3 | Yoongi : A Hunter's Life

100 14 0
                                    

Menjadi pemburu hantu tidaklah mudah.

Awal-awal aku memutuskan untuk melakukan pekerjaan ini, aku masih sering mengikuti jadwalnya Jongwoon. Kami pergi berburu bersama, menyelesaikan kasus bersama, dan membagi dua hasilnya. Setelah beberapa bulan, aku akhirnya memilih untuk mulai bekerja sendiri.

Jelas, pendapatannya lebih besar. Aku bisa mengumpulkan banyak sekali uang hanya dari berburu hantu. Tapi, resiko menjadi pemburu hantu sepertiku-dan jutaan orang berprofesi sama diluar sana-sangatlah besar.

Pertama, kamu harus siap dipanggil kapan saja. Aku pernah mendapat panggilan emergensi dari seorang klien pada jam dua pagi. Aku juga pernah mendapat panggilan mendesak tepat pukul tengah malam. Pekerjaan ini tidak mengenal waktu, jadi jangan harap kamu bisa mengatur jadwalmu seperti pekerja kantoran biasa.

Kedua, waktu tidurmu akan terganggu. Aku sering tidur saat subuh, lewat jam dua belas malam, tepat jam satu siang, atau malah tidak tidur sama sekali. Kantung matamu akan bertambah besar dan penampilanmu bakal mirip seperti mayat hidup.

Ketiga dan yang terakhir, nyawamu selalu dalam bahaya. Ketika kamu menangani sebuah kasus dan berurusan dengan hantu yang gemar membunuh ( terus terang, aku paling benci tipe hantu yang seperti ini ) kemungkinanmu untuk bisa selamat sangatlah kecil. Aku pernah beberapa kali berhadapan dengan hantu jenis ini, dan biasanya mereka sulit dikalahkan. Menembak mereka dengan peluru garam batu tidak akan berpengaruh apapun, dan mereka akan melakukan segala cara untuk mencegahku membakar tulang mereka.

Kalau sudah seperti itu, athame-ku yang turun tangan.

Athame adalah sebuah belati dengan dua mata pisau yang tajam dan gagang berwarna hitam yang gagah. Belati ini merupakan bagian dari tradisi suku Wicca, dan entah bagaimana caranya, bisa membasmi hantu dengan sekali tebas. Aku mendapatkan belati ini dari Jongwoon saat aku memutuskan untuk bekerja sendirian.

Sampai sekarang, aku masih belum mengerti kenapa Jongwoon memberikan benda sakti ini kepadaku secara cuma-cuma. Maksudku, dilihat dari sejarahnya dan kekuatan ghaib yang dimilikinya, belati ini pasti bernilai tinggi. Cukup aneh karena Jongwoon memberikannya padaku begitu saja.

"Untuk melindungi dirimu sendiri." jawabnya, ketika suatu saat aku bertanya tentang hal itu kepadanya. "Anggap saja sebagai jimat pelindung."

Sejauh ini sih, athame memang selalu melindungiku di saat-saat genting. Athame juga selalu membantuku menyelesaikan pekerjaanku dengan lebih cepat, jadi, bisa dibilang hubunganku dengan belati itu sudah seperti sepasang kekasih yang saling melengkapi.

Selama aku memiliki benda itu disisiku, aku rasa aku bisa terus bertahan menjadi pemburu hantu sampai berpuluh tahun kedepan.

Tapi, tetap saja, mau ada athame atau tidak pun, aku masih bisa melihat hantu. Ketika aku baru mendapatkan kemampuan sialan ini, aku ketakutan setengah mati karena mereka ada dimana-mana. Di halaman depan rumahku, di minimarket tempatku biasa membeli makanan, di persimpangan jalan, dimanapun. Maka dari itu, aku memasang proteksi sebanyak mungkin di sekeliling rumah supaya mereka tidak bisa menggangguku saat aku sedang benar-benar ingin istirahat.

Aku menabur garam di setiap pintu dan jendela yang ada di rumahku, memasang lilin-lilin lavendel di sekeliling rumah, menebar kembang jimat pemberian Jongwoon dan bahkan pria itu merapalkan mantra perlindungan supaya tidak ada hantu yang berani mendekati rumahku.

Kebanyakan hantu yang kutemui enggan menghampiriku sejak aku membawa athame kemanapun aku pergi. Aku pernah mendengar mereka berbisik-bisik tentang 'benda mematikan', 'benda terkutuk' , 'alat pembunuh' dan semacam itu ketika aku melewati mereka. Aku tahu, yang mereka maksud itu adalah athame-ku, tapi sampai detik ini, aku tidak tahu kenapa mereka bisa sampai mengatakan hal-hal seperti itu.

The FrightenersWhere stories live. Discover now