Part 12

5.1K 252 0
                                    

"Kalo muka loe tiap hari gini dan loe juga klo loe bisa diem kek gini mungkin loe akan gue nikahin setelah tamat nanti!" ucap Haze sambil tersenyum senang.

"Loe! Arghh!!" Geram Elena sambil menghentak hentakkan kakinya dan akhirnya pergi meninggalkan Haze.

Beruntung keadaan saat itu sedang sepi jika tidak, gosip akan beredar kemana-mana dan tentunya Elena akan menjadi semakin malu.

&&&&&

Elena tidak menyapa Haze selama berada di kelas. Bahkan untuk menatapnya pun Elena tidak mau. Ia benar benar marah atas kejadian pagi tadi.

"Hey.. loe kenapa?" tanya Haze yang mulai panik sendiri.

Elena hanya diam tanpa mau mengubris Haze. Ia hanya menatap lurus kedepan.

"Hey.. Lena.. ?"

"Lena? Sorry klo gue kelewatan tadi." Ucap Haze menyesal.

"Hm." Gumam Elena.

"Lena.. sorry.." cicit Haze.

"Hmm.." gumam Elena lagi.

"Lenn.." ucap Haze.

"Kamu tau kamu salah?" Tanya Lena.

"Tau." Ucap Haze menunduk seperti anak kecil yang ketahuan berbohong.

"Terus ? Kenapa kamu cium aku tadi ?" ucap Elena agak pelan agar tidak terdengar teman lainnya.

"Ehmm.. gak tahu.. karna kamu gemesin dan cerewet" ucap Haze to the point.

Pipi Elena langsung memerah kembali.

Malu!

Hanya kata itu yang dapat dideskripsikan oleh Elena.

"Itu ciuman pertama aku." Cicit Elena geram.

Haze hanya bisa tersenyum manis.

"Dasar! Ishhh! Menjengkelkan!!" geram Elena.

"Sorry.. beb.. ya? Maafin ya? Ah.. beb.." ucap Haze yang tak seperti biasanya.

Jika biasa ia dingin dan bersikap dewasa maka sekarang ia manja bahkan sangat manja. Membuat orang yang melihat kemanjaannya bisa muntah.

"GTW AH!" Ucap Elena singkat lalu berdiri memberi hormat kepada guru yang selesai mengajar.

Bel istirahat berbunyi. Semua murid murid keluar untuk beristirahat.

Ada yang ke kantin, ada yang pergi ke perpustakaan, ada yang main bola, main basket, main voli, badminton dan lain sebagainya.

Sekolah yang elit ini menyediakan berbagai macam fasilitas. Bahkan ada lapangan golf mini yang bebas digunakan.

"

Hey.. sorry.. please.." ucap Haze sambil mengeluarkan puppy eyesnya. Saat mereka  sudah berada di kantin sekolah.

Elena tidak mau melihat. Ia tahu jika ia melihatnya ia akan luluh.

"Stop it!" Geram Elena sambil membuang muka.

"Please..?” cicit Haze.

"Okay! Okay! Just shut up!” geram Elena yang pusing dibuat Haze.

Sebenarnya ia tidak marah. Namun, ia hanya kelewat malu.

"Yuhu.. yey! Kamu mau makan apa ? Aku beliin deh!” ucap Haze.

"Bener?" Tantang Elena.

"Iya bener." Ucap Haze serius.

Elena tertawa dalam hati.

"Okay! Kalo kamu rela, serela relanya. Kamu beliin aku caramel macchiato, kebab, burger crispy, uhmmm... Ah.. es krim vanilla...!!! Dan.. uhmm.. pancake ? Hmm.. perfect! Itu aja pesanan aku.." ucap Elena santai.

"Hah? Banyak gitu ? Kamu bs habis ?" Tanya Haze bingung.

"Bisa donk kan bagi sama Si Jenny.." ucap Elena polos.

"Yauda.. aku beli pesanan kamu dulu.." ucap Haze santai.

Berhubung sekolah ini elit maka murid diperbolehkan memesan makanan dari luar. Dengan syarat hanya boleh diambil saat istirahat atau jam makan berlangsung.

Mereka bersekolah dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Oleh karena itu ada jam sarapan, jam makan dan jam istirahat selama 2 kali.

Haze segera membelikan makanan yang dipesan oleh Elena.

Elena hanya berjalan masuk kembali ke kelas karena jam sarapan akan segera habis.

Coolest BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang