Part 13

4.8K 244 1
                                    

Elena hanya berjalan masuk kembali ke kelas karena jam sarapan akan segera habis.

Haze kembali ke kelasnya tanpa membawa apapun membuat Elena menjadi heran.

"Mana makanannya ??" tanya Elena.

"Selow aja beib.. ntar juga nonggol." Ucap Haze sambil memainkan kedua alisnya.

Elena hanya mengangguk polos. Jam pelajaran pun dimulai lagi membuat semua siswa yang ada disana menjadi fokus kembali.

#####

"Haze! Kamu kerjakan soal nomor 2!" pinta salah satu guru killer mereka yaitu guru bahasa indonesia.

"Baik pak!" ucap Haze sambil menggerutu dalam hati.

Bukannya Haze tak bisa. Namun, ia benci diteriaki dan diperintah ini itu.

"Jadi bagaimana ? Kamu tidak bisa kah mengerjakan soal ini ?!" teriak Hebron, guru bahasa indonesia mereka.

"Bisa pak.. jawabannya C" ucap Haze.

"Hah?!"

"C pak!" Ucap Haze agak keras.

"Kamu tahu darimana jawabannya C ?!" tanya Pak Hebron.

"Karena, jawabannya ada di dalam paragraf terakhir, Pak!" jawab Haze.

"Bagus! Duduk kamu sana!" pinta Hebron.

"Baik Pak!" ucap Haze.

Belajar mengajar kembali berlangsung dengan seksama.

&&&&&

Bel berbunyi.. tanda jam makan siang.

Haze langsung keluar keluyuran entah ke belahan bumi mana.

Elena mendumel dalam hati. Katanya mau beliin. Tapi baru bel langsung pergi. Geez dasar aneh!

Elena kembali jalan di lorong sekolah. Hatinya sebenarnya sedang kesepian.

Jenny sedang belajar ekonomi. Karena, jam berikutnya ia akan ujian. Akibatnya, ia berakhir sendirian disini.

"Hah.." Elena menghela nafas panjang.

Ia berdiri di balkon sekolah. Sambil memandangi pemandangan yang asri dan tenang.

Belum sepuluh menit ia berdiri. Britney and gengks datang lagi mengusik kehidupannya.

Sebenarnya hari ini Elena tidak ingin marah. Namun, kali ini Britney sudah keterlaluan. Kali ini, Britney menyiramnya dengan secangkir kopi panas.

Beberapa orang yang lewat disana. Melihatnya prihatin, namun apa daya mereka juga takut dengan Britney and gengks.

Alhasil keadaan disana menjadi tegang. Bahkan orang orang memilih untuk putar jalan daripada melewati jalan tersebut.

Elena menatap Britney dengan muak bahkan sangat muak.

"Loe gak ada habis habisnya yah ?" Tanya Elena.

"Pftt.. hahaha.." britney tertawa kencang.

"Loe akan kuinjek habis. Loe liat aja!" ancam Britney.

"Oh ya ? Kok gak sekarang aja ?" tanya Elena menantang.

"Heh! Loe jangan tantangin gua yah!" teriak Britney.

Mata elang Elena dari awal sudah mendapati beberapa kamera pengawas yang berada disini. Dan merekam setiap pergerakkan siswa siswi disini.

"Kenapa ? Loe takut ? Ato dari awal cuma bacot aja ?" Tanya Elena geram.

"Loe!” pekik Britney lalu menjambak kasar Elena.

Akhirnya jambak menjambak pun dimulai. Sampai rambut keduanya kusut dan rontok.

"Hey! Hentikan! Apa apaan ini!” bentak July, guru bidang studi kimia.

July merupakan guru kimia yang juga adalah famili dekat dari Britney.

"Kalian berdua! Kenapa berantem! Oh.. God?! Britney sayang ? Kamu?!!” ucap July.

"Dia.. tante.. hiks..hiks.." tangis Britney sambil menunjuk Elena.

"Kamu! Dasar anak kurang ajar!” ucap July marah.

Elena hanya menatap July dengan tatapan remeh dan tajam.

PLAK!!!

July menampar Elena dengan kasar.

"Dasar anak kampung! Bukannya minta maaf! Minta maaf sama Britney! Cepattt!!!!” pekik July.

"Nggak! Mau!” ucap Elena menekankan setiap perkataannya.

Plakk!!

"MINTA MAAF!” Ucap July.

"Loe gak denger?! Cepat minta maaf sama gue!” ucap Britney.

"Loe budeg?! GUE BILANG NGGAK MAU BLOON !!” Pekik Elena tak kalah kencang.

"Dasar anak murahan! Ikut ibu ke kantor BP!” Pekik July sambil menjewer Elena agar mengikuti dia.

Elena hanya membiarkannya karena ia masih bersabar dan tidak ingin ribut.

Dia bisa saja menelepon ayah dan pengacaranya sekarang. Namun, hati kecilnya mengajaknya untuk berdamai.

Sesampainya di kantor BP. July langsung mencerca Elena habis habisan.

Guru BP yang berada disana langsung bingung dibuat oleh July karena kondisi Elena yang lebih mengenaskan dibanding Britney.

Karena kondisi Britney hanya rambutnya yang kusut. Sedangkan, Elena rambutnya kusut dan basah akibat siraman kopi, pipinya juga merah kebiruan akibat tamparan July, dan juga seragamnya kotor akibat kopi yang disiram oleh Britney.

"Sudah bu.. biar saya yang mengurus mereka bu.. lagian ini tugas saya bu.. Ibu pergi ngajar aja bu.. ini sudah jamnya mengajar bu.." ucap Yulita salah satu guru BP yang prihatin melihat kondisi Elena.


Coolest BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang