Nayra duduk termenung sendiri disini. Yap, disebuah gazebo yang tampak sepi. Banyak pohon disekitarnya, angin semilir berhembus menerpa wajah cantiknya. Ia teringat semua kenangan yang dilaluinya bersama adnan.
Tapi entah kenapa saat nayra bertemu adnan tak ada lagi rasa bergetar dihati, dan lebih lagi dia sudah bisa memahami perasaan kepada orang yang kembar sekalipun.
Berbeda dengan adnan, nayra dekat dengan alan justru merasakan getaran yang sangat hebat. Untuk bicara saja lidahnya bergetar.
Egois. Satu kata untuk nayra yang kali ini dirinya sangat mementingkan perasaanya sendiri.
"Aduh, gimana ya gue tuh bisa gila kalau dua-duanya selalu aja nongol disekitar gue" ucap nayra frustasi
"Padahal gue tuh udah jauh-jauh sekolah di jepang," imbuhnya
"Ah gue gak peduli, biarin aja. Fokus kuliah dulu"
Nayra beranjak dari posisinya. Ia menuju perpustakaan dan mengambil beberapa novel kesukaannya.
Rak yang ia jangkau memang tinggi, terpaksa ia mengambil sebuah kursi untuk mengambilnya. Tapi tetap saja tak sampai walau menggunakan kursi.
Ia menyerah dan mengambil buku lainnya.
"Apa perlu gue ambilin??" suara itu. Suara yang sering ia dengar dan saat ini ia rindukan
'astaga gue lagi halusinasi' batin nayra menggeleng gelengkan kepalanya
"Kalau gak sampai bilang aja, gue siap ambilin buat lo" ucap pemilik suara itu lagi
'bener-bener nih otak gue' nayra hanya terdiam dan mengambil nafas dalam-dalam
"Hei!"
"Astaga" ucap nayra terkejut dan matanya bertatap dengan mata orang itu. Tatapan teduhnya itu sangat mampu melemahkan pertahanan nayra
"Ah, maaf" jawab nayra canggung
"Mau diambilin atau nggak?" tanyanya lagi
"Bo-boleh" nayra hanya tersenyum kikuk
'sepertinya pertahanan gue runtuh lagi' batin nayra
Pria itu mengambil kursi dan mengambil buku novel kesukaan nayra. Kemudian memberikan buku itu kepadanya dengan senyuman manisnya.
"Nih bukunya," ucap pria itu seraya memberikan bukunya
"Ma...makasih" jawab nayra malu
Nayra harus segera meninggalkan tempat itu sebelum pendiriannya tergoyah lagi untuk kembali
"Eh nay tunggu,"
Nayra diam. Setelah beberapa detik ia membalikkan badannya.
"Ada apa lagi hah?" tanyanya pelan
"Gue mau bicara sebentar" ucapnya
"Sorry gue ada kelas sekarang" nayra pergi begitu saja
"Gue tahu lo bohong dan ngehindar dari gue" ucap pria itu lirih
****
Nayra berjalan menuju kelas untuk mengambil beberapa tugas di lokernya untuk dikerjakan di rumah pamannya yang ia tinggali selama ini.
"Huft banyak juga ya" keluh nayra
"Hai," sapa salah satu temannya di kelas
"Oh hai," jawab nayra ramah
"Mau makan siang bareng?" ajaknya
"Boleh, bentar ya" nayra membereskan beberapa kertas dan ia masukkan didalam mapnya
"Ayo" ucap nayra setelah selesai berkutat dengan tugas-tugasnya
Nayra dan selma berjalan menuju kantin diujung kampus. Saat berjalan tak sengaja bertabrakan dengan seseorang dari belokan.
"Ah maaf maaf" ucap pria itu
'astaga kenapa adnan lagi sih' batin nayra heran
Adnan melihat ke arah nayra terus menerus dan tanpa sadar selma melihat itu merasa ada yang aneh namun segera ia tepiskan rasa penasarannya.
"Hello?" sapa selma karena suasana menjadi hening
"Ah ya maaf" ucap adnan seraya mengalihkan pandangannya ke arah selma
"Oke," jawab adnan santai lalu pergi dan sempat melihat nayra
'gue tahu lo masih ada rasa ke gue nay, walaupun gak nampak gue bisa rasain itu' batin adnan termenung
'tapi gue masih sayang sama lo nan' batin nayra sedih
****
Nayra berjalan santai menuju luar gedung fakultas. Pandangannya kosong hanya menatap jalanan yang ramai lancar.
Saat itu cuaca sedang mendung tanda hujan akan turun. Sedangkan nayra tidak membawa payungnya.
"Eh nayra, gue ajak bareng aja" ucap adnan dari kejauhan
"Nayra ayo masuk" ajak adnan dari dalam mobil
"Masuk kemana?" tanya nayra pura-pura bodoh
Oke. Adnan terpaksa turun keluar mobil dan menarik tangan nayra masuk kedalam mobil.
"Gue tahu lo mau, tapi lo malu" ucap adnan setelah nayra sudah masuk kedalam mobilnya
Nayra hanya diam dan memang dirinya ingin kembali kepada adnan tapi disisi lain ia teringat kebaikan alan waktu itu.
Adnan sering melirik ke arah nayra. Nayra tahu. Tapi menghiraukannya.
"Fokus kalau nyetir," ucap nayra dingin
Adnan tersenyum kecil mendengar ucapan nayra. Itu artinya nayra masih mau berinteraksi dengannya.
Mereka menyusuri jalanan yang sedikit becek akibat rintikan hujan.
"Loh? Kenapa ke restoran?" tanya nayra bingung
"Makan lah" jawab adnan santai
"Oke, gue duluan. Makasih tumpangannya" ucap nayra dan bersiap untuk keluar dari mobil
Adnan segera menarik nayra kembali ke posisi semula.
"Dengerin dulu, sampai kapan kita kayak gini huh?" tanya adnan serius dan menatap nayra intens
'Aduh tatapan lo, plis deh bikin gue deg-degan' nayra sedikit gemetar
"Kayak gini gimana?"
'bodoh sekali ngapain gue ngucapin kata-kata begitu'. Nayra semakin gelagapan"Ya lo ngehindar dari gue, mau sampai kapan huh? Lo ada masalah sama gue? Ayo bicara" ucap adnan tegas
"Gue gak ngehindar dari lo" jawab nayra sesantai mungkin
"Orang bodoh macam apa yang jawab salah padahal udah tahu jawaban benernya?"
"Gue rasa gak ada yang perlu dibahas" ucap nayra lalu keluar dari mobil
"Tunggu, diluar hujan. Lo mau sakit?" ucap adnan mengejar nayra
Nayra mendengarnya namun sama sekali tak menggubris ucapan adnan.
'gue yakin lo pasti kembali nay' adnan membiarkan nayra pergi

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Japan
Fiksyen RemajaLihatlah kisah cinta segiempat antara nayra dengan adnan, alan, dan bagas. #TEENFICTION #SCHOOLLIFE #173teenagers #566relationship #952schoollife cover mix pict by pinterest