Part 4 | Holiday?

2.7K 176 122
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤]











Happy Reading~

★★★★★

Alardo nampak mengepalkan tangannya, sampai buku-buku tangannya memutih. Rahangnya mengeras dan bunyi gemelatuk gigi yang terdengar sudah jelas menandakan bahwa ia sedang menahan amarah.

Bagaimana tidak? ia yang tadinya sempat terkejut akan reaksi wanita itu akhirnya berhasil menemukan kembali kesadarannya dan mengejar wanita yang meninggalkannya tadi. Saat hendak menghampiri wanita yang nampak memasuki sebuah mobil sport ia termenung sebentar, belum lama ia berfikir, Alardo melihat adegan romantis di hadapannya. Ya! Dia melihatnya. Melihat wanita yang sejak tadi menarik perhatiannya sedang ada dalam gendongan laki-laki krempeng berparas blasteran.

Entah setan apa yang merasukinya saat ini, yang jelas ia terlihat sangat marah.

"Siapa sebenarnya gadis itu? Dan siapa laki-laki yang bersamanya tadi?!" kali ini Alardo tampak mengerang frustasi. Sedetik kemudian dia seperti mendapat ide cemerlang -jika saja saat ini dia adalah tokoh kartun, pasti sudah muncul lampu bohlam yg menyala di atas kepalanya- perlahan bibir di wajah tampangnya terangkat sedikit. "Baiklah, mari kita bermain. Kita lihat apa yang bisa kulakukan and let's see what will happen soon." lanjutnya dengan menampilkan evil-smirknya.

🍃🍃🍃


"Hey! Darimana saja kau??" tanya Michael saat melihat Alardo yang baru saja memasuki ruang VVIP yang mereka tempati dengan wajah ditekuk.

"Ada apa, Al?? Apa terjadi sesuatu?" kini Revian yang ikut menanyakan keadaan sahabatnya yang terlihat aneh dari saat terakhir dia meninggalkan mereka.

"Tidak ada. Aku hanya lelah." jawab Alardo singkat.

"See?! Tidak ada yang baik-baik saja jika dia sudah bertingkah seperti ini, pasti terjadi sesuatu. Katakanlah apa yang sebenarnya terjadi, Al." ucap Morano yang ikut angkat bicara, karena melihat tingkah aneh sahabatnya ini.

Alardo tetap diam, tak berniat sedikitpun menjawab pertanyaan para sahabatnya itu.

Keheningan melanda, tak ada satupun dari mereka yang ingin mengeluarkan suara. Semua orang menanti jawaban Alardo. Melihat Alardo yang tak juga mengeluarkan suaranya akhirnya Revian pun mulai memecah keheningan di antara mereka.

"Okey fine! Kau tidak perlu menjawab apapun, Al. Kami tidak akan memaksa kau untuk menjawab, tapi ingatlah! jika kau sudah siap untuk menceritakan sesuatu pada kami, kami dengan senang hati akan mendengarkan dan membantumu bila diperlukan."

Alardo tersenyum mendengar perkataan Revian, itu cukup membuat mood nya yang tadi hancur perlahan membaik, para sahabatnya ini memang sangat mengerti dirinya.

"Kalian yang terbaik!! Thank you for everything guys."

"Anytime u need, brother." sahut Michael yang kini sudah merangkul Alardo dari samping.

Yang lain pun mengikuti Michael dengan melakukan hal serupa, jadilah mereka sekarang saling merangkul satu sama lain.

"Sekarang, lupakan semua beban apapun itu. Ini saatnya kita bersenang-senang. Bagaimana kita mulai dengan Maldives? jam 7 pagi nanti kalian harus sudah siap, aku yang akan mengurus semua yang dibutuhkan untuk keberangkatan kita. Kalian hanya tinggal menyiapkan diri dan barang-barang kalian, setuju?"

"Wah!! Tidak biasanya dia mau repot mengurus ini semua hahaha.. baiklah, kita akan berangkat pagi nanti." tawa Alardo meledak saat mendengar kata-kata sahabatnya itu.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang