Pagi ini Rea berjalan menuju kelasnya sambil berfikir kalimat apa yang pas untuk berterima kasih pada Reyhan karena telah mengembalikan motornya ke rumahnya. Dia belum sempat berterima kasih pada Reyhan karena dia tidak mempunya nomor Hp Reyhan dan kemarin dia tidak masuk sekolah karena jalan-jalan dengan Papanya.
Tak biasanya Rea gugup hanya karena akan mengucapkan kata terima kasih pada seseorang. Namun sepertinya saat masuk kelas sampai pelajaran dimulai, Rea belum mendapatkan kesempatan untuk bicara dengan Reyhan.
"Yah, mungkin nanti saat istirahat."
***
"Oke anak-anak, kalian harus belajar lebih giat karena minggu depan sudah masuk ujian semester. Hmm... Ibu ingin memberikan tugas terakhir untuk kalian minggu ini," ucap Bu Hana didepan kelas sekitar 15 menit sebelum waktu pelajaran biologi dinyatakan selesai.
"Yah... Bu...," teriak sebagian besar siswa protes.
"Bu, minggu ini, biarkanlah kami fokus belajar untuk ujian Bu!" pinta salah satu siswa pada Bu Hana.
"Tidak ada alasan. Ibu sudah menyiapkan 10 kertas berisi nama dan judul makalah yang akan kalian buat berdua nanti. 1 kertas berisi satu nama siswa dan judul makalah. Karena jumlah kalian pas 10 orang siswa dan 10 orang siswi, maka bagi para siswi majulah kedepan dan ambil 1 kertas yang sudah terlipat ini. Jadi 1 makalah dikerjakan oleh 2 orang, 1 siswa dan 1 siswi," Bu Hana menjelaskan tugas yang akan diberikannya.
"Jadi nasib kita tergantung pada cewek dong Bu?" Ilham tak setuju.
"Jangan banyak protes Ilham! Kertas ini sudah ibu lipat dan sudah diacak, jadi para siswi tidak tahu mereka sudah memilih siapa sebelum mereka membuka kertas ini."
Suasana kelas mulai ramai.
"Semoga saja kertas yang gue ambil nanti berisi nama Reyhan," bisik salah satu siswi.
"Siapa pun itu yang dapat Reyhan pasti bahagia banget. Tugas ini bisa dijadiian alasan untuk bisa ke rumah Reyhan mengerjakan tugas makalah ini bersama!"
"Hah... romantis banget...!"
"Belum lagi Reyhan itu cowok jenius. Pasti kita bisa dapat nilai sempurna dalam tugas ini."
"Paket lengkap deh!"
"Ayo, para siswi maju dan ambillah satu kertas!" ucap Bu Hana sambil meletakkan 10 kertas itu di mejanya gurunya.
Para siswi pun semua maju ke depan untuk mengambilnya sebelum Bu Hana meninggalkan kelas setelah bel istirahat berbunyi.
"Buset..! La, coba lihat tulisan ini!" teriak Intan sambil menunjukkan isi kertasnya pada Ela.
"Hahaha... lengkap sudah penderitaan lo Tan," Ela menanggapi.
"Masak gue dapat Ilham? Gak masuk akal banget ka La? Lo tau kan, otak gue udah pas-pas an ditambah Ilham? Ilham itu otaknya standar ke bawah banget La...!" Intan merengeki nasibnya sekelompok dengan Ilham.
"Ya itu berarti lo punya tugas dobel, yaitu mengajari Ilham juga!" respon Ela sambil tertawa.
"Ih... lo kok tambah ngetawain gue sih La?! Ngomong-ngomong lo dapat siapa?"
"Lumayan lah... gue dapat Azzam," jawab Ela sambil tersenyum bahagia.
"Enak banget lo La! Azzam peringkat kelima di kelas ini, dia bisa bantu lo banget! Eh, tapi siapa ya yang dapat doorprize dapat Reyhan?"
Sebelum memberitahukan ke partner mereka masing-masing, para siswi saling memperlihatkan isi dari kertas mereka ke teman mereka yang lain. Mereka juga mencari siapa cewek yang beruntung mendapatkan kertas berisi nama Reyhan. Sepertinya mereka sudah mengibaratkan Reyhan seperti sebuah hadiah besar.
Disana, bangku pojok belakang ada siswi yang sama sekali tidak menghiraukan keramaian yang dibuat oleh teman-teman sesama perempuannya tersebut. Dia membuka kertas miliknya dan langsung melebarkan matanya sambil menelan ludah melihat nama yang tertera dalam kertas itu.
"Reyhan. Judul : Sistem Endokrin."
"Hey, Far!" teriak Intan sambil sedikit meloncat mendekat ke bangku Rea.
Rea tersentak kaget dengan teriakan Intan. Dia mendongkkan kepalanya melihat Intan dan Ela sudah ada di sampingnya.
"Lo dapat partner siapa Far?" tanya Ela penasaran.
Belum sempat Rea menjawab, Intan langsung mengambil kertas di tangan Rea tanpa menunggu persetujuan Rea.
Ela dan Intan pun langsung melihat isi kertas itu dan tentu saja mata mereka langsung terbelalak.
"Reyhan!" teriak Intan dan Ela bersamaan yang membuat semua penghuni kelas termasuk Reyhan melihat ke arah mereka yang berdiri tepat disamping bangku Rea.
"Far, plis! Tukeran dong! Gue dapat Ilham nih... lo tau kan Ilham kayak gimana, kalau gue sama Ilham pasti nilai gue gak bakal naik di pelajaran Boilogi," pinta Intan memelas pada Rea.
Rea bingung mau menanggapi apa. Dia malah menahan senyumnya ketika melihat Intan mengutuk nasibnya sendiri karena mendapatkan partner Ilham.
"Gila lo Far! Lo dapat Reyhan? sumpe ini gak adil," tambah Ela.
"Far, kalau lo sama Ilham, terus gue sama Reyhan. Sudah bisa dipastikan kalau kita berdua bakal dapat nilai bagus! Ya Far, ya... plis...!" Intan memohon pada Rea dengan tetap memegang kertas Rea sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Rea sampai Rea harus mundur karena itu.
Rea pun tersenyum dan mengangguk kecil pada Intan.
"Yeah... yes! Makasih Fara cantik," ucap Intan bersyukur sambil melompat-lompat kegirangan dengan tetap memegang kertas itu.
Tiba-tiba Intan merasa ada seseorang yang mengambil kertas itu dari tangannya ditengah-tengah kebahagiaanya. Intan pun langsung berhenti meloncat kegirangan dan melihat siapa yang telah merenggut kebahagiaannya tersebut.
"R... Reyhan," ucap Intan lirih sebelum mulutnya menganga lebar.
Kini pandangan penghuni kelas tidak lagi ke depan melainkan semuanya menghadap ke belakang tepat di sekitar bangku Rea.
"Kertas ini milik Fara, jadi gue milik Fara," ucap Reyhan pada Intan yang membuat semua teman sekelasnya termasuk Rea terbelalak tidak percaya akan pemilihan kata Reyhan.
"Gue milik Fara," gumam semua penghuni kelas dalam hati.
"T... tapi Rey, Fara sudah ngasih kertas ini ke gue," Intan mencoba mempertahankan.
"Ya sudah ambil saja kertasnya tapi gue akan tetap ngerjain tugas itu sama Fara," jawab Reyhan sambil memandang wajah Rea yang dari tadi memperhatikannya.
"R... Rey-," ucap Intan lirih sangat kecewa sebelum pundaknya ditepuk oleh Ela.
"Udah, gak pa pa. Udah takdir lo sama Ilham Tan...," Ela mencoba menghibur Intan tapi sepertinya itu bukan hiburan yang bagus.
Rea dan Reyhan saling berpandangan entah apa maksud mereka. Sedangkan Intan dan Ela mulai melangkah ke kursinya masing-masing.
"Eh, Tan," ucap Rea sambil berdiri memanggil Intan.
Intan dan Ela pun menoleh ke belakang.
"Tenang saja, nanti kalian pasti akan aku bantu."
Ucapan Rea yang baru saja itu tentu saja membuat Intan sangat lega dan tersenyum lebar sampai-sampai dia berlari ke arah Rea, memeluk serta mencium pipi Rea.
"Makasih ya Far... lo baik banget!"
Rea tersenyum pada Intan yang masih memeluknya.
Sementara itu Reyhan agak terbelalak dengan kelakuan Intan yang tiba-tiba memeluk erat dan mencium pipi 'Fara'. Ada sesuatu yang bergejolak dalam hatinya sekarang. Dia sadar akan sesuatu itu. Iya. Dia ingin memeluk erat dan mencium pipi 'Fara' seperti halnya yang Intan lakukan sekarang.
***Lanjut????
Siap nonton seriesnya nggak nih???
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)
Teen FictionDIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea menyamar sebagai Fara, saudara kembarnya yang lama terpisah, agar bisa mencari tahu alasan bunuh diri d...