~01~

740K 23.7K 1.3K
                                    

°°Ada sebagian orang yang tidak tau diri, berani memaki tanpa tau apa yang terjadi.°°

******

Mefla dan keempat sahabatnya berjalan menuju kelas mereka sambil bercanda, untuk kali mereka sedang tidak ingin terlambat seperti biasanya.

Banyak murid yang menatap mereka sinis, kehadiran mereka seolah mengganggu ketentraman sekolah. Atau mungkin memang menganggu?

"Eh mereka udah selesai diskors?" Bisik siswi pada temannya.

"Nggak tau gue, ngapain mereka sekolah, nggak ada gunanya juga." Jawab temanya sambil berbisik pula.

Benar, tiga hari mereka diskors karena membuat masalah. Dan hari ini adalah hari pertama mereka berangkat sekolah setelah tiga hari lamanya mereka diskros. Sebenarnya hari ini mereka sedang tidak ingin membuat masalah, tapi sepertinya mulut mulut jahanam itu membuat mereka mengurunkan niatnya.

Tangan Mefla menggepal. Pertanda jika gadis itu mulai marah.

"Heh! Lo berdua ngomongin kita?!" Bentak Mefla sambil memandang kedua siswi itu garang.

"Wah ngomongnya di belakang lo ya! Sini-sini ngomong sama gue langsung!" Ejek Resta. Sedangkan Putri,Nela dan Revi hanya terkekeh.

Kedua siswi itu hanya diam dan menunduk takut. "Kenapa diem?! Tadi aja berani lo ngomongin kita!" Sindir Nela.

Banyak murid yang mengerumpuni mereka seolah kejadian ini adalah drama yang harus mereka tonton. Bagi penghuni SMA Pelita Jaya kejadian seperti ini sudah biasa mereka lihat, bahkan banyak guru yang sudah angkat tangan jika menghadapi mereka berlima.

"Ngomong dong lo! Beraninya di belakang! Kayak tai ayam aja lo!" Maki Putri.

"Diem kan lo! Bisu ? Atau nggak punya mulut ? " cibir Revi pedas.

Salah satu siswi itu mendongakan kepalanya menatap kelima badgirl itu menantang.

"Kenapa emangnya? Emang kalian nggak berguna kan disini? Bisanya cuma buat masalah! Ngapain sekolah?" Ucapan siswi itu membuat semua murid di sana menganga. Merasa tidak percaya dengan keberanian siswi tersebut.

"Wah berani ya lo!" Geram Mefla.

"Mulut lo minta dicabein emang!"

"Nggak usah lama-lama, kita jotos aja langsung?!" Seru Resta.

"Siapa yang mau kalian jotos?"

Suara dingin dan seram itu membuat keadaan hening seketika.

"Ngapain kalian semua masih di sini? Bubar!" Perintah Billy dingin. Semua muridpun bubar menuju kelas mereka masing-masing.

Mereka sangat menghindari jika sudah berurusan dengan Billy lebih tepatnya Billy Arnando. Ketua Osis SMA Pelita Jaya yang dingin, cuek, jutek, datar dan masih banyak lagi.

Billy pintar. Tentu aja, bahkan bisa dibilang laki-laki itu kelewat jenius, banyak perempuan yang ingin menjadi pacarnya. Namun, Billy sama sekali tidak tertarik.

Mefla mendegus,"Halah, lo lagi, lo lagi! Ganggu aja! Yaudah ah yuk kita pergi!" Ajak Mefla yang mendapat anggukan dari keempat sahabatnya.

"Siapa yang suruh kalian pergi?" Tanya Billy. Mefla menghantikan langkahnya lalu memandang Billy kesal.

Jangan tanyakan tentang hubungan mereka, mereka seperti tom and jerry, tidak pernah akur sama sekali selalu saja ada masalah yang membuat mereka lebih sering adu mulut seperti sekarang ini. Lagi pula sejak kapan Sang Ketua Osis akur dengan Sang Badgirl?

"Katanya tadi disuruh bubar! Lo gimana sih?!" Geram Mefla.

Billy memandang mereka jengah,"Bisa nggak sih kalian berhenti nyari masalah?!"

"Mereka duluan yang mulai!" Bela Nela.

"Tau lo! Yang mulai tuh mereka! Jangan sok tau jadi orang." Sinis Resta.

Billy memutar bola matanya malas, "Selama ini yang sering nyari masalah kalian." Ucap Billy datar.

"Lo tuh nggak tau apa-apa!" Kesal Mefla.

"Apa yang gue nggak tau?" Tanya Billy dingin.

"Kemarin kalian baru aja diskors, sekarang udah buat masalah lagi!" Lanjut Billy.

Mefla memandang Billy tajam, "Bukan kita yang mulai!"

"Kalo bukan kalian siapa? Bukannya di SMA ini cuma kalian ya yang suka bikin rusuh." Ejek Billy.

"Tai lo." Umpat Revi pelan.

"Sakit hati gue nih." Ujar Nela sambil berusaha mengeluarkan air matanya.

"Terharu gue sama penghargaan yang lo kasih, Bil." Kekeh Putri.

Mefla memandang keempat sahabatnya sambil mengaruk tengkuknya, "Penghargaan apaan sih?! Kita dihina dodol!"

"Eh gitu ya?" Tanya Putri polos.

Billy menghela nafas kasar, "Kalian gue hukum."

"Dih! Apaan lo main hukum-hukum aja!" Sahut Mefla tak terima.

"Duh, Billy lo baek deh, ganteng lagi uhh.. nggak usah pake hukuman segala lah." Rayu Putri.

"Iya lah, kagak usah pake dihukum segala." Keluh Resta.

Billy menatap mereka datar. Tanpa eskpresi sama sekali. Lagi pula percuma melawan mereka, hanya akan membuang waktu dan tenaga Billy saja.

"Pulang sekolah, kalian harus bersihin perpustakaan sekolah."

"Kalo sampai kalian nggak lakuin itu, berhadapan langsung sama kesiswaan."

Setelah itu Billy pergi meninggalkan kelima badgirl itu.

"Dasar sok cool! Mentang-mentang Ketos jadi seenaknya." Umpat Putri.

"Tebas aja yuk kepalanya, kesel gue sama dia." Ujar Mefla dengan bibir mengerucut.

"Jangan gitu, takutnya benci berubah jadi cinta!" Celetuk Revi tiba-tiba.

Dan seketika suasanapun menjadi hening.

■■■■■■■

My Cold Ketos✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang