•°•Happy Reading•°•
"Kau siap?" Tanya Rafael kepada Julia.
Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya kemudian Rafael membopongnya dengan kedua tangannya menuju lantai dua tepatnya dikamar Alesha. Julia adalah salah satu wanita yang bekerja sebagai wanita penghibur di bar milik Rafael, walaupun begitu Rafael menganggapnya sebagai teman karena memang sudah dua tahun lebih mereka mengenal dan saling akrab.
Setelah tepat di depan dua daun pintu yang besar, Rafael menendang pintu dengan salah satu kakinya dan menimbulkan suara yang begitu keras, lalu menutupnya kembali dengan tendangan kaki pula. Alesha yang sedang duduk di kursi rias sambil menyisir rambutnya sontak menengokkan pandangannya kesumber suara, ia tidak tahu siapa yang datang.
"Ah... Rafael, kau lakukan dengan cepat bukan?" tanya Julia dengan masih berada di dekapan Rafael.
"Ya..." lalu Rafael melempar Julia ke atas ranjang dan menindihnya.
Alesha masih terpaku di depan meja rias, ia mendengar nama Rafael disebut, apa benar yang datang Rafael, suaminya? Dan ia mendengar suara wanita, siapa wanita yang sedang bersama dengan Rafael?
Alesha bangun dari kursi, tangannya memegang meja rias sebagai penunjang berdirinya lalu ia mengambil tongkat sebagai arah jalan.
"Ah... Rafael cepatlah aku tidak tahan."
"Sabar Julia, sebentar lagi oke?"
Alesha mendengar desahan-desahan yang dilontarkan seorang wanita yang bernama Julia. Ya, itu yang ia dengar.
"Rafael... " gumam Alesha pelan.
Alesha kembali melangkahkan kakinya kearah ranjang, tapi langkahnya terhenti saat ada benda yang menghalanginya, ia menundukkan kepalanya lalu mengambil benda itu. "Bra?" ucapnya setelah meraba benda itu.
"Ka-kalian sedang apa?" Tanya Alesha, tapi tidak ada satupun yang menjawab, wanita yang bersama Rafael terus saja mengeluarkan desahan yang membuat Alesha mual mendegarnya.
Alesha sudah tidak tanah lagi mendengar ini semua, ia pastikan bahwa mereka sedang melakukan kegiatan itu diatas ranjangnya. "Hentikan!" teriak Alesha sambil menutup telingannya.
Amarah Rafael membuncah, rahangnya mengeras, kemudian ia menarik lengan tangan Alesha lalu membawa wanita itu menuju sisi kolam renang yang berada dilantai dua. Alesha terulung saat ditarik oleh Rafael karena memang ia tidak bisa menyamakan langkah kaki Rafael yang begitu lebar dan cepat.
"Siapa kau mencoba melarangku?" Tanya Rafael, namun Alesha hanya diam.
"Jawab aku!" ucapnya kembali. Alesha hanya bisa menundukkan kepalanya sambil terisak dalam hati. Rafael menarik tengkuk wajah Alesha dengan kasar, seketika ia melihat mata indah itu, biru berkilau, mata yang sama seperti yang dimilikinya.
Mata Alesha seolah menunjukan kesedihan, ia melihat cairan bening itu terus keluar dari matanya, sangat indah.
"K-kau bilang, a-aku istri mu." Ucap Alesha dengan terbata-bata.
Rafael menyeringai jahat. "Kau hanya gadis buta yang bodoh dan tidak tahu diri!" ucap Rafael seraya membuang wajah Alesha. Rafael memegang lengan tangan Alesha yang seputih kapas, ia kemudian mendorong Alesha hingga gadis itu tercebur ke dalam kolam yang airnya sangat dingin.
Aleshatiba-tiba merasakan kedinginan ditubuhnya, kakinya tidak sampai kedasar kolam renang, yang ia lakukan hanya berteriak meminta tolong. Benar kata Rafael, mungkin ia lebih memiih untuk mati daripada hidup penuh siksaan.
Rafael berdiri disisi kolam renang, sambil menyikap kedua tangannya didada. Jarvis yang melihat Alesha sedang berusaha untuk bertahan hidup seketika itu ia berlari menuju kolam renang.
"Astaga, nona Alesha." ucap Jarvis.
"Cepat kau bantu dia." Ucap Rafael, pria itu sama sekali tidak mempunyai rasa iba dihatinya. Hatinya sudah tertutup awan hitam, ia dibutakan oleh dendamnya.
Jarvis kemudian langsung menceburkan dirinya kedalam kolam lalu mengangkat tubuh Alesha yang terasa lemas dan gemetar, kemudian ditidurkannya di sisi kolam. Jarvis menekan dada Alesha agar pemasokan udara masuk di rongga paru-parunya yang kini terisi dengan air.
Pria berusia 32 tahun itu kemudian menepuk-nepuk pipi Alesha, memohon agar Alesha sadar. "Nona, nona sadarlah."
"Uhuk.. Uhuk..." Alesha akhirnya sadar, ia mengeluarkan banyak air.
"Jarvis, tempatkan dia dikamar tamu." Ucap Rafael setelah tahu Alesha sadar.
"Tapi tuan, nona mungkin sedang sakit, kita harus menghubungi dokter Ray."
"Dia terlihat baik-baik saja, tidak ada yang harus dicemaskan." Jarvis hanya bisa mengangguk pelan, perkataan tuannya memang tidak bisa dibantah.
"Dan satu lagi, jangan pernah mengganggu ku." ucapan itu menjadi ucapan terakhir yang Rafael lontarkan sebelum ia pergi meninggalkan Alesha.
Semua tidak berubah, ia tidak perlu bisa melihat lagi, semua sama saja bukan? Terasa gelap. Dunianya terasa gelap dan tersiksa, kenapa ia bisa dihadapkan dalam kondisi seperti ini?
"Tuan Jarvis, biar nona Alesha tidur bersama saya saja."ucap Lena yang tiba-tiba muncul didekat kolam renang, dan mengusap lengan Alesha yang terasa bergetar dan dingin.
"Baiklah, ayo aku antarkan."
***
Lena membelai halus rambut Alesha yang sedang berbaring di sampingnya. Rambut wanita itu basah akibat air kolam renang dan tubuhnya seolah merasakan dingin yang begitu hebat. Dan ia tahu, nafas Alesha belum teratur, itu tandanya wanita itu belum memejamkan matanya.
"Nona, kau baik-baik saja?" tanya Lena.
"Aku baik-baik saja." ucapnya dengan pelan. Lena merasakan adanya kesedihan yang mendalam dalam diri Alesha.Wanita ini tidak berhak mendapat perlakuan buruk seperti ini, apalagi yang melakukan adalah suaminya sendiri.
Bukan beberapa hari atau beberapa bulan Lena mengenal Rafael, melainkan sudah bertahun-tahun. Tuannya bahkan sangat baik dengan beberapa pelayan, tapi mengapa dengan istrinya sendiri tuannya bersikap seperti ini? Apa terjadi sesuatu diantara mereka? Sampai-sampai Rafael bersikap seperti itu pada Alesha.
Alesha, bagi Lena ia adalah wanita yang ceria walaupun ada kesedihan yang dialaminya tapi ia mampu untuk menutupi semua masalah. Mungkin bagi banyak orang, sudah tidak mampu untuk bisa menjadi dirinya.
***
TBC
Don't forget for Vote and Comment.
😍Dukung selalu aku ya dalam cerita ini :')
Dukungan kalian, akan membuat aku semangat nulisnya, Hehe~•• 🌸Dan kalian juga bisa kunjungi aku di Instagram @yolan_dta
Salam manis
Author :')

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Jerk
Romance(18+) Alesha Geraldyn, Hidupnya menjadi tersiksa setelah sadar dari koma selama hampir sembilan bulan. Hidupnya tak seperti dulu, gadis bar-bar yang manja dan hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang orangtuannya. Tragedi kecelakaan membuat diriny...