MWTJ : 20

12.5K 507 52
                                    

Happy Reading :')

"Happy Weekend, satu jam lagi aku tunggu di mobil ya, kau harus bersiap."

Alesha heran, sebenarnya ia mau diajak kemana. "Kita mau kemana?"

"Sudah ikut saja,  pasti kau akan senang dengan weekend ini. Aku juga akan mengajak Christian, supaya anak itu tidak mengganggu Lili di dapur lagi."

"Baiklah Jo."

Percakapan mereka di balkon terdengar oleh Rafael dengan Laudia disampingnya.

"Sayang, kamu kapan menceraikan dia? Aku pengen cepet nikah sama kamu." ucap Laudia kepada Rafael, namun Rafael masih menatap kearah Alesha dan Jonathan yang membantunya berjalan.

Rafael bahkan tidak tahu kalau Laudia berbicara kepada dirinya.

"Sayang, kamu dengar aku kan?"

"Iya sayang?" ucap Rafael.

"Tuh kan kamu baru sadar, jadi kapan kamu ceraikan dia?" ucap Laudia sambil menunjuk Alesha dengan jari tengahnya.
"Secepatnya."

"Nah bagus kalau gitu, aku sudah tidak sabar untuk pakai gaun berlapis berlian." ucapnya sambil membayangkan dirinya pada saat pernikahan telah tiba.

Rafael hanya tersenyum kepada Laudia dan ia langsung meninggalkan Laudia begitu saja dan masuk kedalam.

"Lihat saja, seisi mansion ini pasti akan jatuh ke tangan ku." ucapnya sambil tersenyum licik.

***

Jonathan memandang Cristian yang menunjukkan wajah kesal. "Kau kenapa Cristian?" tanya Jonathan.

"Kak Jo, kenapa kita ke taman? Dari pada aku ikut ke taman lebih baik aku di mansion saja sambil belajar, pasti ka Jo senang bukan kalau aku sering belajar?"

"Haha.. " Jonathan tertawa singkat. "Kau tidak mungkin belajar disaat hari libur, aku tahu semuanya Chris, jangan berbohong."

Alesha hanya mendengarkan saja percakapan mereka sepanjang jalan.

"Kau ini sekarang punya mainan baru ya Chris?"

"Mainan?" tanya Christian kepada Jonathan dengan menunjukan wajah heran.

"Maid baru itu yang umurnya seusia mu."

"Maksud mu Lili? Haha... Dia bukan selera ku, dia hanya maid, tidak bisa bersanding dengan pangeran kerajaan seperti aku."

Jonathan memutar bola matanya, dan menatap Christian. "Siapa tahu kau nanti bisa mencintainya." ucap Jonathan sambil tersenyum.

"Tidak kak Jo."

"Baik, tapi jangan sampai kau rusak masa depan gadis itu."

"Tidak,  ka Jo saja yang mempunyai pikiran negatif."

Setelah mengemudian kurang lebih sepuluh menit akhirnya mereka sampai disebuah taman. Taman ini menjadi salah satu taman yang sering dikunjungi Jonathan, karena dibelakang taman ada sungai yang jernih airnya dan banyak ikannya. Maka dari itu, taman ini selalu ramai apalagi kalau hari libur seperti ini.

"Kau mau main bola bersama ku Chris?" tanya Jonathan kepada Christian yang berdiam diri di bangku taman.

"Untuk apa? Seperti anak kecil saja." ucap Christian. "Seperti ini saja ka Jo, aku akan ke tempat gym sepertinya tidak jauh, aku akan jalan kaki."

"Rupanya kau bosan ya? Ya sudah, aku menunggu disini bersama Alesha."

Christian kemudian pergi sendiri meninggalkan Alesha dan Jonathan ditaman yang begitu ramai.

"Alesha, teman ku Alex sudah menemukan pendonor yang cocok untuk mu, tapi Rafael tidak mengizinkannya."

Alesha menghembuskan nafas pelan, "Hm.. Padahal aku sangat ingin sekali untuk bisa melihat, setidaknya kalau ingatan ku tidak bisa dikembalikan, aku ingin melihat dunia lagi." ucapnya.

Jonathan membawa tangan Alesha kepangkuannya.  "Tenang, kau bisa operasi secara diam-diam dan mungkin Rafael tidak akan tahu."

Alesha menyunggingkan senyuman "Benarkah? Aku ingin sekali."

"Iya, nanti akan ku hubungi Alex dan kita akan menentukan jadwalnya."

"Syukurlah kalau begitu, aku tidak sabar ingin melihat wajah kalian."

"Hmmm... Alesha sepertinya kau haus, aku akan membelikan air minum. Tunggu disini, tempat nya lumayan jauh."

***

"Kenapa kau membawa ku ke taman lagi?"

"Karena hanya ini tempat untuk mu." ucap wanita dibelakangnya.

"Tempat untuk ku?"

"Ya, Leon kau tidak bisa ketempat manapun dengan kursi roda bukan?" tanya Sharon kepada Leon.

"Pergi kau dari sini, biarkan aku sendiri." ucap Leon kepada Sharon, dan wanita itupun langsung pergi menuju kedai langganannya.

Sharon sangat berteman baik dengan Leon, bahkan saat mereka memasuki perguruan tinggi. Sharon paham betul apa yang diinginkan Leon maupun yang tidak. Sejak dulu Sharon menaruh hati kepada Leon tapi, Leon lebih memilih Alesha untuk menjadi pacarnya.

Pada saat itu, hati Sharon terluka bahkan ia sempat mengurung diri di kamar mandi kampus dan menangis selama berjam-jam. 

Saat Leon dan Alesha berjalan di depannya hati Sharon merasa sakit bertubi-tubi, apalagi saat Alesha secara terang-terangan bermanja-manja dengan Leon di depan mata Sharon.

Alesha memang sengaja memanas-manasi Sharon karena ia tahu kalau Sharon menyukai Leon, tapi pria itu malah acuh padanya.

Sharon merasakan sakit yang sangat dalam, ia menangis lagi selama berjam-jam dikamar mandi, sampai akhirnya pikiran jahat pun muncul di otaknya.

Dan ya, yang membuat Leon dan Alesha kecelakaan adalah Sharon, ia sengaja membuat rem mobil Leon menjadi tidak berfungsi.

Ia sengaja melakukan ini, kalau ia tidak bisa memiliki Leon, maka Alesha juga tidak bisa memilikinya.

TBC.

Like dan Comment,  sebanyak banyaknya....

Follow IG.

@yolan_dta
@olan_beautyshop

Married With The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang