Hallo maaf ini siapa?" tanya nayra bingung.
"Ini aku" jawabnya.
"Katakan kau siapa!" ucap nayra penasaran.
"Ini aku, bagaskara"
"Ha?" balas nayra terkejut.
"Bagas? Astaga dia dapat nomerku dari mana?" batin nayra.
"Iya ini bagas, calon pacar barunya nayra" jawab bagas angkuh.
"Dapat nomerku darimana?" tanya nayra ketus.
"Astaga ditelepon masih aja ketus" batin bagas heran.
"Dari mama kamu" jawab bagas jujur.
"Ha? Mamaku?" tanya nayra memastikan.
"Iya, nayra"
"Ada apa kau telepon?" tanya nayra mengalihkan pembicaraan.
"Aku hanya merindukan suaramu" balas bagas.
"Hah! Gila lo" jawab nayra tak peduli.
"Astaga aku calon pacarmu sekarang, jangan jutek seperti itu lagi" nasihat bagas.
"Cih...diam kau" ucap nayra kesal.
"Yaudah. Kamu udah makan belum?" tanya bagas.
"Kepo banget sih" jawab nayra lagi-lagi.
"Yaudah kalau gitu jaga diri baik-baik disana" nasihat bagas.
"Iya" jawab nayra singkat.
Nayra menunggu bagas mengakhiri panggilannya. Namun selama satu menit bagas tak kunjung mematikan panggilannya.
"Kenapa tidak kau tutup?" tanya nayra sabar.
"Entahlah, aku hanya tak ingin" jawabnya.
"Aku kamu aku kamu, huh" ucap nayra mengejek.
"Baiklah akan kututup telponnya" ucap nayra geram lalu mematikan telepon sepihak.
Tut....tut.....tut......
Nayra membanting ponselnya di kasur. Ia masih belum bisa menerima bagas sepenuhnya. Ia merasa risih berhubungan dengan bagas.
Nayra takut kalau bagas tersakiti olehnya. Nayra sendiri belum bisa membuka hatinya untuk bagas karena dihati nayra masih ada satu nama tercatat disana.
"Adnan" ucap nayra lirih.
"Bagaimana kabarmu disana? Aku merindukanmu, sangat merindukanmu"
"Semoga kau bahagia"
"Doaku selalu menyertaimu, maafkan aku yang gagal menjagamu"
Nayra memutuskan untuk memejamkan matanya dan tertidur.
_______Hari menjelang sore. Asyifa telah kembali ke hotel setelah berjalan-jalan dengan yuda.
"Dek nayra" panggil asyifa dari luar.
"Ah sebentar kak" jawab nayra parau.
Nayra berjalan gontai membukakan pintu untuk asyifa.
Asyifa masuk ke dalam hotel dan ingin membersihkan diri.
Sementara itu, nayra menguncir rambutnya dan membersihkan wajahnya dengan pembersih.
Setelah 20 menit, asyifa keluar kamar mandi lengkap dengan baju handuknya.
"Kamu cepetan mandi sana nay, habis ini cari makan" perintah asyifa.
"Iya kak," jawab nayra sopan.
Nayra menuju kamar mandi. Ia membasuh dirinya dibawah aliran shower. Tenang. Itulah yang dirasakan nayra sekarang. Ia membiarkan air mengguyur tubuhnya dengan tenang.
"Huh segarnya" ucap nayra setelah keluar dari kamar mandi.
"Ah kamu sudah selesai, segera bersiap ya" ucap kak asyifa.
"Ish kak asyifa ini banyak sekali bicaranya" gerutu nayra pelan.
"Iya kak" jawab nayra santai.
Sekitar 15 menit, mereka berdua sudah siap untuk makan malam. Tak lupa dengan yuda yang menyusul mereka berdua ke kamarnya.
"Ayo cepetan" ajak yuda.
"Iya kak ini selesai" jawab nayra.
"Yaudah ayo kebawah"
Setelah yuda memanaskan mobilnya, asyifa dan nayra menaiki mobil dan memasang seatbeltnya.
Mereka menuju japan restaurant disekitar hotel. Setelah memesan makanan, asyifa dan yuda saling berbincang sedangkan nayra hanya diam dan tak ingin banyak bicara.
Suara bel berbunyi, menandakan pelanggan datang. Suara itu menarik perhatian nayra hingga dirinya menoleh ke arah pintu.
Nayra melongo. Mempertajamkan penglihatannya. Beberapa kali ia mengerjapkan matanya, memastikan apa yang ia lihat.
Ia masih terkejut melihat sosok pria berbaju casual itu memasuki restoran dan memilih meja didekat nayra. Pria itu tak menyadari perempuan disebelahnya.
Nayra mengalihkan pandangannya ke ponselnya. Ia melihat foto itu. Ia membandingkan wajah difoto dengan wajah pria disebelahnya itu.
"Astaga ini gak mungkin, kan adnan udah....." ucap nayra lirih.
Yuda dan asyifa duduk dihadapannya dan tak menghiraukan kehadiran nayra.
"Tapi kok wajahnya mirip, sumpah ini gak mungkin"
Nayra terus menatap wajah pria itu. Pria yang merasa dilihat terus menerus itu merasa risih dan menegur nayra.
"Maaf apa ada yang salah pada diri saya?" tanya pria itu.
"Astaga suaranya benar-benar sama" ucap nayra dalam hati.
Nayra masih melamun, ia tak sadar dengan pertanyaan pria itu.
"Permisi"
"Ah maaf" ucap nayra lalu kembali pada posisinya.
Nayra benar benar terkejut. Tapi semua ini tidak mungkin.
Ia masih mengingat kejadian itu. Kejadian kelamnya bersama kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Japan
Teen FictionLihatlah kisah cinta segiempat antara nayra dengan adnan, alan, dan bagas. #TEENFICTION #SCHOOLLIFE #173teenagers #566relationship #952schoollife cover mix pict by pinterest