Part 7

5.7K 286 1
                                    

Nico, Britney dan kawan kawan mereka keluar dari kelas Elena. Membuat Elena dan murid murid kelas X-IPS-1 semuanya menjadi sunyi.

Keduanya duduk di tempat mereka masing masing. Keduanya masih tetap diam seribu bahasa. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Hey.. loe kenapa mau bantu gue?" tanya Elena.

"Loe pikir gue gak punya hati nurani apa ? Liatin gadis bodoh kek loe di bully sama mereka?" tanya Haze kembali.

"Sejak kapan loe peduli sama gue? Dasar Es Batu.." gerutu Elena.

Haze hanya terdiam. Pikirannya sibuk mencerna omongan Elena. Wanita ini benar. Sejak kapan ia peduli dengan Elena. Bahkan pria itu membelanya di depan semua orang.

'ah.. gak peduli deh.. anggap aja gue lagi berbaik hati..' batin Haze mengelak fakta di depannya.

Sebuah deringan telfon mengganggu Elena.

'halo?'

'Lena.. loe keluar nanti pake cepet! Gue jemput loe pulang nanti!'

'gak bisa! Gue ada sedikit masalah disini! Harus aku urus dulu!'

'masalah? Masalah apa lagi yang loe buat Lena??'

'udalah Nash ribet.. panjang ceritanya..'

'Sekarang. Ceritain.'

'okay okay.. jadi ginu ada sekelompok gadis gadis kecakepan gangguin adek loe ini yang polos Tak berdosa ini. Jadi tiba tiba ada es batu yang nolongin adek loe ini. Mendadak entah dari laut mana datang orang gilak yang cari ribut sama gua jadi si es batu ngebelain adek loe ini. Ntar sore pas pulang mereka mau berantem barang siapa yang menang akan punya rewardnya gitu deh. Kalo es batu kalah adek loe harus jadi budak orang lain selama satu bulan!'

'ohh.. yauda ntar gue ke skola loe.'

'ngapain?'

Tiba tiba percakapan mereka diputus oleh Nash.

"Apaan sih nih orang..?" Geram Elena.

"Siapa?" tanya Haze.

"Kenapa?" tanya Elena kembali.

"Nggak cuma nanya.. soalnya loe ceritanya juga aneh banget.." ucap Haze.

"Abang gue yang nomer 3" ucap Elena santai.

"Oh.."

&&&&&

Bel berdering panjang tanda sudah jam pulang. Pengacara Haze juga sudah datang mereka akan tanding di lapangan. Haze meminta Nico, Britney dan Elena untuk tanda tangan. Setelah itu disahkan oleh pengacara.

Semua murid di sekolah itu berkumpul mengelilingi lapangan. Bahkan ada yang berdiri di atas agar bisa melihat. Yah.. mereka seperti akan konser besar. Para penonton kebanyakan menyoraki Nico.

"Nico! Nico! Nico! Nico!" Teriak para penonton.

Nico menjadi semakin angkuh dan yakin untuk menang bahkan ia sengaja membuka bajunya untuk memamerkan sixpack kecilnya yang belum sepenuhnya jadi.

Nico menjadi semakin angkuh dan yakin untuk menang bahkan ia sengaja membuka bajunya untuk memamerkan sixpack kecilnya yang belum sepenuhnya jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Yah kira kira kek gini aja)

Haze yang juga terpancing langsung memamerkan tubuh sempurnanya yang sudah jadi. Beserta tatoo singa di dadanya.

 Beserta tatoo singa di dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ada tatoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ada tatoo.. 😂😂😂)

Semua murid yang berada disana langsung tercengang. Bahkan ada beberapa murid wanita menjerit histeris.

Lalu tiba tiba banyak pria tinggi dan garang masuk ke area lapangan mereka semua memakai jaket dengan logo Yokowa.

Lalu tiba tiba banyak pria tinggi dan garang masuk ke area lapangan mereka semua memakai jaket dengan logo Yokowa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira kira seperti ini logonya)

"Bos!" Semua pria garang itu menunduk hormat pada Haze.

Haze hanya diam dan memandangi mereka. Ia tersenyum sinis bagaikan dewa kematian yang siap mencabut nyawanya.

Elena memandangi mereka berdua dengan risau takut Haze akan terjadi apa apa. Elena juga akan merasa bersalah jika terjadi sesuatu dengan Haze.

Mereka berdua maju dan mengadakan tos tinju tanda pertandingan sudah dimulai.

Baru saja tangan mereka tos, Nico langsung melayangkan tinjunya ke arah Haze. Dan beruntung Haze menghindari pukulan Nico dengan cepat.

Dengan cepat sebuah pukulan yang cepat dan keras melayang ke arah Nico menyebabkan pria itu jatuh seketika.

Haze menyeringai melihat hasil karyanya. Nico masih belum sepenuhnya tumbang. Ia hanya seperti terpeleset saja. Nico berdiri lagi dan mendekat lalu dengan sekuat tenaga melayangkan pukulannya.

Namun, reflek dari Haze lagi lagi begitu cepat dan tangkas membuat pria itu berhasil menghindari pukulan Nico. Nico yang tidak berhasil mendaratkan pukulannya sontak terjerembab ke atas tanah. Membuat semua penonton tercengang bahkan ada yang tertawa.

Nico semakin geram pria itu bangkit lalu mengambil jarum kecil dan ia sangkutkan di jemarinya.

Dengan cepat lagi lagi ia berlari lalu memukul Haze. Pukulan Nico berhasil Haze hindari. Namun, jarum yang Nico pakai berhasil melukai wajah tampan Haze.

Merasa ada yang bercucuran keluar. Haze memegang pipinya dan saat pria itu melihat darahnya keluar. Pria itu marah! Bukan hanya marah tetapi sangat marah!

Dengan geram pria itu langsung memukul Nico. Membuat pria itu jatuh lalu dengan kasar Haze menginjak dada Nico. Membuat Nico kesulitan naik dan bernafas. Dengan sekuat tenaga Haze langsung mencekik Nico.

Amarah Haze memuncak tidak ada yang berani mendekati keduanya. Semuanya yang ada disana bagaikan batu yang tidak dapat berkutik.

Coolest BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang