Happy reading
Maura keluar dari mobilnya dan berjalan dengan cepat untuk memasuki rumah, ia mengepalkan tangannya dan sesekali menunjukan ekspresi wajah marah.
Berita sore ini yang ia dengar sangatlah buruk baginya dan mungkin bisa mengubah hidupnya. Sudah cukup masa lalunya menderita dan sekarang ia tidak akan melewati masa lalu itu lagi.
Pemikirannya terbayangkan kerjaan saat tiga tahun lalu. Betapa dirinya merasa hina, diolok-olok oleh orang banyak karena ia janda. Janda yang ditinggal pergi oleh suaminya yang berselingkuh.
Kehidupannya saat itu hancur lebur, batinnya tertekan dan bahkan dirinya pernah menjalani hari-hari di rumah sakit karena depresi. Dan bahkan saat di rumah sakit pun, saudara saudaranya tidak ada yang mau menengoknya, dan orang tuanya sudah meninggal, ia hidup bersama dengan dua kakaknya.
Saat ia kembali mengingat kejadian dimana ia ditinggalkan, dibuang, dan tidam diperdulikan, rencana untuk mengakhiri hidupnya sudah di depan mata. Pikiran itu terbayang, saat ia mengendap-ngendap naik ke atas gedung, dan Temy Ferdinan, ayah Rafael menyadari ada pasien yang bertingkah aneh saat ia selesai menjenguk kerabatnya yang sakit di rumah sakit yang sama.
Maura sempat ingin terjun dari runah sakit berlantai tiga puluh sembilan itu. Ia sudah putus asa, ia merasa tidak ada lagi orang yang menyayanginya, dan mungkin menurutnya dengan ia mati, maka mereka semua senang. Tapi, dua tangan meraih tangannya, membawanya untuk naik kembali dengan kekuatan super. Temy berkali-kali memperingatkan Maura akan hal itu. Tapi Maura bersih keras untuk melakukan bunuh diri lagi.
Jawaban Maura yang ingin terus bersih keras untuk bunuh diri, membuat Temy harus menjanjikam sesuatu kepadanya. Menikah, dan kata itu yang Temy lontarkan kepadanya pada saat itu.
"Aleshaaa....!!!" Teriaknya kencang mengisi penjuru rumah, dan para pelayan pun menjadi takut.
"Alesha, kemana gadis buta itu?" tanyanya kepada salah satu pelayan.
"Sa-saya ti-tidak tahu nyonya. Mung-kin ada di- ka-kamarnya." jawabnya sambil menundukkan wajahnya.
Maura melangkahkan kakinya dengan cepat ke kamar Alesha.
Brak...!
Suara pintu yang keras mengejutkan Alesha, wanita itu sedang di depan cermin dan sambil merapihkan rambutnya. Sontak saja, wajahnya langsung mencari asal suafa itu.
Tidak lama kemudian munculan sosok mertua tirinya yang masih saja jahat.
Maura tanpa aba-aba langsung menampar kedua pipi Alesha dengan ekspresi yang kejam.
"Kenapa mah? Apa salahku?" tanya Alesha bergetar, menahan isak tangis sekaligus menahan sakit yang Maura lontarkan kepada dirinya.
"Kau masih bilang kenapa, hmmm?" tanya Maura sambil mencekram tangan Alesha kuat dan meninggalkan bekas cakaran kuku kukunya yang tajam.
Alesha terdiam sesaat, "Memangnya aku salah apa?" tanyanya.
"Aku mendapat berita buruk. Dan berita buruknya bahwa kau hamil."
Maura menatap kosong ke depan, "Dan itu tidak boleh terjadi. Ayo ikut aku ke dapur."
Alesha tersontak kaget, saat lengan tangannya ditarik paksa oleh Maura, "Sakit mah.. Apa yang kau renacanakan?" tanya Alesha, tapi Maura masih tetap diam dengan ekspresi yang sangat marah sambil masih mencengkram lengan tangan Alesha.
![](https://img.wattpad.com/cover/133055360-288-k712533.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With The Jerk
Romance(18+) Alesha Geraldyn, Hidupnya menjadi tersiksa setelah sadar dari koma selama hampir sembilan bulan. Hidupnya tak seperti dulu, gadis bar-bar yang manja dan hanya bisa berfoya-foya menghabiskan uang orangtuannya. Tragedi kecelakaan membuat diriny...