MWTJ : 26

10.3K 557 67
                                    

•°•Happy Reading•°•

"Nona Alesha, kau sudah siap untuk membuka perbanmu?"

Alesha menghembuskan nafas panjang, jantungnya berdetak sangat kencang, ia takut jika hal yang tidak diinginkan akan terjadi. 

"Dokter, aku sangat takut."

"Jangan takut Alesha, aku ada disini." ucap Jonathan yang berada di ambang pintu kamar perawatan Alesha. Alesha menyunggingkan senyumannya karena telah mendengar suara Jonathan. "Kau datang Jo?" tanyanya.

Sudah satu minggu semenjak pasca operasi, Jonathan selalu menemaninya. Begitupula dengan Lena, pelayannya yang setia. 

Jonathan melangkahkan kakinya ke ranjang Alesha. "Aku tahu hari ini kau akan membuka perban matamu, jadi aku datang sebagai orang yang pertama kali yang kau lihat." 

Alesha menyunggingkan senyumannya.
Tap kemudian ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Entah apa itu? 

Mengenai Rafael, ia sudah beberapa minggu ini tidak bertemu dengannya. Masa bodoh kalau pria itu tidak perduli kepadanya, ia akan tetap ingin tahu kondisinya sekarang.

"Jo, bolehkah aku bertanya?"

"Kau ingin bertanya apa?"

Diam sejenak, Alesha mencari kalimat yang pas untuknya. "Hm.. Apakah Rafael sudah pulang?" tanyanya.

Jonathan menghembuskan nafas pelan, "Belum." Ucap Jonathan singkat. 

Hanya kata itu yang Alesha dengar, kenyataanya memang Rafael benar-benar tidak perduli dengannya. Alesha tidak membalas perkataan Jonathan. 

Jonathan kemudian memegang tangannya, " Kau sudah siap untuk membuka perban matamu?" Tanya Jonathan kepadanya, dan wanita itu hanya menganggukkan kepalanya pelan.

Jonathan menatap dokter itu kemudian memberikan isyarat kalau Alesha sudah siap.  

Kemudian dokter itu mulai melakukan pekerjaannya, ia melepaskan beberapa lapisan perban putih yang menutup mata Alesha. Sedari tadi jantung Alesha berdegup kencang tidak beraturan. Impiannya saat ini adalah bisa menatap dunia kembali, dan bisa mengingat kenangan-kenangan yang pernah ia lewati. 

Perlahan perban dan kasa mulai terbuka, Alesha masih menutup matanya dan menunggu perintah dokter untuk membuka perlahan matanya.

"Sekarang buka matamu dengan perlahan." perintah dokter kepada Alesha.

Alesha langsung menganggukkan kepalanya pelan. Ia tidak bisa menahan rasa penasarannya, ia membuka matanya perlahan-lahan. Sampai sinar matahari muncul di indra pengelihatannya, karena silau yang masuk, segera ia menutup kembali matanya dengan tangannya.

"Dengan perlahan ya Alesha." perintah dokter itu, kemudian ia mulai membuka kembali matanya. Jonathan yang berada di depannya sangat tegang, seperti menonton sebuah pertandingan balap kuda.

Alesha membuka matanya dengan perlahan, tapi pengelihatannya masih buram.

"Dokter, ini sangat buram."

"Coba kau jerapkan dengan perlahan."

Alesha menjerapkan matanya dengan perlahan.

Tak menunggu waktu lama, akhirnya matanya sudah bisa melihat dengan jelas. Ia melihat dokter yang selama ini mengobatiinya dan ia melihat wajah seorang pria yang menunjukkan ekspresi tegang.

"Aku bisa melihat." ucapnya.

"A-apa? Alesha, aku Jo-Jonathan." ucap Jonathan dengan terbata-bata, karena ia masih tidak percaya kalau Alesha akhirnya sembuh. 

Alesha langsung menyunggingkan senyumannya. Ia melihat wajah Jonathan yang sangat tampan, serta bulu bulu halus di rahangnya. "Kau Jo?" tanya Alesha dan pria itu langsung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Syukurlah.. "

Jonathan langsung memeluk Alesha erat. Terlihat Alesha menumpahkan air matanya, bukan karena sedih melaikan karena ia begitu bahagia, Jonathan begitu baik, bahkan sangat baik kepadanya.

"Boleh saya periksa terlebih dahulu?" tanya dokter setelah mereka melepaskan pelukannya.

"Iya dok." ucap Alesha, dan dokter pun melakukan pemeriksaan.

***

"Jo, Lena tidak datang?" tanya Alesha.

"Sepertinya sebentar lagi dia datang." ucap Jonathan, ia kembali menyuapi Alesha. Tadi dokter selesai dengan pemeriksaannya, dan setiap hari Alesha masih harus menjalani perawatan sekirannya seminggu lagi, baru ia boleh diizinkan untuk pulang. 

"Aku sangat senang akhirnya bisa melihat lagi." ucap Alesha. Jonathan langsung menyunggingkan senyumannya. "Aku juga senang."

Alesha tiba-tiba diam terpaku. Rasanya ia ingin sekali menanyakan dimana Rafael saat ini pada Jonathan? Tapi ia tidak mempunyai keberanian lebih untuk menanyakan itu. Ia sangat rindu dengan sosok itu, pria kasar dengan perasaan anehnya. 

Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Rafael? Pikiran anehpun muncul dalam otaknya, ia tambah tidak bisa tenang kalau seperti ini dan juga ia tidak sabar untuk melihat wajah Rafael, apakah selama ini ucapan Lena benar kalau Rafael sangat tampan?

"Kau makan sangat lahap, ini suapan terakhir." ucap Jonathan, lalu tangannya menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Alesha.

Alesha kembali menelannya, tapi tiba-tiba muncul rasa mual diperutnya. Ia berlari menuju wastafel sambil memegangi mulutnya dengan tangannya.

Jonathan yang melihat itu khawatir.  Sejak tadi, Alesha baik-baik saja, bahkan wanita itu makannya sangat lahap sekali. Tapi sekarang, ia memuntahkan semuannya.

Jonathan menghampiri Alesha. "Apa kau baik-baik saja? Aku bisa panggilkan dokter."

"Aku baik-baik saja." ucap Alesha lalu mengusap mulutnya dengan handuk kecil. 

"Huek.. Huek.. " Belum ada semenit ia melontarkan kalimat baik-baik saja, dan sekarang ia sudah mual-mual lagi. 

"Tampaknya kau kurang sehat,  akan aku panggilkan dokter." ucap Jonathan lalu kemudian ia memencet tombol yang langsung terhubung pada petugas kesehatan.

Alesha merasakan pusing di kepalanya serta rasa mual yang menyerang. Apakah ini efek samping dari obat-obatan yang ia konsumsi? 

"Jo, sepertinya ini efek samping dari obat-obatan yang aku konsumsi." Ucap Alesha lalu ia melangkahkan kakinya ke arah ranjang dibantu oleh Jonathan. 

"Sebentar lagi dokter datang untuk memeriksamu. Sebaiknya kau berbaring."

Lalu Alesha menganggukkan kepalanya pelan dan berbaring diatas ranjang rumah sakit. 

Lanjut? Tunggu 1000 view yaa hehe

TBC
Don't forget for Vote and Comment.
😍

Dukung selalu aku ya dalam cerita ini :')
Dukungan kalian, akan membuat aku semangat nulisnya, Hehe~•• 🌸

Kalian bisa kunjungi aku di Instagram @yolan_dta

Salam manis

Author :')

Married With The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang