Chapter 20

425K 32K 253
                                    

Pelajaran olahraga telah selesai. Murid-murid sudah mengganti baju olahraganya dengan baju seragam sekolah.

Jam kedua adalah waktunya pelajaran Biologi yang diajar oleh Bu Hana.

"Jadi sistem respirasi manusia itu-," terang Bu Hana di depan kelas yang belum selesai menjelaskan materi tapi sudah terjadi keributan di kelas.

"Eh, itu lihat..! Ada Amel sama Papanya! Mereka habis dari kantor guru. Sepertinya mau menuju kemari!" teriak salah seorang muridnya sambil berdiri melihat jendela kaca kelas yang sama sekali tidak peduli dengan keberadaan guru Biologinya.

Setelah itu semua murid di kelas heboh ingin melihat Amel dan Papanya yang sedang menuju ke kelas mereka. Mereka semua penasaran apa alasan Amel dan Papanya akan masuk kelas.

"Amel? Kenapa dia tidak masuk kelas tadi pagi dan malah kesini sama Papanya?"

"Apa dia ingin pindah sekolah?"

"Apa dia sakit parah? Terus pamitan?"

"Hus, ngawur lo...!"

Tentu saja Fara langsung tersenyum mendengar berita heboh ini. Dia tetap duduk manis di kursinya sambil tersenyum yakin bahwa rencananya kali ini sudah mulai terlihat keberhasilannya.

Reyhan melihat ke arah Fara dan langsung menyadari dari ekspresi Fara yang tersenyum. Berarti ini pasti adalah salah satu bagian rencana Fara yang dia bicarakan tadi di UKS.

Tapi, Papanya Amel? Apa beliau sudah tau perbuatan anaknya pada Fara? Lalu apa yang akan dilakukan Papanya Amel hari ini?

"Diam anak-anak! Duduk semua...! Jangan ribut...!" teriak Bu Hana di depan kelas mencoba mengkondisikan kelas.

Murid-murid pun mulai duduk di kursi masing-masing dan mulai tenang.

"Permisi, Bu, Apa boleh kita masuk?" ucap Om Irul yang sudah ada di depan pintu kelas bersama Amel.

"Tentu saja, silahkan! Ada yang bisa saya bantu?" jawab Bu Hana yang sebenarnya juga ikut penasaran apa yang akan dilakukan Papanya Amel dan anaknya tersebut.

Semua siswa-siswi di kelas menunggu, penasaran apa yang akan dikatakan oleh Om Irul selaku Papanya Amel dan sebagai salah satu donatur besar di sekolah ini.

Om Irul dan Amel masuk kelas. "Bu, mohon maaf sebelumnya menganggu," kata Om Irul.

"Oh... tidak apa apa. Tapi ini sebenarnya ada perlu apa ya?"

"Ini Bu, Saya mau mengantarkan Amel ke kelasnya. Dia mau mengakui sesuatu Bu."

Semuanya mulai penasaran tak terkecuali Bu Hana. "Mengakui? Di depan Kelas?" tanya Bu Hana heran.

Semuanya terdiam, mendengarkan dengan seksama seakan tidak mau ketinggalan dialog mereka sedetikpun.

Berbeda dengan temannya yang lain, yang penasaran dan antusias bagaimana kelanjutan dialog tersebut. Kella, Sherly dan Neza malah mulai gemetar dan mulai berkeringat dingin.

"Iya Bu," jawab Om Irul.

"Ayo Amel, mulailah bicara! Papa ingin kamu mengakui kesalahanmu didepan umum," ucap Om Irul dengan sedikit nada tinggi pada Amel.

Mata Bu Hana terbelalak, apalagi teman-temannya yang sedang duduk melihat Amel yang hampir menangis karena ucapan Papanya barusan. Mereka juga melihat jelas ekspresi ketakutan Amel yang ada di depan mereka.

Reyhan melihat Fara sejenak dan menemukan ekspresi Fara yang sangat santai seakan tahu semua ini akan terjadi. Seakan Fara adalah penulis skenario semua ini.

"Ayo Amel, kamu ingin bicara apa? Apa yang ingin kamu akui? Bicaralah! Jangan takut...," Bu Hana mencoba untuk meyakinkan Amel supaya mulai bicara.

"Ayo Amel...!" teriak Om Irul murka pada Amel dengan volume teriakan yang sangat tinggi.

My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang