Part 18

5.1K 237 0
                                    

"Hehe.. Kaburrr..." Ucap Elena lalu mengambil hpnya dari Haze dengan cepat.

"Hey!!”

"Awas kamu kalo ketangkep!!” pekik Haze lalu mengejar Elena sampai ke taman belakang sekolah yang sepi.

"Arghh..!!" Erang Elena karena terjatuh dan membuat lututnya berdarah.

"Tuh.. kan.. kualat kamu!" Ucap Haze lalu dengan khawatir melihat kondisi luka Elena.

Elena hanya dapat canggung melihat situasi dan keadaannya sekarang.

Haze sedang sibuk melihat kondisi luka Elena.

"Kamu nggak akan kuat jalan. Aku gendong aja.." ucap Haze lalu berjongkok agar Elena dapat naik ke punggungnya.

"Ngak! Nggak mau!" Pekik Elena.

"Jadi gimana luka kamu lumayan parah ini! Kalo infeksi terus bernanah terus nanti membusuk dan disuruh amputasi gimana ? Yang susah siapa?" Omel Haze.

"Kamu tuh paranoid banget sih! Terus tuh yang aku ini ada alesan nggak mau kamu gendong! Kamu pikir kamu lagi drama ? Ato kayak novel novel romance itu?! Sorry tapi gue nggak mau! Titik! Nggak pake koma!” cerosos Elena lebih panjang dan lebih lebar lagi.

"Udah jangan banyak bantah!" Ucap Haze lalu mengangkat Elena ala bridal.

Namun, apa daya Haze tidak sanggup mengangkat Elena. Ia hanya mampu mengangkatnya sejauh 15 meter. Sedangkan, UKS berada jauh dari taman belakang sekolah.

"Tuh kan gak kuat! Dasar sok romantis tapi gak kuat!" Ucap Elena kesal karena Haze hampir jatuh.

"Yauda aku mapah kamu aja! Jalannya pelan biar gak sakit!" Ucap Haze salah tingkah.

"Iya iya bawel deh kek ibu ibu hamil!” omel Elena.

"Gue cowok gue bisa hamilin loe tapi gak bisa hamil!" Ucap Haze jutek.

"Dasar mesum!"  Gerutu Elena.

"Sekali lagi loe menggerutu! Gue lepasin loe biar loe jatuh ke kolam renang!" Ucap Haze kesal.

"Kolam renang masih jauh!” ucap Elena kesal.

"Gue lepas yah!" Ucap Haze lalu seakan mau melepas Elena.

"Ahhh!!! Jangan!! Jangan!! Ahhh!!!” pekik Elena.

Haze kembali memapah Elena dengan pelan sampai ke UKS di dalam perjalanan mereka ke UKS mereka terus terusan berdebat tak henti.

Sampai mereka dimarahin oleh petugas UKS. Dan akhirnya petugas UKS meninggalkan mereka tanpa mereka sadari.

Haze akhirnya mau tidak mau turun tangan untuk membersihkan dan mengobati luka Elena.

Dengan telaten Haze membersihkan lukanya  dengan kapas dan alkohol lalu dengan pelan membubuhkan obat ke luka Elena dan akhirnya membungkus kakinya dengan kain kasa.

"Shh.. perih.." hanya ucapan itu yang dapat diucapkan Elena sepanjang Haze mengobatinya.

"Makanya jadi orang itu jangan iseng! Kena instant karma kan loe!” ucap Haze.

"Iya iya maaff.." ucap Elena lalu mengerucutkan bibirnya lucu.

Haze menatap bola mata Elena dalam.

"Gue.. suka sama loe.. meskipun kita sering adu mulut.. tapi entah kenapa gue suka.. kamu.. mau jadi pacar aku?" Ucap Haze serius.

Elena yang seolah terhipnotis pun menganggukkan kepalanya.

Haze langsung memeluk tubuh mungil Elena hangat dan ia membisikkan sesuatu yang membuat Elena meleleh.

"Jangan sering sakit.. Gue bisa ikut merasakannya.. karena gue sayang sama kamu.." ucap Haze.

Setelah kejadian mereka jadian. Elena menjadi sosok yang pemalu dan penurut.

Bahkan ia tidak pernah berdebat dengan Haze lagi dan selalu mengikuti kemauan Haze.

"Nanti tunggu aku anterin yah.." ucap Haze.

"Mm.." gumam Elena lalu menganggukkan kepalanya.

Setelah bel pulang berbunyi..

Haze memapah Elena dengan pelan karena kakinya masih sakit. Jenny yang biasa pulang bersama Elena pun terkejut.

"Hey! Kamu kenapa?!" Pekik Jenny yang heboh.

"Shttt.. volumenya kecilin aku cuma jatoh kok.. di belakang taman tadi.. dan hari ini gue gak bisa pulang bareng kamu.. gue dianterin Haze hari ini.." ucap Elena.

"Oh.. gak apa apa kan ? Iya lagian gue baru mau bilang kalo tadi mama gue telfon katanya mau jemput gue nanti jadi juga gak bisa pulang bareng kamu.." ucap Jenny menjelaskan.

"It's okay.. gue pulang dulu yah... Hati hati di jalan nanti.. oh ya.. sekalian ucapin salam sama mama kamu yah.." ucap Elena.

"Iya iya.  Hati hati.." ucap Jenny.

Haze hanya diam ketika pacarnya ngomong dengan temannya. Ia tak masalah jika Elena berteman dengan orang seperti Jenny.

Karena cukup dikenal bahwa Jenny anak yang ekonominya pas pasan. Lagian selama Jenny baik dengan Elena. Maka Haze juga akan menghormatinya dan menganggapnya teman.

Namun, barang siapa yang mau berniat mencelakai Elena. Maka orang itu akan menghadapinya juga.

Coolest BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang