Part 15 | What's wrong with this day?

1K 39 12
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]

::Bingung mau kasi judul apa :v semoga nyambung sama isinya::









Happy Reading~
★★★★★

Hari ini Barcelona terlihat sangat cerah untuk olahraga pagi. Shareeza sangat menikmati waktu berliburnya di Spanyol. Ia terlihat cantik dengan busana sport yang dikenakannya, sambil ber-jogging ringan di jogging-track yang berada di dekat hotel tempatnya menginap.

Semalam ia dan Aaron benar-benar tidak dalam mood yang bagus untuk jalan-jalan. Mereka berdua hanya menikmati sunset di balkon kamar yang memang mengarah langsung ke pantai, setelah itu menonton film sampai malam dan langsung tidur sehabis menonton.

Saat sedang asyik memikirkan apa yang ia lakukan semalam tiba-tiba...

"Awww..." rintih Shareeza saat tubuhnya di tabrak oleh seseorang dengan topi hitam dan kacamata hitam yang tengah sibuk dengan telponnya.

Shareeza sedikit terkejut dengan penampilan orang ini. Pasalnya penampilan orang ini lebih mirip dikatakan teroris, dengan leather jacket berwarna hitam, kaos biru dongker dan celana panjang hitam. Benar-benar gelap seperti teroris, begitu pikirnya.

Namun Shareeza buru-buru sadar dari kegiatan mengamati orang yang baru saja ditabraknya. Langsung saja Shareeza meluapkan amarahnya yang tertunda.

"Astaga! Kau tidak punya mata, hah??!!" bentak Shareeza yang langsung bangun, karena terjatuh saat di tabrak tadi. Bodohnya Shareeza yang malah terdiam dengan posisi jatuh yang sangat tak elite ini.

Kalian tahu? Ini bukanlah sinetron yang dimana saat seorang pria menabrak wanita, maka akan terjadi hal yang so sweet seperti yang ada di bayangan kalian, yang sesungguhnya terjadi adalah Shareeza terjatuh dengan pantatnya yang menabrak tanah di bawahnya lebih dulu. Bisa kalian bayangkan betapa sakitnya pantat cantik Shareeza, bukan? Tapi kekesalan Shareeza jauh lebih besar dari rasa sakit di pantatnya, sehingga ingin sekali Shareeza menelan hidup-hidup pria di depannya.

Sedangkan pria di depannya malah menatap Shareeza dengan menaikkan sebelah alisnya, walaupun hal itu tidak dapat terlihat oleh Shareeza, karena kacamata dan topi hitam yang menutupi hampir sebagian wajahnya. Namun, sedetik kemudian ekspresinya berubah terkejut saat melihat Shareeza.

"Sudah dulu. Nanti kuhubungi lagi," ucapnya pada seseorang di telpon, tanpa menjawab pertanyaan Shareeza.

Shareeza yang sejak tadi sudah kesal, sekarang jadi bertambah kesal dengan sikap pria yang ada di depannya ini. Daripada ia mati muda karena emosi, lebih baik ia segera pergi dari hadapan pria yang menurutnya 'aneh' ini.

Saat ia membalikkan badan untuk pergi, tiba-tiba saja Shareeza merasa ada sebuah tangan kekar yang menahan pergelangan tangannya. Shareeza benar-benar menahan diri agar tidak memelintir dan meninju pria 'teroris' ini, karena kalau sampai ia melakukan hal itu di tempat umum seperti ini, bisa-bisa pria aneh ini akan menuntutnya dengan pasal penganiayaan, begitu pikirnya.

Shareeza berbalik dengan tanpa menutupi kekesalannya. "Apa lagi? Jika tidak ingin meminta maaf, lebih baik lepaskan tanganmu itu," ujar Shareeza dengan nada rendah.

"Em.. ah- itu- emm- aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja tadi. Aku-" belum sempat pria itu melanjutkan kata-katanya, Shareeza sudah lebih dulu memotong perkataannya.

"Sudahlah, tidak penting. Aku memaafkanmu. Sekarang lepaskan tanganmu, tuan!" tegas Shareeza dengan nada rendah.

"Ah- baiklah. Sekali lagi maaf ya" ujarnya seraya melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Shareeza.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang