~44~

187K 11.7K 785
                                    

°°Stay. Because I need you more than you think.°°

***

Apapun yang Aron lakukan memang selalu salah. Bagaimanapun Aron berusaha menjadi orang yang paling tidak sedikit waras memang tidak ada gunanya. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Aron saat ini.

Aron mendengus kesal lalu laki-laki itu menyeret Sean pergi. Laki-laki itu membuang sebuah bincisan yang sejak tadi di pegang olehnya. Dia menaiki Blackynya.

"Mau kemana lo?" Tanya Sean sambil bersedekap dada.

Aron tidak mengubrisnya. Laki-laki itu malah memakai helmnya bersiap untuk menjalankan motor kesayangannya.

Dengan cekatan Sean mengambil kunci motor Aron dengan paksa. Dan hal itu sedikit memancing emosi Aron.

Aron mendegus kesal lalu laki-laki mencopot helmnya dengan kasar.

"Lo mau cari ribut? Balikin kunci motor gue!" Ketus Aron menatap Sean datar.

Bukan pertama kalinya Aron bersikap seperti ini. Dan ini bukanlah sesuatu yang aneh bagi Sean.

"Mau balap liar? Gue nggak akan biarin lo jadi kayak dulu lagi." Ketus Sean.

"Urusannya apa sama lo? Toh, gue kayak gitu juga nggak ada hubungannya sama lo kan?" Sinis Aron.

Sean menatap Aron tajam, "Se amit-amit apapun lo! Lo tetep sohib gue! Gue nggak akan biarin lo terjerumus sama pergaulan liar lagi!"

Aron tertawa kecut, "Bokap gue aja nggak peduli sama gue. Ngapain lo peduli?"

"Lo sahabat gue, Ron! Mau bokap lo nggak peduli sama lo, masih ada banyak orang yang peduli sama lo!"

Aron mengacak rambutnya frustasi, "Lo tau Se? Gimana rasanya diacuhin sama bokap lu sendiri? Gue hancur, Se!" Teriak Aron. Mata laki-laki itu mulai berkaca-kaca.

"Nyokap gue udah meninggal sejak dia ngelahirin gue. Dan bokap gue? Lo tau sendirikan kelakuan dia kayak gimana? Gue harus apa, Se? Apa lo tau gimana rasanya jadi gue?" Tanya Aron bertubi-tubi.

Sean tau. Sejak awal semuanya hanyalah topeng Aron. Sikap aneh laki-laki itu, kegilaan dan semuanya hanyalah topeng Aron agar laki-laki itu terlihat baik-baik saja.

Sean menghela nafas pelan, "Gue emang nggak tau gimana pastinya perasaan lo. Gue emang nggak tau rasanya nggak punya nyokap. Tapi lo jangan menyerah sama hidup lo sendiri, Ron. Banyak orang yang sayang sama lo. Lo bukan lagi Aron brandalan yang dulu gue kanal. Lo Aron yang baru. Jangan buat hidup lo semakin buruk dengan itu semua. Lo harua buktiin sama bokap lo kalo lo bisa. Lo bisa sukses tanpa dukungan dari dia. Itu harus." Kata Sean panjang lebar. Ini jarang, Sean bukanlah orang yang banyak bicara seperti ini.

"Gue nggak butuh itu semua. Gue cuma butuh bokap gue." Lirih Aron.

"Pelan-pelan, Ron. Ambil perhatian bokap lo dengan itu semua. Lagipula sekarang lo kan nggak se-goblok dulu."

Aron memukul bahu Sean, "Gue nggak goblok. Kayak nggak pernah liat nilai gue aja." Kesal Aron.

"Terakhir gue liat nilai lo 75." Ketus Sean.

My Cold Ketos✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang