"Berdasarkan ceritamu, sepertinya aku tahu apa yang sedang kalian hadapi."
Cho Kyuhyun mengambil salah satu buku setebal buku telepon, dengan sampul beludru berwarna hijau tua yang mulai usang dari rak berisi koleksi buku miliknya. Kami duduk di sebuah meja kayu yang terletak persis didepan rak buku tersebut, mengelilingi buku yang diambil Kyuhyun sambil mendengarkan penjelasannya dengan seksama.
"Serius? Padahal aku baru cerita sedikit." ujar Jongwoon, sambil menyenderkan punggungnya ke kursi kemudian melipat kedua tangannya.
Kyuhyun tertawa mencibir kemudian mulai membolak-balik halaman buku tersebut, yang, omong-omong, baunya seperti kayu lapuk saking tuanya.
"Ayolah, hyung. Menurutmu sudah berapa kali aku mengatasi hal semacam ini?" tanya Kyuhyun, kemudian, tangannya berhenti membolak-balikkan halaman buku. "Nah, ini."
Kyuhyun menyodorkan buku yang sudah terbuka itu kepada Jongwoon, membuat aku harus sedikit melongok untuk melihat isinya karena aku duduk agak jauh darinya.
"Necromancy." gumamku, membaca judul halaman buku itu.
"Neromancy berasal dari bahasa Yunani yaitu nekros yang berarti mati dan manteia yang berarti divinasi. Artinya, kurang lebih, membangkitkan kembali orang yang sudah mati." Kyuhyun seakan-akan menjawab pertanyaanku.
"Aku kira ilmu ini sudah punah beratus tahun yang lalu." kata Jongwoon, kemudian menyodorkan buku itu kepadaku.
Sambil membuka-buka halaman buku, aku mendengarkan penjelasan Kyuhyun.
"Kata siapa? Masih banyak orang yang memercayai Necromancy sampai sekarang. Contohnya, penyihir hitam yang lagi kalian hadapi saat ini." ujar Kyuhyun. "Berdasarkan ceritamu, hyung, aku bisa mengambil kesimpulan bahwa siapapun yang kalian hadapi saat ini sedang mencoba untuk membangkitkan kembali orang yang sudah mati menggunakan sihir hitam yang sangat berbahaya. Lihat saja ciri-ciri yang dia tinggalkan. Voodoo itu, leher yang tergorok...."
"Persembahan darah." kataku, sambil membaca tulisan yang ada di buku. "Persembahan darah dari tujuh dosa mematikan diperlukan untuk membangkitkan orang yang sudah mati."
"Nah, Joohyun, ternyata kamu lebih pintar dari dugaanku." Kyuhyun tersenyum simpul kepadaku, dan sekarang aku tidak tahu apakah aku harus merasa senang karena dia memujiku atau tersinggung karena dia berkata seolah-olah aku ini hanya penyihir muda dungu yang menggunakan sihir untuk menarik hati cowok-cowok di kampus.
Well, kurasa sebaiknya aku mengabaikannya saja.
"Benar juga." kali ini, Jongwoon terlihat menegakkan duduknya, kedua tangannya terlipat diatas meja. "Korban yang dibunuh itu mungkin mewakili salah satu tujuh dosa mematikan. Si penyihir mengambil darahnya, dan yang dia perlukan hanyalah..."
"Enam orang lagi." lanjutku, membuat Kyuhyun menganggukan kepalanya.
"Enam orang lagi sebelum supermoon. Ritualnya hanya akan berhasil jika dilakukan saat supermoon, coba lihat di bukunya." ucap Kyuhyun, sementara Jongwoon membelalakkan matanya.
"Tadi pagi aku lihat di internet." kata Jongwoon, kali ini nadanya sedikit tegang. "Seminggu lagi akan terjadi fenomena supermoon, kalau tidak salah, mendekati pergantian tahun."
Baik aku maupun Kyuhyun sama-sama membelalakkan mata, kemudian menatap Jongwoon yang juga terlihat tidak percaya atas apa yang baru saja dikatakannya.
YOU ARE READING
The Frighteners
FanfictionMin Yoongi adalah seorang pemburu hantu. Bae Joohyun adalah seorang penyihir. Roda takdir mempertemukan mereka dalam situasi yang tidak terduga. Serangkaian pembunuhan misterius disertai dengan kemunculan penampakan-penampakan hantu membuat Yoongi d...