°°Sesulit apapun hidup, akan ada orang yang menguatkanmu.°°
***
Mefla tersenyum, pemandangan di depannya seakan mengangkat seluruh bebannya.
Mefla merapikan sedikit pakaianya lalu ikut mendudukan badannya di sebelah Mamanya.
"Kamu lama banget sih, sayang. Kasian kan Nak Billy nungguin kamu." Ucap Nesa, Mama Mefla mengomel.
"Kak Mepa sama Kak Biyi mau main ya?" Tanya Arsi sambil mendongak menatap Billy. Karena posisi gadis kecil saat ini sedang berada di pangkuan Billy.
Billy menundukan kepalanya, "Kamu mau ikut?" Tanya Billy pelan.
"Boyeh?" Tanya Arsi antusias. Gadis itu menatap Billy dengan mata cerahnya.
"Aci di rumah aja ya sama Mama," ujar Nesa.
Arsi mengalihkan pandangnya, "Aci mau ikut Maaa.." rengek Arsi.
"Emang Aci nggak kasian sama Mama? Mama sendirian loh nanti kalo Aci ikut." Ujar Nesa dengan wajah yang dibuat sedih.
Mefla menggelengkan kepalanya mlihat tingkah Mamanya.
"Arsi mau ikut?" tanya Mefla pada Arsi.
Arsi turun dari pangkuan Billy lalu gadis kecil itu memeluk Mamanya, "Aci nggak jadi ikut, Aci mau temenin Mama aja."
"Serius? Nanti Kakak pergi kamu nangis lagi." Gurau Mefla sambil terkekeh pelan.
Billy hanya memperhatikan interaksi antara ketiganya.
"Enggaaa Kakak."
Mefla berdiri dari duduknya, "Yaudah, Mefla pergi sekarang aja ya, Ma." Pamit Mefla.
Billypun ikut berdiri lalu menyalimi tangan Nesa, "Tante, Saya jalan dulu ya,"
Nesa tersenyum tipis, "Kalian hati-hati ya. Billy jagain Mefla ya,"
Billy mengangguk lalu laki-laki itu berjongkok, mengsejajarkan badanya dengan Arsi. Laki-laki itu mengecup pipi Arsi lembut, "Kakak pergi dulu ya,"
Arsi tersenyum senang sedangkan Mefla menatap Arsi iri, "Billy! Gue juga mauuu.." Rengek Mefla.
"Mau apa?" Tanya Billy dingin.
Mefla mengerucutkan bibirnya, "Ituu.." rengek Mefla sambil menangkup kedua pipinya.
Nesa tertawa pelan melihat tingkah anaknya.
Arsi menatap Billy dengan polos, "Kak Biyi, yang kanan belum,"
Billy terkekeh geli lalu laki-laki itu kembali mengecup pipi Arsi yang sebelah kanan dengan gemas. Dan tingkahnya itu membuat Mefla semakin kesal. Mefla menatap Arsi dengan iri.
"Masa cuma adiknya doang. Kakaknya enggak nih?" Gurau Nesa sambil menatap Billy.
Billy menggaruk pangkal hidungnya, pertanda jika laki-laki itu tengah gugup.
"Tuh, Kakaknya juga mau kali." Ujar Mefla dengan semangat.
"Nanti. Kalo udah mukhrim." Ujar Billy dengan kalem.
Arsi tertawa keras, tawanya itu seperti mengejek Mefla, "Kakak! Kak Biyi itu cuma mau cium Aci, Wle!"
Mefla menanyunkan bibirnya, "Awas ya kamu."
Arsi hanya memeletkan lidahnya, mengejek Mefla.
'Untung adik gue.'
Mefla menarik tangan Billy agar menjauh dari adiknya yang sudah mulai tengil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Ketos✔
Ficção AdolescenteTentang Ketua Osis yang dingin dan seorang Badgirl yang membenci bahasa Inggris. *** "Gue cinta sama lo." Ujar gadis itu tanpa beban "Gue tau." Kata laki-laki itu datar. "Tapi lo nggak boleh cinta sama gue." Lanjut laki-laki itu. "Kenapa? Bukannya c...