Aku mengantar Ferina ke kelasnya, sesampainya di depan kelas Ferina aku berhenti dan berdiam .
"Ga ke kelasmu van ?" Kata Ferina sambil menoleh ke arahku
Aku menatapnya dan mendekat ke Ferina
"Mau ke kelas kok, aku cuma mau ngasih tau dikit aja""Ngasih tau apa ?" Tanya Ferina
"Menyendiri ga menyelesaikan masalah, kabur juga seperti itu . Masalah itu dihadapi, dan jangan sedih. Sebenarnya aku ga berhak ikut campur hubungan kalian, tapi aku ga suka ngeliat kau sedih terus . Aku tau kau sayang banget dengan dia, yg penting 1 hal, jangan jadi orang bodoh fer . Itu aja" kataku lalu memberi sedikit senyuman sebelum aku meninggalkannya .
Ferina hanya diam, menatapku yg pergi menuju ke arah tangga untuk naik ke lantai 2 .
Aku hanya berdiri di depan kelasku, menatap ke arah lapangan, melihat murid2 yg berlalu lalang, perasaanku yg sedikit gelisah ntah kenapa.
Ferina . Nama itu yang selalu muncul dikepalaku, ntah kenapa aku selalu mengkhawatirkannya, aku kembali ke bawah dan menuju kelas Ferina . Aku berpura2 lewat depan kelasnya, guru sudah masuk di dalam kelasnya, aku merasa sedikit tenang .
Aku meneruskan jalanku dan terhenti didepan kelas Tina, dan kebetulan Tina ada di situ .
"Oi" kataku
"Oi van" balasnya
"Mana Dicky ?" Tanyaku
"Dikelas, lah kau yang sekelas malah ngga tau"
"Aku belum masuk kelas mba"
"Emang kau kayak pemilik sekolah"
"Kalau aku pemilik sekolah, kalian hati2 sama aku, ntr aku keluarin loh haha"
"Sok"
Aku hanya tertawa, namun tawaku terhenti, mataku tak sengaja menatap ke arah seorang cowok teman sekelas Tina, aku langsung saja memanggilnya
"Oi ren!" Kataku
Tina menoleh ke arahku "kenapa lagi dia van ?"
Aku hanya menggelengkan kepala kecil
"Oi rendy! Denger ga ?!" Aku sedikit menaikkan suaraku
Rendy menoleh, lalu menghampiriku .
"Kenapa van ?" Tanya nya
"Ada yg mau aku kasih tau, di samping kelas aja, aku malas kalau ada yg denger" kataku ke rendy
Tina hanya diam melihatku, yah karena dia orangnya juga cukup bodo amat tentang ginian ga kepo2 .
Aku dan Rendy menuju samping kelas
"Bukan maksud mau ikut campur hubungan kalian ya, aku ga mau tau masalah kalian, aku cuma mau minta sama kau, jangan sering buat Ferina nangis. Dia sayang banget sama kau!" Kataku ke Rendy
"Aku ga tau mau gimana sih van, aku bingung mau lakuin apa"
"Iya karena kau bego, kau nyakitin cewe sebaik dia, bodoh ren"
"Kalau kau mau ambil aja sana"
Bugh! Satu tinjuan mendarat dipipi Rendy, Rendy terdiam menatapku sambil mengelus pipinya .
"Dia bukan barang, kau ngelakuin dia gini! Pukulanku yg tadi belum cukup, kau nyakitin Ferina lagi, dengan senang hati aku bakal buat wajahmu penuh darah" kataku tersenyum sinis dan mendorong pelan bahu Rendy lalu berbalik arah dan menuju kelas .
****
Sesampainya di depan kelas, langkahku terhenti, guru sudah ada di dalam kelas .
"Assalamualaikum" kataku sambil mengetuk pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta
Teen FictionCinta yang membutuhkan perjuangan, ekstra tenaga dan kesabaran yang banyak. Bagiku cinta itu menyenangkan jika bagimu tidak itu adalah hak dan pemikiranmu aku tidak memaksa .