Ferina hanya diam melihat ekspresiku yang tiba2 berubah . Ferina seperti merasakan apa yg ku rasakan, aku menatap ferina bingung dan aku pun mulai berbicara
"Kenapa fer ?" Tanya ku ke Ferina
Ferina masih diam, aku menepuk kedua tanganku di depan wajahnya
"Oiiii" kataku sambil menepuk tanganku tepat di depan wajahnya
"Ehh" ferina kaget lalu menoleh ke arahku
"Kenapa van ?""Ngelamum terus, kesambet setan baru tau" kataku sambil tersenyum
"Bungul" balas ferina
Aku hanya terkekeh kecil.
Sesampainya kami di gerbang sekolah, kami melihat ke arah uks .
"Njir ngapain tuh anak2 ngumpul depan uks" tanyaku ke Ferina, Tina, dan Dicky
"Ntahlah" nyaut Tina
"Bentar ku datangin" nyaut Dicky
"Yodah barengan" kataku, lalu kami pergi ke depan uks
"Ada yg sakitkah ?" Tanya Dicky ke anak2 PMR
"Nda ada kak" balas nur sambil menggelengkan kepalanya
"Trus ngapain ngumpul disini ?" Tanyaku ke mereka
"Kalau kami piket kak, ga tau yg lain" balas Nur sambil menatap ke arah anak pmr yg ga piket
"Kalau gitu yg piket aja stay disini, yg lain kembali aja, ntr di usir sama guru BK" kataku ramah ke mereka
"Iya kak" balas mereka.
Kamipun langsung kembali ke kelas, sebelum aku naik ke lantai 2, aku berhenti di lorong kelas IPA, aku melihat Ferina yg sedang diam duduk didepan kelasnya, aku menatap heran ke Ferina, aku bingung dia yg biasanya paling ceria namun hari ini dia yg paling diam .
Aku yg habis putus kok dia yg kek org galau gini ? . Pikirku sambil menatap ke arah Ferina .
Aku menggelengkan kepalaku lalu aku naik ke lantai 2 menuju kelasku.
Dikelas aku hanya duduk diam di tempatku, aku ambil jaket ku taruh di atas meja dan ku rebahkan kepalaku di atas jaketku, aku masih kepikiran tentang sikap Ferina yg berubah, aku tau dia pasti sedang ada masalah, namun aku ga tau dia punya masalah apa .
Hanya saja aku ga ingin bertanya, kenapa ? Aku ga mau ikut campur masalahnya meskipun aku penasaran, bisa saja itu masalahnya dengan Rendy.
Sejenak aku tertidur di kelas, karena memang itu kerjaan ku selama jamkos ini, guru2 ntah kenapa jadi jarang masuk kelas, padahal semester udah ga lama lagi.
Sekitar 1 jam aku tertidur, masih ada sejam lagi untuk istirahat ke 2, aku bangun dari tidurku, lalu aku berdiri depan kelasku dengan mata yg masih sedikit mengantuk, menatap diam ke arah lapangan kosong .
Seseorang menepuh bahuku dari belakang . Perlahan aku menoleh dan menaikkan sebelah alisku
"Kenapa ?" Tanyaku ke Viko
"Ngelamun teruss" balas Viko sambil terkekeh kecil
"Apaan, aku baru bangun tidur geblek" kataku sambil memutar bola mata malas
"Biasaa aja tuh mataa" kata Viko sambil tertawa kecil
"Kenapa ? Mau mataku ? Ambill" kataku sambil nunjuk mataku sendiri
"Matamu melemahkanku" balas Viko sambil bernyanyi
"Lah anjir mataku ga ada lasernya jadi ga bisa melemahkan orang ha ha" aku tertawa sambil menjitak kepala Viko
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta
Teen FictionCinta yang membutuhkan perjuangan, ekstra tenaga dan kesabaran yang banyak. Bagiku cinta itu menyenangkan jika bagimu tidak itu adalah hak dan pemikiranmu aku tidak memaksa .