~31~

199K 12.3K 1.1K
                                    

Bacanya sambil play video di atas ya!

Happy Reading!!!

***

°°Hanya tinggal menunggu, jika sudah tepat. Semua akan indah pada waktunya.°°

_________
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Billy membawa Mefla ke taman belakang. Hanya mereka berdua. Untung saja Sean tau diri dengan tidak mengintili mereka.

Billy mendudukan Mefla di bangku yang berada ditaman itu. Lalu laki-laki itu duduk di samping Mefla dan menatap Mefla yang masih saja mengeluarkan air matanya.

"Belum puas?" Tanya Billy tanpa mengalihkan pandangannya dari objek yang sedari tadi menarik perhatiannya.

"Pu..hiks puas a-apa?" Tanya Mefla sedikit tidak jelas karena gadis masih saja menangis.

Billy mendengus geli, laki laki itu menangkup pipi Mefla. Dengan otomatis Mefla menghentikan tangisannya. Gadis itu menatap wajah Billy yang tepat ada di depan wajahnya.

Mata sembab dan hidung yang memerah. Billy menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu laki-laki itu menghapus jejak-jejak air mata Mefla dengan lembut. Seolah tidak ingin menyakiti gadis itu. (biasanya juga nyakitin kok:v)

Billy terpaku pada manik mata Mefla. Namun dengan segera Billy mengalihkan pandangannya.

"Cengeng." Ejek Billy.

Mefla mengerucutkan bibirnya, "Jahat." Ucap Mefla sambil sesegukan.

"Billy." Panggil Mefla.

"Hm?"

"Ucapan gue yang kemarin bener." Ujar Mefla sambil menatap Billy.

"Apa?" Tanya Billy tanpa menatap Mefla. Pandangan laki-laki itu lurus ke depan.

"Tadi lo genggam tangan gue!" Seru Mefla sambil menggoyang-goyangkan tangannya. Gadis itu tersenyum senang.

Billy tidak menghiraukan ucapan Mefla tadi.

"Billy..." Lirih Mefla sambil menunduk.

"Menurut lo, capek nggak sih memperjuangkan orang yang kita cinta tapi orang itu kayak nggak peduli sama sekali akan hal itu?" Tanya Mefla pelan tanpa menatap Billy.

Billy menoleh, laki-laki itu menatap Mefla yang tengah menunduk. "Capek." Jawab Billy akhirnya.

Billy menatap tangan Mefla lalu tiba-tiba saja laki-laki itu menggenggamnya. "Ini yang lo mau?" Tanya Billy sambil menunjukan genggaman tangan mereka berdua.

Mefla terpaku, gadis itu tidak tau harus merespon seperti apa.

Billy tersenyum tipis, laki-laki itu menuntun tangan Mefla menuju dadanya.

"Kenapa detaknya cepet banget?" Celetuk Mefla saat merasakan detak jantung Billy.

"Mungkin sebentar lagi jantung itu akan lelah berdetak." Ucap Billy sambil tersenyum miris.

My Cold Ketos✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang