Part 19 | The War Will Begin?

963 35 15
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]

::kalo ada typo mianhae ya, males ngecek sama ngedit, wp daritadi ngajak ribut mulu::

























Happy Reading~
★★★★★


Perlahan Shareeza mulai membuka matanya dan menetralkan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Shareeza mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tempatnya berada.

"Aku? Di rumah sakit? Eh wait ini rumah sakit apa hotel? Benar-benar mewah. Eh tapi aku di infus, itu artinya ini rumah sakit kan? Apa ini nyata? Kenapa bisa aku ada disini?" gumam Shareeza.

Shareeza berusaha keras mengingat apa yang terjadi kemarin. Namun tiba-tiba saja, Shareeza merasa kepalanya sangat pening.

"Akhhh-" Shareeza menggeram tertahan sambil memegangi kepalanya.

Bersamaan dengan itu, pintu kamar tempat Shareeza dirawat terbuka. Muncul lah seorang dengan wajah terkejutnya seraya berlari menghampiri Shareeza. "Hey, kau kenapa? Ada apa? Apa ada yang sakit?" tanya seseorang yang terdengar panik sambil memegangi pundak Shareeza.

Shareeza menolehkan kepalanya perlahan kearah orang yang baru saja berbicara padanya. Ada sedikit perasaan terkejut kala melihat siapa yang datang.

Shareeza menepis halus pegangan orang itu pada pundaknya. "Maaf, apa yang anda lakukan disini, tuan?" tanya Shareeza setelah ia berhasil menyingkirkan tangan pria itu dari pundaknya.

Pria itu menegakkan kembali badannya, yang tadinya setengah membungkuk karena melihat keadaan Shareeza. "Apa kau sungguh tidak mengenalku?"

Shareeza hanya menggeleng lemah. Menanggapi pertanyaan seseorang yang berada di sebelahnya ini.

Well, dia tadi menanyakan apakah Shareeza mengenalnya, kan? Tentu saja tidak. Tapi kalau ditanya tentang ingatan, tentu dia ingat siapa orang yang ada di hadapannya ini.

Ada sedikit sarat kekecewaan yang nampak pada raut wajah pria itu, kala mendengar Shareeza tidak mengenalnya. Namun ia buru-buru menormalkan kembali ekspresinya, yang tadinya sedikit, emm ngenes?

"Ah... kau sungguh tidak mengenalku rupanya. Pertemuan pertama kita memang sangat tidak elite, tapi tidak masalah," ucapnya dengan senyum miris yang hanya terlihat sepersekian detik.

"Baiklah kalau begitu, maka sekarang perkenalkan, namaku Alardo. Kau bisa memanggilku Al, babe, love, atau apapun yang kau suka." Alardo mengulurkan tangannya kepada Shareeza dengan senyum termanis yang ia miliki. Berharap agar wanita yang ada dihadapannya ini akan luluh, sama seperti wanita lainnya yang ada di luar sana.

Tapi pada kenyataannya, ekspresi Shareeza benar-benar diluar dugaan Alardo. Wanita ini malah menaikkan sebelah alisnya sambil bergantian melihat tangan Alardo yang terulur dan juga wajah Alardo, dengan tatapan yang tak dapat diartikan oleh Alardo.

Merasa uluran tangannya tidak diterima, Alardo akan menarik kembali tangannya, namun hal itu tidak terjadi, karena Shareeza sudah lebih dulu mengamit tangannya.

"Shareeza," jawab Shareeza pada akhirnya, sambil menjabat sebentar tangan Alardo lalu dengan segera dilepasnya kembali.

"Siapapun!! Tolong tahan aku sekarang, karena jika tidak aku akan terbang menembus awan. Oh my God! Apa aku sedang bermimpi sekarang? Tadi itu benar-benar nyata? Wanita yang selama beberapa minggu ini berhasil mengusik ketenangan pikiranku, kini ada di hadapanku dan menyentuh tanganku? Ya Tuhan! Aku rasanya ingin berteriak sekaranggg!!!" batin Alardo menjerit kegirangan.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang