Happy Reading.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan ku?" tanya Alesha yang telah sadar setelah 3 menit berlalu kepada Jonathan.
Jonathan hanya menggelengkan kepalanya, "Nanti akan kita tanyakan kepada dokter."
Alesha hanya menganggukkan kepalanya pelan. Pikirannya berputar pada kejadian beberapa menit sebelum ia tak sadarkan diri. Ia melihat Rafael disana, benar apa yang dikatakan Lena, Rafael sangatlah tampan seperti pangeran berkudanya yang memiliki bola mata berwarna biru. Ia tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti ia akan mempunyai anak mirip dengan Rafael, tapi itu semua sangat mustahil baginya.
Hanya saja, sikap dan penampilan fisiknya tidak sama. Coba saja jika Rafael baik kepadanya, pasti ia akan menjadi wanita wanita yang sangat mengidolakan Rafael juga.
Suara pintu diketuk membuyarkan lamunanya tentang Rafael. Begitupula dengan Jonathan, ia langsung menatap pintu itu. Lalu tak lama Rafael melangkahkan kakinya masuk ke dalam.
Apa yang akan diperbuatnya lagi? Batin Jonathan berkata.Jonathan segera menggenggam tangan Alesha, ia takut jika Rafael berbuat yang tidak tidak kepada Alesha sama seperti tadi.
"Alesha kau baik-baik saja, ayo kita pulang bersama." ucap Rafael lalu mengambil tangan Alesha dari genggaman Jonathan.
"Tidak bisa. Alesha masih harus menjalani perawatan."
"Aku yang tadi berbicara dengan dokter, dan Alesha baik-baik saja. Jadi kita harus pulang sekarang." ucap Rafael lalu kemudia ia sedikit menyeret Alesha karena berjalan terlalu lama.
"Rafael kau tidak bisa lakukan itu."
Perkataan Jonathan tidak sama sekali di dengar oleh Rafael sampai akhirnya pintu ruangan tertutup hanya menyisakan Jonathan yang sudah pasarah.
***
Di dalam mobil, perjalanan menuju pulang. Alesha hanya diam saja, sejujurnya ia canggung dan sedikit gerogi dengan Rafael yang duduk di sampingnya.
Mata Rafael sangat mengintimidasinya, entah sekarang mungkin ia sedang menahan amarahnya yang akan membuncah kepadanya.
Rafael memperhatikan Alesha, ia tahu wanita itu sangat takut dan sangat canggung kepadanya. Mengingat ia sekarang sudah bisa melihat mungkin sikapnya akan sedikit berubah.
Lalu tatapannya beralih ke perut Alesha, ia kembali mengingat perkataan dokter tadi, bahwa Alesha sedang mengandung anaknya. Ini semua adalah kesalahannya, kenapa ia dulu tidak memikirkan hal ini?
R
afael menghembuskan nafasnya panjang dan itu membuat Alesha bertanya-tanya dengan pikirannya sendiri.
Terlalu fokus dengan pemikiran masing-masing ternyata tak terasa mereka sudah sampai di depan manshion. Segera Rafael turun dari mobil, lalu ia berjalan masuk ke dalam manshion tanpa memperdulikan Alesha,yang berjalan dengan terbata-bata.
"Saya bantu nona?" tawar Jarvis kepada Alesha.
"Terimakasih... "
Lalu Jarvis membantu menyanggah tubuh Alesha sambil berjalan menuju kamar Alesha.
Rafael sedikit berjalan pelan dan ia melihat Alesha dengan dibantu oleh Jarvis untuk berjalan. Sesungguhnya ia ingin sekali membantunya tapi rasa gengsipun merasuki dirinya. Kemudian ia kembali berjalan ke arah kamar Alesha, karena memang ada sesuatu yang harus ia bicarakan dengan Alesha.Setelah sampai, Rafael mengambil posisi berdiri menghadap jendela kamar.
"Sudah sampai." ucap Jarvis setelah mendudukan Alesha di atas ranjang.
"Terimakasih Jarvis sudah membantuku."
"Ini memang tugas saya nona, saya permisi." ucap Jarvis kemudia ia pergi melangkahkan kakinya ke luar kamar, sambil mencuri pandangan dan melihat tuannya yang mungkin ada sesuatu yang ditahan.
Rafael membalikkan tubuhnya, ia melihat Alesha yang sedang termenung disana dan sedikit menundukkan wajahnya.
"Kau sudah puas sekarang, hemm? " tanya Rafael.
Alesha berusaha mencerna perkataan Rafael yang baru ia lontarkan. Sesungguhnya ia tidak mengerti apa yang dikatakan Rafael.
"Hmm aku lupa, kau bodoh. Jadi kau tidak bisa mencerna apa yang aku katakan."
Alesha hanya menundukkan kepalanya, ia takut akan tatapan Rafael yang pasti mengintimisadinya.
"Kenapa kau mengoperasi mata mu tanpa persetujuan dari ku?" ucap Rafael sambil melangkahkan kakinya ke arah Alesha. "Apa kau sudah bosan hidup?"
Tatapan mata Rafael begitu menyala, bagaikan tatapan seekor srigala yang menatap mangsanya.
"Kenapa menunduk? Jawab aku."
Ucapan Rafael lagi dan lagi tidak berhasil mengubah posisi Alesha, ia masih menunduk dan takut.
Rafael memegang lengan tangan Alesha lalu mencengkramnya "Jawab aku."
Seketika mata Alesha bertemu dengan mata biru milik Rafael, mereka bertatapan begitu lama. Ini pertama kalinya Alesha bertatapan seperti ini dengan Rafael dan jantungnya pun tidak bisa ia kontrol dengan baik.
Entah perasaan apa yang saat ini ia rasakan. Apa mungkin Rafael sudah berhasil mencuri hatinya? Ia melihat ada tatapan kebencian dan cinta yang tulus di mata Rafael. Apakah suaminya itu juga mempunyai perasaan yang sama?
Sepertinya tidak.
Ia yakin, rafael tidak mempunyai perasaan yang sama terhadap dirinya.
Pergi dan lupakan semua kenangan yang kau lalui bersamanya. Untuk apa dirimu masih terus bertahan? Jika akhirnya harus sesakit ini yang harus kau tanggung.
Rafael tersadar, segera ia berusaha untuk mengontrol dirinya. "Jawab aku sekarang."
"Ak-aku tidak mempunya pi..lihan. Aku ingin sekali bisa melihat dunia lagi dan aku ingin sekali ingatan ku pulih kembali."
"Kau tidak meminta izin dariku."
"Ma-maafkan Ak-u." ucapnya ia kembali menundukkan kepalanya.
Rafael menghembuskan nafas gusar. "Kau tidak bisa menghargaiku sebagai suami mu."
"Lantas, apa yang selama ini kau perbuat kepadaku? Apa kau menghargaiku juga sebagai istrimu?" Alesha mencoba memberanikan mengeluarkan kalimat ini yang tertahan di dalam hatinya, dan akhirnya kalimat ini pun keluar. Entah reasksi Rafael seperti apa nanti? Ia harus bersiap jika Rafael melukai fisiknya maupun hatinya.
Rafael hanya diam, benar seperti yang dikatakan Alesha. Ia hanya pria penyiksa yang kejam. Ia hanya memanfaatkan keadaan demi balas dendamnya. Ia bukanlah manusia, tetapi iblis yang sangat jahat.
TBC
Vote dan koment yaa..
Di media ada kata kata galau yaa wkwk. Silahkan di SS, kalau mau hihi...
![](https://img.wattpad.com/cover/133055360-288-k712533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Jerk
Roman d'amour(18+) Alesha Geraldyn, Hidupnya menjadi tersiksa setelah sadar dari koma selama hampir sembilan bulan. Hidupnya tak seperti dulu, gadis bar-bar yang manja dan hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang orangtuannya. Tragedi kecelakaan membuat diriny...