Tak sadar aku tertidur diruangan UKS, bel tanda masuk telah berbunyi, sekitar 2 jam lagi akan pulangan dan aku baru terbangun, bukannya buru2 masuk kedalam kelas, aku malah mengambil air yg ada dilaci meja lalu meminumnya, kemudian berbaring lagi .
Aku mendengar suara kaki berada didepan pintu, aku memiringkan posisiku menghadap dinding uks dan memejamkan . Bisa jadi itu adalah guru BK atau guru lainnya, terdengar langkah kakinya mulai mendekat dan suara kursi yg sedang ditarikpun terdengar .
Sejenak tidak ada suara apa2 lagi kudengar, suasananya hening beberapa saat, hingga akhirnya suara seseorang tiba2 memecahkan keheningan.
"Van, kalau masih sakit, kenapa sekolah sih ?"ucap Ferina pelan "kalau tambah parah gimana ?"
"Terus tadi sempet2nya lagi mau ngelawan Rendy, kau baru keluar dari rumah sakit van, mau masuk disitu lagi ?"
Aku yg berpura2 tidur hanya bisa tersenyum kecil mendengar ocehan Ferina
"Kalau tadi Dicky ga ngasih tau kamu disini, aku ga bakalan tau, untung aja kelas kami lagi Jamkos" lanjutnya pelan
"Aku khawatir sama kalian berdua, kau dan Rendy, Aku khawatir sama Rendy aku takut dia kenapa2, dia ga jago kelahi, aku sayang sama dia, tapi aku juga khawatir sama kau van, kau yang baru keluar dari rumah sakit" ucapnya seperti menahan tangis
Ntah kenapa senyumku memudar setelah mendengar perkataan itu, nyeri terasa di daerah dada.
Apa karena aku baru keluar dari rumah sakit, kau mengkhawatirkanku fer ? Tapi gapapa setidaknya kau mengkhawatirkanku sedikit, itu udah sedikit membuatku bahagia, ingin sekali rasanya kau tau bahwa aku sangat mengkhawatirkanmu, aku sangat menyayangimu . Gumamku dalam hati
Aku mendengar suara isak tangis dari Ferina, aku tak tahu kenapa dia menangis, tapi itulah Ferina, dia org yg suka memendam masalahnya sendirian, disaat dia merasa sedang sendiri baru dia dapat menangis, Ferina sangat pandai, pandai menyembunyikan kesedihannya, tapi tidak kepadaku, aku selalu tahu jika ia sedang bersedih .
Sama seperti saat dirumah sakit, Ferina melipat kedua tangannya di atas kasur lalu merebahkan kepalanya .
Aku menoleh ke arahnya secara perlahan, dan perlahan juga aku mengangkat tangan kiriku, lalu mengusap kepalanya.
Ferina langsung terdiam, menghentikan isakannya
"Nangis aja jangan ditahan, jangan terlalu sering menanggung beban sendiri" ucapku pelan ke Ferina
Tak lama kemudian terdengar kembali isakan tangis dari Ferina, aku memiringkan badanku ke arahnya, ku angkat lagi tangan kananku, kini kedua tanganku mengusap kepalanya, sekali2 tangan kananku mencoba menghapus airmatanya .
Sekitar beberapa menit kemudian, Ferina diam, dan mengangkat kepalanya lalu menatap wajahku.
"Udah sembuh ?" Tanya Ferina
Aku menggelengkan kecil kepalaku, Ferina membalasnya dengan memanyunkan bibirnya .
Aku tersenyum kecil, lalu kucubit pipi Ferina
"Jangan gituu" kataku
"Kenapa ?" Tanya Ferina
"Kaunya jadi comel fer"
Ferina diam, lalu menundukkan kepalanya, tak berapa lama, dia mengangkat kembali kepalanya
"Apaan sii" katanya tanpa menoleh ke arahku
Aku hanya tersenyum, lalu aku bertanya kembali "udah ga sedih ?"
Ferina mengangukkan kecil kepalanya, aku tersenyum lalu mengusap2 lagi kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/128677975-288-k817540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta
Novela JuvenilCinta yang membutuhkan perjuangan, ekstra tenaga dan kesabaran yang banyak. Bagiku cinta itu menyenangkan jika bagimu tidak itu adalah hak dan pemikiranmu aku tidak memaksa .