Ini memang bukan pertama kalinya aku melihat hantu.
Maksudku, yang benar saja, di sekitar sini saja sudah banyak sekali hantu berkeliaran dengan beragam bentuk dan ukuran. Ada yang badannya tinggi besar, ada yang kurus kering seperti sumpit, ada juga yang berukuran seperti anak kecil. Memang, tampang mereka semua menakutkan, tapi wujud arwah yang kupanggil kali ini jauh lebih menakutkan.
Ketika aku menatap matanya begitu dia pertama kali muncul, aku seolah-olah bisa merasakan semua emosi yang dirasakannya. Rasa sedih, marah, kecewa, bahkan ketakutan, semuanya bercampur menjadi satu. Aku harap dia tidak melemparkan tantrumnya saat aku akan mewawancarainya.
"Aku mengenalmu." ujar hantu itu, suaranya parau seperti orang yang terlalu banyak merokok dan minum soda.
Karena aku profesional, aku mencoba untuk tetap tenang dan tidak histeris saat mata si hantu menatapku tajam.
"Hai, namamu Kim Seokmin, kan?" tanyaku.
"Aku melihatmu dan benda terkutuk itu sewaktu orang-orang datang menggotong mayatku." ujarnya, sama sekali tidak menghiraukan pertanyaanku. Tapi, kalau aku tidak salah tangkap, aura disekelilingnya yang sebelumnya penuh dengan amarah kini mulai mereda.
Dan itu pertanda bagus.
"Kenapa kalian bisa membawaku kesini?" tanyanya.
"Ada yang perlu kami tanyakan." jawabku, dan aku sangat berhati-hati memilih setiap kata yang aku ucapkan agar tidak menyinggung perasaannya.
"Seingatku, setelah mereka menggotong mayatku, aku seperti... Terseret menuju sebuah tempat gelap dan dingin. Aku nggak bisa keluar, padahal aku yakin betul kalau aku ini sudah mati. Kenapa kalian bisa mengeluarkanku dari sana?" lanjut Seokmin, membuatku memutar otakku memikirkan pertanyaannya.
Dia bilang dia terjebak di tempat yang gelap dan dingin? Setahuku, arwah yang bergentayangan setelah mati bebas pergi kemana saja sesuka mereka, kecuali kalau mereka memang ditakdirkan untuk langsung pergi menuju kehidupan selanjutnya. Apa tempat yang dimaksudkan Seokmin?
Oke, sekarang bukan waktunya memikirkan hal itu. Aku harus mendahulukan prioritas.
"Seokmin, sebelum kamu mati...Apa hal terakhir yang kamu ingat?" tanyaku, berharap Seokmin tidak akan mengabaikan pertanyaanku lagi.
Seokmin menatap berkeliling, darah terus menetes dari lehernya tanpa henti.
"Aku sedang menonton film di kamar apartemenku...kemudian aku mendengar suara benda pecah. Tiba-tiba saja aku disergap oleh sebuah...." saat Seokmin hendak melanjutkan kalimatnya, aku bisa merasakan hawa disekitar kami memanas. Aku tahu Jongwoon dan Joohyun juga merasakannya, genggaman tangan mereka di tanganku kelewat erat saat ini.
"Sebuah makhluk hitam besar yang menjijikan." ucap Seokmin, sorot matanya penuh dengan dendam. "Dia berbau busuk seperti air got. Seperti monster-monster yang ada di film Ghostbuster, tahu kan? Dan dia nggak sendirian, ada seorang perempuan yang ikut dengannya, dia mencengkram kedua tanganku dari belakang. Tenaga perempuan sialan itu kuat sekali, dan setelah itu-"
"Mereka membunuhmu." lanjutku, membuat Seokmin menganggukkan kepalanya.
"Hal terakhir yang aku ingat setelah mereka membunuhku adalah badanku yang dicampakkan begitu saja di balkon kamar orang, lalu kamu, lalu orang-orang itu, kemudian-ARRGH!!"
Ketika Seokjin menjerit, tahu-tahu saja bahan-bahan ritual didalam mangkuk keramik terbakar, kali ini dengan api yang lebih besar dan lebih panas. Jeritan Seokmin berhasil membuat kupingku berdenging begitu hebatnya. Lengkingannya semakin keras ketika api itu mulai membakarnya, membuat wujudnya yang semula terlihat seperti manusia biasa berangsur-angsur meleleh bak lilin yang dibakar. Kami bertiga menyaksikan proses itu sambil menahan sakit yang teramat sangat di telinga kami, tanpa melepaskan lingkaran yang telah kami buat.
Aku mulai merapalkan mantra untuk mendapatkan Seokmin kembali, tapi, sekeras apapun aku meneriakkannya, kekuatan yang menarik membakar Seokmin jauh lebih kuat. Aku merapalkan mantra keras-keras sampai tenggorokanku terasa begitu kering, dan sebelum aku sempat menyelesaikannya, sebuah makhluk dengan jubah hitam yang tinggi besar muncul dari balik api itu.
Oh, ya tuhan. Dia kan....
"JANGAN IKUT CAMPUR!!" jerit si makhluk berjubah hitam itu, dan dengan sekali tebasan dari tangannya yang berkeriput dan berwarna abu-abu pucat, dia berhasil merusak lingkaran kami, membuatku terpental kebelakang dan membentur sesuatu yang aku kira sebagai bekas tiang tenis.
Dari jarak yang cukup jauh, aku bisa melihat Joohyun dan Jongwoon sama-sama berusaha merapalkan mantra untuk menahan makhluk itu, tapi sebelum mereka menyelesaikan mantra mereka, makhluk itu menghilang bagaikan ditiup angin.
YOU ARE READING
The Frighteners
FanfictionMin Yoongi adalah seorang pemburu hantu. Bae Joohyun adalah seorang penyihir. Roda takdir mempertemukan mereka dalam situasi yang tidak terduga. Serangkaian pembunuhan misterius disertai dengan kemunculan penampakan-penampakan hantu membuat Yoongi d...