MWTJ : 16

11.3K 537 42
                                    

Happy Reading :")

Alesha meletakan gelas yang berisi susu yang tadi dibawakan oleh Lena, pelayan pribadinya. Tenggorokannya sudah tidak haus lagi berkat susu yang ia minum.

Sudah sehari semenjak ia pulang dari rumah sakit, dan tetap saja semua terasa sama. Apa bedanya? Ia tidak mau berharap lebih. Hayalannya tentang Rafael yang akan meminta maaf padanya, Rafael yang mulai bersikap baik padanya, atau bahkan menyayanginya semua telah sirna, pria itu sama saja seperti beberapa bulan yang lalu, sikapnya masih tidak baik kepada dirinya.

Ingin rasanya ia pergi dari rumah besar ini dan kembali ke rumah orangtuanya, tapi apalah daya, saat ini melihat dan berjalan lurus pun ia tidak bisa. Mungkin bagi kalian, kalianlah yang mempunyai nasib buruk tapi ternyata tidak, Aleshalah yang terburuk saat ini.

"Non, sudah habis susunya?" tanya Lena yang baru saja memasuki kamarnya.

"Sudah Lena terimakasih."

"Sama-sama."

"Eh, Lena."

Baru saja Lena ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba Alesha memanggilnya. "Ya nona ada apa?"

"Apakah Rafael sudah kembali?"

"Belum nona, tuan belum kembali dari kemarin malam."

Dan ya, sejak kemarin Alesha tidak mencium kehadiran Rafael di rumah ini, walaupun ia tidak bisa melihat, tapi ia sangat mengenali harum suaminya itu. Entah mengapa ia jadi rindu akan harum parfum Rafael.

"Baik, terimakasih Lena kau boleh pergi."

Lena hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar Alesha.

Saat ini Alesha merasakan kesendirian lagi, kalau ia mau jujur, ia sangat bosan berada di kamar dan termenung sendiri. Sejujurnya tadi ia akan meminta bantuan kepada Lena untuk membantunya sekedar berjalan-jalan di taman rumah ini tapi ia tahu kalau Lena pasti sangat lelah, dua hari ini pelayannya itu sangat sibuk mengurusi dirinya yang akan pulang ke rumah. Ia tidak mau menyusahkan Lena lagi.

***

"Mr. Jonathan." panggil pria tampan dengan tubuh atlentisnya yang membuat kaum hawa terkesan sampai sampai mereka rela menjajakan tubuhnya hanya untuk pria itu.

Jonathan yang mendengar namanya dipanggil lalu ia membalikkan tubuhnya dan menatap pria tersebut lalu tersenyum.

"Mr. Alex." panggil Jo.

Lalumereka bersalaman dan melepas rindu yang selama ini ditahan. Alex adalah salah satu teman Jonathan sejak memasuki sekolah menengah, mereka sangat akrab sekali. Tetapi setelah lulus perguruan tinggi Alex meninggalkan negaranya untuk kepentingan pekerjaannya yang berada di Jerman.

"Tidak ku sangka akhirnya kita bertemu disini." ucap Alex kepada Jonathan.

"Akupun begitu, ternyata kau masih ingat wajah ku ya." Ucap Jonathan kemudian ia memukul bahu Alex.

"Kau sahabatku, mana mungkin aku melupakannya."

"Hahaha..."

Mereka Asik ngobrol bersama sampai-sampai Jonathan lupa, ia meninggalkan Alesha di bagian pemesanan.

"Astaga aku lupa, Alex kau tunggu disini sebentar." ucap Jonathan lalu ia berlari menemui Alesha dan ternyata gadis itu masih termenung di tempat yang sama.

"Maafkan aku tuan putri." ucap Jonathan kepada Alesha, sejak siang tadi Jonathan memang ingin mengajak Alesha untuk pergi ke salah satu cafe langganannya yang menyediakan minuman salah satunya cofee favoritenya, cofee ini sangat jarang beredar dan harganyapun tak murah.

Alesha memasang wajah bosan, pantas saja ia merasa sendirian dan ternyata Jonathan meninggalkannya. "Kau selalu seperti itu." keluh Alesha.

"Perasaan baru pertama kali aku meninggalkan mu." ucap Jonathan dan Alesha hanya terdiam.

Jonathan kembali mendorong kursi roda yang dipakai Alesha menuju meja yang ia tempatkan bersama Alex tadi.

"Aku ingin mengenalkan mu dengan teman lama ku." ucap Jonathan yang masih mendorong kursi roda Alesha.

Alesha mengerutkan dahinya, "Siapa?"

"Nanti juga kau tahu."Kemudian Jo mendorong Alesha ke tempat dimana berada Alex disana.

"Nah ini dia Alex, dan Alex ini Alesha isteri sepupu ku."

Alesha hanya bisa tersenyum, ia tetap saja tidak bisa melihat bagaimana wajah Alex, apa ia mengenalnya?

Alex terpaku disana, ini dia adik kandungnya yang telah lama hilang hingga berpuluh-puluh tahun lamanya. Wajahnya mirip sekali dengan ibu mereka yang telah tiada, ada rasa iba melihat adiknya, yang begitu tersiksa di dalam keluarga itu.

"Ups, maaf Alex, Alesha sedang tidak bisa melihat."

Alex menatap Jo, "Mengapa Jo?"

"Alesha mengalami kecelakaan sebelum menikah dengan Rafael."

Sejujurnya Alex memang sudah tahu hal itu, Alesha kecelakaan bersama dengan Leon, kekasih adiknya. Hanya saja iaberpura-pura bertanya pada Jonathan, agar Jonathan tidak curiga.

"Astaga, maafkan aku. Tapi... Alesha, kau sangat cantik, mirip seperti ibuku. " ucap Alex kepada Alesha, lagi-lagi wanita itu hanya bisa tersenyum pada sosok yang belum pernah dijumpainya.

"Terimakasih..." dan akhirnya ia mengucapkan kata itu juga.

Alex tidak tahan atas ini semua, bertahun-tahun yang lalu, keluarga menjadi korban pembantaian. Ayah dan Ibunya telah tiada dan meninggalkan ia yang masih anak kecil serta Alesha yang masih bayi. Tapi Alex kemudian diasuh oleh keluarga terkaya, sebab keluarga itu tidak mempunyai keturunan dan mereka mengangkat Alex menjadi anaknya.

Sudah lima tahun ia mencari keberadaan adiknya yang hilang, seluruh panti asuhan ia sudah datangi, tapi nihil tidak ada sama sekali data yang mirip dengan adiknya, sampai akhirnya ia menemukan sebuah petunjuk. Ia berhasil menemui pengasuh Alesha saat masih kecil dan langsung saja pengasuh itu menunjukkan kebenarannya.

Alex bersumpah dalam hati, ia akan membalaskan dendam yang ia derita bersama dengan adiknya, terutama kepada Rafael, yang menyakiti adiknya. Kalau perlu ia akan membuat Rafael buta seumur hidupnya.

Alex tahu semua perilaku buruk Rafael kepada Alesha, ia sengaja membayar pegawai yang bekerja disana untuk mendapatkan info tentang Alesha.

"Kau ingin memesan makanan?" tanya Jo kepada Alex.

Alex menggeleng pelan, "Tidak Jo, aku tidak begitu lapar."

"Baik, kalau kau Alesha?"

"Aku ingin minum saja." Ucap Alesha. Seperti biasa minuman kesukaannya Green tea latte

"Hmm.. Baiklah."

Alex memandang Alesha. Ingin sekali ia memeluk adiknya dan menumpahkan rasa rindu kepadanya. "Jo, kenapa Alesha tidak diobati dengan mencari mata yang sesuai?" tanya Alex.

"Rafael tidak mau sibuk mengurusi itu." ucap Jo pelan agar Alesha tidak bisa mendengar. "Suami macam apa Rafael, hmm saudara ku memang bajingan."

"Aku akan mencarikan mata yang sesuai untuknya."


TBC 

Jika Suka, Vote dan Kommentnya, agar aku semangat 

Terimakasih.... 


Married With The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang