32 | Yoongi : The Fallen

88 10 4
                                    

"KIM JONGWOON!"

Suara jeritan Joohyun memenuhi ruangan tepat ketika kami baru saja tiba. Joohyun berlari cepat mendahuluiku menuju sosok kakak sepupunya, yang kini tengah berdiri tidak sadarkan diri dengan tangan terikat ke sebuah tiang sementara aku mengikuti langkah cewekku itu dari belakang dengan terburu-buru.

Wajar saja jika Joohyun bereaksi seperti itu. Sekalipun sekilas kondisi Jongwoon terlihat tidak terlalu parah, tetap saja dia dalam keadaan terikat dan tidak sadarkan diri. Setelah jarakku dengannya semakin jelas, aku bisa melihat pelipisnya yang berdarah, membuatku langsung tahu darimana asalnya bercak darah yang kutemui di ruang tamu beberapa saat yang lalu.

Dengan menggunakan athame, aku memotong tali yang mengikat Jongwoon di tiang. Tubuh pria itu langsung terhuyung kedepan, untung saja Joohyun dengan sigap menangkapnya, memeluknya erat-erat sekalipun Jongwoon tidak membalas pelukan itu.

"Jongwoon, demi tuhan, bangun dong!" seru Joohyun, kali ini sambil menepuk-nepuk pipi kakak sepupunya itu.

Kim Jongwoon mengerang, keningnya berkerut, dan perlahan tapi pasti, dia membuka matanya. Wajahnya tampak kebingungan ketika melihatku dan Joohyun.

"Jooohyun? Yoongi? Kenapa kalian ada disini?" tanyanya, yang langsung dibalas Joohyun dengan sebuah tamparan ringan di pipi Jongwoon.

"Bodoh, tentu saja untuk menyelamatkanmu!"

Ketika Joohyun mulai terisak, Jongwoon menarik cewekku itu kedalam pelukannya. Tangannya mengusap-usap punggung Joohyun pelan, berusaha menenangkannya.

Kalian tidak tahu betapa leganya aku melihat pemandangan didepanku ini.

Sementara Jongwoon dan Joohyun sibuk, aku mengeluarkan ponselku kemudian mencari kontak Jungsoo hyung untuk meneleponnya. Sesuai dengan kesepakatan kami di taman perpustakaan, aku akan memanggil Jungsoo hyung beserta timnya untuk datang kesini sepuluh menit setelah kedatangan kami.

Dan tampaknya, selain memanggil Jungsoo hyung, aku juga perlu menelepon ambulance.

"Wah, reuni yang menarik."

Sebuah suara perempuan membuatku secara refleks mengalihkan perhatianku. Disana, di depan tangga, Jung Soojung berdiri dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.

Cho Kyuhyun berdiri dibelakangnya dengan pistol terarah kepadaku.

"Semuanya berjalan sesuai rencana." lanjut Soojung. Aku melirik Joohyun yang tampak benar-benar terkejut saat ini, berbeda dengan Jongwoon yang malah menatap Kyuhyun dan Soojung dengan begitu tajam.

Kulangkahkan kakiku dengan mantap, memposisikan diriku sendiri didepan Joohyun dan Jongwoon, menjadikanku sebagai tameng mereka.

"Nggak nyangka oppa bakal masuk kedalam perangkapku semudah ini!" Soojung menatapku, dan sekalipun nadanya terdengar ceria, wajahnya benar-benar dingin.

Aku memasukkan ponselku yang sudah terhubung kepada Jungsoo hyung kedalam saku jaketku sembari membalas perkataan penyihir hitam itu.

"Masa?" tanyaku. Soojung tertawa terkekeh, kakinya melangkah beberapa senti kedepan, semakin mendekatiku.

"Sekarang, semua yang aku butuhkan nyaris terkumpul semua." ujarnya. Saking tegangnya suasana diruangan ini, aku sampai bisa mendengar suara hembusan angin yang masuk lewat celah-celah dinding.

"Tinggal beberapa bumbu pelengkap lagi dan beres jadinya."

"Kemudian kamu mau membangkitkan orang yang sudah mati, begitu?" tanyaku, berusaha untuk terdengar tenang. Aku tidak boleh terlihat tegang didepan Joohyun dan Jongwoon.

The FrightenersWhere stories live. Discover now