Aku mau muntah.
Honestly, biasanya aku tidak pernah kaya gini dalam menangani suatu kasus. Biasanya aku bisa kuat menahan segala jenis bau busuk-atau bau apapun itu yang keluar dari hantu yang sedang kuhadapi, tapi tidak kali ini.
Well, mungkin karena kali ini aku tidak berhadapan langsung dengan hantu, tapi dengan mayat manusia yang masih segar.
Ya, kalian tidak salah baca, kok.
Begitu aku mendapat telepon panggilan kasus baru, aku buru-buru memakai trench coat-ku, mengambil kunci mobil, kemudian berangkat menuju tempat klien-ku tanpa berpikir dua kali. Klien-ku kali ini adalah seorang cewek, dilihat dari penampilannya begitu kami pertama kali bertemu dia terlihat seperti seorang mahasiswi semester akhir yang sedang disibukkan oleh skripsi. Suaranya panik dan terdengar seperti sedang menangis ketika dia meneleponku, membuatku cepat-cepat mendatanginya.
Saat aku tiba di apartemen klien-ku, cewek itu tengah berdiri dengan cemas di lobi apartemennya, tangannya mengenggam ponselnya dengan kelewat erat sampai-sampai buku-buku jarinya memutih.
"Ada hantu di balkon kamarku." katanya, dengan suara yang bergetar hebat.
Tanpa banyak bicara, kami langsung menuju kamar apartemennya menggunakan lift. Aku sudah siap dengan athame di saku jaketku ketika cewek itu membuka pintu kamarnya, aku bahkan sudah mengeluarkannya ketika kami berjalan terburu-buru menuju balkon dengan aku memimpin di depannya.
Akan tetapi, ketika kami tiba di balkon, aku langsung tahu bahwa athame-ku tidak dibutuhkan.
Ada sebuah mayat tergeletak tidak berdaya di lantai balkon, darah mengalir deras dari lehernya yang menganga lebar.
Setelah cewek itu menjerit keras-keras-dan setelah aku mengumpulkan kesadaranku untuk memastikan bahwa aku sedang tidak bermimpi-, aku menyuruhnya untuk menelepon polisi sementara aku memeriksa keadaan si mayat.
Badannya belum terlalu dingin ketika aku menyentuh tangannya, jadi waktu kematiannya belum lebih dari tiga puluh menit. Dilihat dari luka melintang di lehernya, kemungkinan besar dia digorok oleh sebuah pisau kecil yang sangat tajam. Posisi badannya diatas balkon cukup aneh, seperti seseorang yang sengaja dijatuhkan dari atas.
Oh, tunggu dulu.
Aku mendongakkan kepalaku keatas untuk melihat balkon milik kamar yang berada diatas kamar milik cewek ini.
"Siapa yang tinggal diatas kamarmu?" tanyaku kepada cewek bernama Kang Mina itu.
"C-changmin ahjussi..." jawabnya terbata-bata.
"Apa pekerjaannya?" tanyaku lagi. "Apa dia ada di kamarnya sekarang?"
"Kurasa begitu, sekarang jam tiga pagi jadi biasanya dia sudah pulang..."
Aku berlari keluar kamar sebelum Mina sempat menyelesaikan kalimatnya, menaiki tangga darurat karena aku yakin bakal makan waktu lama kalau aku menggunakan lift, kemudian berlari lagi menuju kamar yang aku duga sebagai kamarnya si Changmin ahjussi ini. Kalau hitunganku benar, dia ada di kamar nomor 307. Semoga saja aku tidak salah.
Tanpa menghiraukan rasa sakit di kakiku karena telah berlari menaiki tangga, aku mengetuk pintu kamar 307 dengan cukup keras. Masa bodoh kalau sekarang jam tiga pagi, ada hal yang lebih penting saat ini.
Selang beberapa detik kemudian, pintu kamar terbuka, menunjukkan sosok seorang lelaki berusia sekitar tiga puluh tahunan dengan setelan kaus oblong dan celana training, wajah yang kusut dan rambut yang acak-acakan.
"Ada apa ya?" tanya lelaki itu, dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
"Maaf, ini mungkin terdengar aneh tapi boleh aku lihat balkon kamarmu? Ada orang yang baru saja terbunuh." jawabku, membuat lelaki itu membelalakkan matanya.
"Terbunuh? Apa maksud-"
Aku menerobos masuk kedalam kamar apartemen lelaki itu sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, kemudian berjalan cepat sekalipun kakiku rasanya nyeri setengah mati menuju balkon kamarnya untuk memastikan tidak ada sesuatu yang aneh, atau setidaknya, untuk mengetahui apakah tebakanku tepat.
Ketika aku tiba di balkon kamar Changmin, aku melongok kebawah untuk melihat kembali posisi mayat yang berada di balkon kamarnya Mina. Aku memeriksa pagar yang membatasi balkon, ubin berbentuk segi empat yang menjadi lantai balkon, tapi aku sama sekali tidak menemukan tanda-tanda adanya keanehan-atau setidaknya, tanda-tanda keberadaan hantu.
Oh, tunggu sebentar.
Ada sesuatu yang aneh di sudut balkon. Sebuah kertas perkamen yang dililit oleh tali kur dengan ranting-ranting kecil mencuat keluar dari dalamnya.
Setahuku, benda itu bernama vodoo.
YOU ARE READING
The Frighteners
FanfictionMin Yoongi adalah seorang pemburu hantu. Bae Joohyun adalah seorang penyihir. Roda takdir mempertemukan mereka dalam situasi yang tidak terduga. Serangkaian pembunuhan misterius disertai dengan kemunculan penampakan-penampakan hantu membuat Yoongi d...