Perasaan selalu saja datang tanpa di undang dan kepada org yang tak terduga.
"Fer" kataku memanggil ferina
Ferina menoleh ke arahku "aaaaa" kataku menyuruh membuka mukutnya.
Ferina hanya mengikutinya, ku suapkan better coklat ke mulutnya lalu tersenyum.
"Pulang sama si mba ?" Tanya ku
"Iya, kenapa ?"
"Ga, mastiin aja, siapa tau jalan kaki"
"Si bungul eh"
"Hahahaha yaudah aku balik kelas"
"Hus2" kata ferina sambil tertawa kecil
Aku tersenyum lalu kembali ke dalam kelas
Dibalik senyumanku terdapat beribu rahasia, macam2 hal sedang ku pikirkan .
Terkadang aku berpikir, wanita adalah tipe manusia yg susah untuk move on, apalagi jika ia sangat menyayangi pasangannya yg dahulu.
Aku juga berpikir, pantaskah aku selalu berada disisinya, dengan keegoisanku yang ingin membuatnya senang.
Dan jujur aku lebih suka menyendiri untuk memikirkan hal2 tersebut, bertanya pada diri sendiri dan tak mendapat jawaban apapun.
Hanya saja jika aku melihatnya tersenyum itu sungguh dapat membuatku tenang.
Dikelas, teman2ku lagi pada asik bermain2 seperti orang gila, ada yang memainkan flip bottle dan berteriak jika botol itu berdiri, ada yg bernyanyi2 ga jelas, aku hanya merebahkan kepalaku diatas meja, memikirkan 1 orang.
"Oii van" kata dery sambil menepuk belakangku
"Hmm ?" Aku hanya berdehem sambil menoleh ke arahnya
"Kenapa kau?"
"Ngantuk"
"Ngantuk terus"
"Biarin, kembalilah kekelasmu, ga malu main dikelas org haha"
"Kelasku boring, anak2nya pada tidur semua"
"Yaudah, disini bayar, bayarnya ke aku"
"Anjir"
"Hahaha" "sana, ngeganggu aja,org diem2 juga"
"Tidurlah cup cup" dery mengelus rambut lalu mengacaknya
"Kampret"
"Hahahaha" dery berlari menuju gerombolan teman2ku yg lagi asik.
Dicky menghampiriku "van"
"Kenapa dick ?"
"Ada di informasi"
"Informasi apaan ?"
"Tentang si ehem"
"Hah ? Informasi apaan ?"
"Janganlah, ntr kecewa"
"Yaudah nanti aja"
Aku orangnya paling malas mendemgar kabar ga baik, yg bikin down, siapa juga yg suka ya haha.
Tapi yg aku ingin dia tau, aku bakalan terus nungguin dia, ntah seberapa lama itu, aku nunggu dia sampai siap untuk memberikan lampu hijau dan membuka hatinya untukku.
Aku selalu berpikir, adakah perasaannya sedikit saja untukku, jika tidak ya ga apa, karna ini memang pilihanku sendiri.
Aku kembali menoleh ke arah dicky, kali ini aku yg membuka pembicaraan.
"Dick" kataku
"Kenapa ?"
"Aku suka ferina"
"Udah tau"
"Jadi aku bersiap diri"
"Untuk ?"
"Mmm... bersiap diri untuk jatuh, terluka, bangkit, menunggu, dan bahagia"
"Jangan sampai jatuh kalau nanti sulit untuk bangkit, terus aja berjuang, kalau kau emang betul2 sayang, dan kau anggap dia spesial, jangan nyerah"
"Ga bakalan menyerah aku"
"Bagus"
Aku memejamkan mataku, baru beberapa menit memejamkan mata, terdengar suara guru berteriak di depan kelas.
"Pelajaran apa kalian ?! Kenapa ribut2 siapa suruh kalian bermain di dalam kelas" ucap guru BK
Aku membuka mataku dan menaikkan kepalaku "shit guru BK lagi" ucapku pelan
"Mana absen kalian?"
"Ini bu" jawab harmi sambil memberikan absen kelas
"Ibu cek absen kalian, ibu mau liat yang sering alpa, 1 kali alpa maju disini squatjump 10x"
Aku menghembuskan nafasku pelan, kelas hening.
Beberapa temanku yg disebutkan namanya harus melakukan squatjump sesuai dengan alpanya .
"Divan Rizky Fahreza"ucapnya
Mataku langsung melebar, menatap guru BK dengan absen kelas yg dipegangnya
"Alpamu dibulan Januari ada 4"
"Hah ? Kapan aku alpa" aku menoleh ke arah harmi
"Nanya lagi, ini udah jelas ada di absen, sini maju squatjump 40x"
"Hmmmhhh" aku menarik nafas dan mengembuskannya secara perlahan
Maju ke depan dan melalukan hukuman yg di berikan.
"Sudah bu"
"Masih mau alpa"
"Ga" jawabku singkat
"Alpa aja banyak2 biar masuk polisi enak"
"Ga mau minat bu"
"Jadi minatnya apa ?"
"Belum tau bu"
"Dipikirkan dari sekarang"
"Iya bu" aku langsung kembali duduk di kursiku .
****
Bel pulang bernunyi
"Shit pahaku sakit"
"Tulah kau, masih mauu!" Kata dicky sambil tertawa kecil
"Anjir" "ah aku langsung pulang aja"
"Oke2"
Dikantin aku langsung mengambil helm dan menuju rumah, perjalanan menuju rumah, pasti melewati rumah ferina, aku pasti menoleh ke arah rumahnya, meskipun aku tau dia tidak ada disana.
Aku selalu memikirkan tentangnya, aku juga menunggu untuk dapat bersamanya tanpa ragu.
Aku selalu membayangkan tertawa bersamanya.
Aku berharap kau adalah pilihanku yg benar, tapi aku berpikir, pantaskah anak nakal sepertiku akan mendapatkan bidadari sepertimu ?
Yang jelas aku suka melihatmu bahagia.
-Jatuh Cinta-
Sorry lama ga update, dan updatean kali ini pendek, saya lagi cukup sibuk, dan ini baru mendapat kesempatan untuk update .
Thank you for readings !!🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta
Teen FictionCinta yang membutuhkan perjuangan, ekstra tenaga dan kesabaran yang banyak. Bagiku cinta itu menyenangkan jika bagimu tidak itu adalah hak dan pemikiranmu aku tidak memaksa .