Saat aku memejamkan mata, aku mendengar Ferina mengatakan sesuatu
Divan, bisa ga kalau ngga begini ? Aku udah pernah bilang jangan kelahi, aku khawatir tau ga ? Kata ferina dengan suara yg sangat pelan
Aku membuka pelan sebelah mataku, aku melihat ferina yg sedang duduk di samping kasur dengan tangan yg dilipat di sebelah badanku dan kepalanya direbahkan di atas lipatan tangannya .
Aku hanya diam setelah mendengar perkataannya, jantungku basih berdegup sangat kencang, kalau aku punya penyakit jantung pasti aku udah mati .
Lama aku menatap ke arah Ferina, dan tidak ada perubahan posisi dari gadis itu .
"Kayaknya nih anak tidur" gumamku kecil sambil tersenyum, kuangkat pelan tangan sebelah kiriku, dan ku usap pelan kepala Ferina, lalu aku kembali memejamkan mataku .
Sekitar 5 menit, kawan2ku datang bersamaan dengan orang tuaku .
Aku kembali membuka mataku, Ferina masih tertidur
"Udah sadar van ?" Tanya Viko
Aku hanya membalas dengan anggukan kecil sambil tersenyum
"Sorry van" lanjut Viko
"Kenapa minta maaf ? Bukan salahmu" balasku
"Kan gara2 nolongin aku kau begini, tante maaf, gara2 saya Divan jadi gini" kata Viko sambil menunduk didepan mamahku .
"Udah jangan salahin dirimu, udah takdir Divan begini" kata mamahku sambil tersenyum ke arah Viko
Aku hanya tersenyum melihat mereka, tiba2 Ferina mengangkat kepalanya dan mengucek2 matanya .
"Eh udah datang semua" kata Ferina sambil berdiri dari kursinya
"Baru aja kok" nyaut Juned
"Kau kesini nda ngajak aku ih" nyaut Tina sambil melihat ke arah Ferina
"Tadi Sari yg ngasih tau aku, namanya juga kaget, ga sempat ngingat kau mba" kata Ferina sambil tertawa kecil ke arah Tina
Lalu mereka duduk berdua di sofa yg ada di kamar rumah sakit, ntah mereka bicarakan apa
"Gimana keadaanmu sekarang ?" Kata Dicky
"Baik2 aja" balasku
"Syukur lah kalau gitu" lanjut Dicky
"Muka kalian hancur semua ha ha kayak habis dipukul orang" kataku sambil tertawa
"Emang habis dipukul" jawab dicky sambil menghembuskan nafasnya kasar "muka kami mmendingan daripada kau diperban gitu kayak mummy haha" lanjut dicky sambil menunjuk kepalaku yg diperban
"Seharusnya kalian takut" balasku
"Kenapa mau takut ?" Nyaut Viko
"Kan aku mummy ha ha"
"Mummy palamu, mommy ajaa" nyaut Fadil
"Tuh mommy" kataku sambil menunjuk ke arah mamahku
"Divan" kata mamahku yg langsung menyaut
"Ndaa mahh" jawabku langsung sambil tersenyum
Kawanku semua tertawa, begitu juga dengan orang tuaku . Aku tidak masalah jika berlama2 dirumah sakit ini, asalkan aku dikelilingi oleh orang2 seperti mereka, bersama mereka aku bisa bahagia, dan mereka juga bisa membuatku lupa kalau aku sedang sakit .
"Van, nih kami bawain makanan" kata Dery sambil menaruh makanan di meja sebelah kasurku .
"Okee makasihh, sering2 ya" kataku sambil tertawa kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta
Fiksi RemajaCinta yang membutuhkan perjuangan, ekstra tenaga dan kesabaran yang banyak. Bagiku cinta itu menyenangkan jika bagimu tidak itu adalah hak dan pemikiranmu aku tidak memaksa .