22

27 1 0
                                    

Hari ini, adnan telah dinyatakan sembuh total. Dirinya sudah membaik namun fisiknya belum sehat betul.

Siang nanti adnan, papa, dan mamanya akan melakukan penerbangan ke jakarta. Semua barang sudah dibereskan dan dimasukkan dalam bagasi mobil.

Sekitar 20 menit, mereka sampai di bandara dan segera memasuki pesawat keberangkatan menuju jakarta.

"Adnan, apa kau merasakan kesakitan?" tanya mama memastikan

"Tidak ma, aku baik baik saja"

"Kau beristirahatlah"

"Iya ma"

Selama tujuh jam mereka dalam pesawat, selama perjalanan, adnan hanya menghabiskan untuk tidur. Memang dirinya sudah sembuh, tapi ingatannya belum utuh semuanya. Bahkan ia tidak ingat dengan nayra. Yang ia kenal hanyalah keluarga saja termasuk alan. Dan ia sedang mengalami amnesia sebagian dan waktulah yang dapat menyembuhkannya.

****

Dilain sisi, alan sedang mendekorasi rumahnya. Dibantu oleh bik rumi akhirnya ia berhasil menyulap rumah itu menjadi sedikit mewah dengan tulisan welcome home besar terpampang di tembok ruangan.

"Bik rumi, ini balonnya tolong pompain" perintah alan pada bik rumi

"Iya den" jawab bik rumi lalu memompa balonnya

Setelah berkutat dengan semua balon dan kertas disana-sini, akhirnya rumah sudah beres dengan semua dekorasi.

"Bagus sekali ya bik" ucap alan bersyukur melihat hasil pekerjaannya

"Iya den, kalau gitu saya beresin ini dulu" izin bik rumi

"Silahkan, makasih ya bik" ucap alan senang

Mata alan terus saja memandang semua dekorasi rumahnya. Terdapat banyak foto polaroid dirinya dengan adnan serta keluarganya.

Alan rindu, rindu kedekatannya dengan adik kembarannya itu. Semua hal, pasti sama dengan adnan. Mulai dari baju, sepatu, tas, jam tangan, bahkan semua favoritnya pun sama.

Ia mengingat masa kecilnya dulu, bagaimana ia terlahir dari rahim sonya,

*flashback on

"Masih bukaan 6 pak, sabar saja" ucap dokter yang menangani sonya itu

"Alhamdulillah, iya dok makasih"

"Kamu yang kuat ya sayang, akan ada little sonya atau little kurniawan yang hadir diantara kita" ucap kurnia penuh semangat

"Tenanglah, walaupun prosesnya sakit aku akan bejuang itu anak kita" balas sonya dengan wajahnya yang meringis kesakitan di daerah selangkangannya mengingat proses persalinan tinggal beberapa jam lagi

"Aku disini menemanimu,"

Hingga selang sekitar dua jam saja, sonya sudah mengalami bukaan ke delapan, artinya habis ini ia akan melahirkan.

Semua praktisi kesehatan sudah mempersiapkan segala peralatan persalinan dan mulai membantu sonya untuk melahirkan secara normal.

Sonya terus mengejan sekuat tenaga. Tangannya mencengkram kuat pada sprei ranjang. Tak lupa keringat yang terus mengucur di dahinya. Suara teriakan yang amat kuat memekik telinga orang disekitarnya.

Sekitar dua puluh menit ia terus mengejan perlahan hingga suara tangisan bayi pecah saat itu juga.

"Laki-laki" ucap dokter itu tersenyum

Sonya melihat ke arah kurnia, dirinya tersenyum lemas dan menampakkan wajahnya yang lelah.

Sementara itu, dokter tadi sedang membersihkan bayinya dan mulai memasukkannya kedalam keranjang bayi sebelum bayi itu disusui.

Sekitar lima menit, tiba-tiba sonya merasakan perutnya berkontraksi lagi. Ia menahan sakit itu sementara kurnia memanggil dokter dengan segala kecemasannya.

"Dokter! Perut istri saya kontraksi lagi" panggil kurnia cemas

Dokter datang dan langsung menangani persalinan kedua sonya.

Sonya berjuang kembali, dirinya terus mengejan dan sesekali bernafas untuk ancang-ancang.

"Aaaaaa" teriak sonya

Teriakan sonya disertai dengan tangisan bayi yang sangat imut. Ternyata bayi itu adalah kembaran dari anak pertamanya.

"Jadi anak kita kembar dok?" ucap kurnia tak percaya

Tak henti-hentinya kurnia mengucap syukur dan ia mengecup kening istrinya itu.

Terlihat wajah sonya yang sangat pucat. Matanya terpejam merasakan lelah yang sangat hebat sekaligus rasa sakit yang tidak dapat dideskripsikan lagi.

"Terima kasih sayang, kau beri aku dua pangeran yang sangat tampan" ucap kurnia seraya mencium kening istrinya itu

*****

Empat tahun berlalu

"Mama, papa" panggil alan dan adnan.

"Hai, sini anak kembar mama" sonya merentangkan kedua lengannya untuk menyambut kedatangan anak kembarnya dari sekolah

"Anak mama udah pulang, cepet ganti baju yah terus makan" perintah sonya sambil tersenyum mencium pipi anak kembarnya itu

"Alan mau makan dulu ma, alan laper" ucap alan memohon

"Kak alan ganti dulu ayo" ajak adnan seraya menyeret lengannya untuk ikut ke kamar

"Ih adek anan, jangan nalik-nalik tangan kakak" ucap alan cadel

"Hayo anak papa udah besar gak boleh bertengkar, ayo alan ganti dulu baru makan ya" perintah papanya

"Yaudah tapi nanti beliin es klim ya" ucap alan kesal

"Iya janji" kurnia hanya tersenyum melihat wajah murung anaknya itu

*flashback off

Alan tersenyum mengingat masa-masa itu. Kebersamaan dan pertengkaran kecilnya dengan adik kembarannya itu.

Namun semua berubah ketika adnan mengalami kecelakaan parah denga kekasihnya, nayra. Sejak saat itulah adnan menjalankan terapi di jepang yang membutuhkan waktu lama sehingga harus berjauhan dengan alan.

Love In JapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang