Rea cepat-cepat masuk dalam kamarnya dan melemparkan tubuhnya ke kasur dan memendam wajahnya dalam-dalam ke bantal.
"Hah....Hah.." Rea ngos-ngos an setelah mengangkat wajahnya supaya dapat mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
"Haduh, muka gue tadi tuh dimana sih? Otak gue juga tadi kayaknya udah ngalih ke dengkul kali ya? Ya ampun, gue malu banget! Gimana gue bisa masuk sekolah besok? Gimana nanti gue bisa hadapi Reyhan? gue bodoh banget sih tadi!!!" Rea tidak hentinya memaki dirinya sendiri.
Di kamarnya, Reyhan juga tidak hentinya memikirkan Rea yang baru saja menciumnya. Tidak bisa dipungkiri Reyhan menyukainya sampai sekarang dia hampir tidak percaya bibir Rea yang mungil itu sudah menempel di bibirnya. Dari tadi Reyhan tidak bisa menahan senyumnya.
Namun seperti biasa, Reyhan selalu berfikir dengan logikanya. Rasa penasaran terhadap Rea semakin membuatnya ingin mencaritahu jawabannya.
Apakah Rea benar-benar menyukainya atau hanya mempermainkannya mengingat Rea dulu adalah seorang play girl?
Mengapa Rea merubah karakternya? Mengapa Rea tinggal di rumah sederhana dan pindah sekolah padahal kehidupannya dulu serba mewah dengan kekayaan keluarganya dan kepopulerannya di sekolah?
"Don't judge others choices without understanding their reasons! Ya. Gue harus tahu alasannya!"
Berbeda dengan Rea yang takut dan malu bertemu dengan Reyhan. Reyhan malah sebaliknya, dia tidak sabar menunggu esok hari untuk bertemu Rea.
***
Rea mengendarai motornya menuju sekolah dengan hati ragu-ragu. Tak lama kemudian motornya mogok dan harus dibawa ke bengkel.
"Wah mbak, ini besok baru bisa diambil mungkin, ini rusak parah terus masih ngantri banyak mbak," ucap salah satu montir.
"Yaudah deh Pak. Saya tinggal disini dulu. Saya naik angkot saja." Ucap Rea sambil membuang nafas panjang menyedihi keadaan motornya.
Dia pun sudah berdiri di trotoar jalan untuk mencari angkot tapi nasibnya hari ini benar-benar tidak mujur. Tidak ada satu angkot pun yang lewat.
"Oke, baguslah, setidaknya gue gak ketemu Reyhan hari ini," ucap Rea sambil berjalan tak jelas.
Teeet...Teeet...
Suara klakson mobil honda jazz yang tiba-tiba memarkir mobilnya di tepi jalan.
Rea menoleh dan melihat kaca mobil itu terbuka perlahan. Tentu saja Rea mebulatkan matanya ketika melihat Reyhan yang mengemudikan mobil tersebut.
"Lo mau bolos sekolah?" tanya Reyhan masih di dalam mobil.
"Bukan urusan lo!" jawab Rea sambil tetap melangkah cepat di trotoar menjauhi mobil itu.
Reyhan cepat-cepat keluar, berlari dan menggandeng tangan Rea untuk masuk ke mobilnya. Entah mengapa Rea hanya pasrah tangannya dibawa kemana oleh Reyhan.
"Jadi siswa yang baik itu gak boleh bolos sekolah," ucap Reyhan sambil menyetir mobilnya menuju sekolah.
Rea tidak berani melihat wajah Reyhan. Sedari tadi pandangannya hanya ke arah jendela saja.
"Gue gak bolos. Tadi motor gue mogok terus gak ada angkot juga," jelas Rea masih dengan pandangan ke jendela.
Reyhan tersenyum. "Bukankah ini lebih dari angkot?"
Rea tidak menjawabnya sedangkan Reyhan masih tidak bisa menahan senyumnya. Dia sangat menikmati kebersamaan dengan Rea yang sekarang terlihat malu itu. Tentunya Reyhan juga bisa menebak rasa malu Rea itu karena kelakuannya tadi malam padanya namun Reyhan tidak ingin membahasnya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES)
Teen FictionDIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea menyamar sebagai Fara, saudara kembarnya yang lama terpisah, agar bisa mencari tahu alasan bunuh diri d...