Chapter 6

475K 34.4K 805
                                    

Setelah selesai belajar di kamarnya, Fara merebahkan tubuhnya ke kasur. Tak lama ponselnya bergetar. Ia melihat nama Rosa di ponselnya. Fara tersenyum sebelum mengangkat telepon tersebut.

"Halo!"

"Halo, Rea sayang. Gimana kabar, lo?"

Fara melihat ke langit-langit kamarnya lalu menjawab, "Ya... lumayan lah."

"Lumayan? Lumayan karena lo udah jadi fake nerd? Hahaha!"

Fara hanya tersenyum tanpa menimpali ucapan Rosa.

"Re... Re! Gue udah denger semua cerita lo dari Gita!, gue nggak nyangka lo senekat itu! Gue jadi nggak sabar pengen lihat penampilan lo!"

"Apaan, sih, lo!"

"Hahaha! Tapi otak tokcer lo nggak lo sembunyiin juga, kan, Re?"

"Ya jelas enggaklah! Gue sekolah Ros dan gue masih punya cita-cita yang harus gue capai, ngapain harus gue sembunyiin! Tapi-"

"Tapi apa?"

"Tadi pagi pas kuis matematika, gue udah kalah sama satu cowok," ucap Fara jujur.

"What! Jadi ada yang bisa ngalahin lo dalam matematika?"

"He em. Gue harus akui itu."

"Gue jadi penasaran sama cowok jenius yang bisa ngalahin lo itu, Re," ucap Rosa heran.

Gita, Sita, Rosa, dan Fara adalah teman satu kelas yang akrab di sekolah Fara sebelumnya. Mereka tidak pernah mengakui bahwa kedekatan mereka serupa geng, tapi entah mengapa teman-teman sekolahnya menjuluki mereka dengan geng 'Four Birds.'

Mereka berempat dulu sangat eksis di sekolah, tapi sejak Fara pindah sekolah, ketenaran mereka sedikit merosot. Hal ini karena Fara adalah cewek yang paling dominan di antara mereka, sekaligus yang paling populer.

Fara atau yang dulu disebut Rea adalah cewek yang paling terkenal di sekolahnya. Ia cantik dan pandai, bahkan dia juga meraih juara teladan. Tak heran kalau banyak kaum Adam yang menyukai Fara.

"Iya Ros, gue akui dia cowok jenius."

"Sepertinya kali ini lo harus rela jadi nomor dua, deh, Re!"

"Gue pikir juga gitu, Ros. Ya, bagi gue yang penting gue udah berusaha."

"Iya, sih. Eh, ngomong-ngomong, dia ganteng nggak, Re?"

"Ada pertanyaan yang lebih bermutu nggak Ros?" tanya Fara mengembalikan pertanyaan Rosa sambil tersenyum.

"Hahahahaha, maksud gue, biasanya cowok populer itu kan ganteng, Re. Hmm... oke, oke, ganteng emang relatif, sih, tapi gue ingin tahu aja," jelas Rosa sangat penasaran.

Rosa tahu benar standar kegantengan bagi Fara. Kalau tidak super ganteng, temannya itu tidak akan bilang kalau ganteng. Standar Fara sangat tinggi.

Sebelum menjawab pertanyaan temannya itu, Fara menimbang sejenak dan mengingat kejadian memalukan ketika hari pertama ia masuk dan terjatuh di pangkuan Reyhan. Pada momen itu, ia bisa melihat dengan jelas paras wajah Reyhan dari jarak yang sangat dekat.

"Iya, sih. Dia cowok perfect, itu yang mereka bilang," akhirnya Fara menjawab.

"Mereka atau lo juga?" goda Rosa.

"Oke, oke, gue akui dia emang perfect di beberapa hal, tapi bukan berarti gue tertarik sama dia, ya!" kali ini Fara terlihat sedikit kikuk.

"Gue nggak bilang lo tertarik sama dia, kan, Re. Emang kenapa lo bisa nggak tertarik sama dia? Gue yakin kalau kalian jadi pasangan pasti serasi!" kali ini Rosa sangat antusias menggoda Fara.

"Aduh... please! Lo jangan ngaco!" Fara mengelak dengan nada sinis.

"Gue nggak ngaco kali, Re, lo aja yang sewot! Hehe, eh, gue tutup dulu ya, kayaknya Mama manggil gue nih!" sahut Rosa terburu-buru.

"Oke. Bye...."

***
Terima kasih,
Salam.
Aidah.



My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang