Part 14 | What's goin' on?

1.1K 46 30
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]














Happy Reading~
★★★★★










"Kau sedang apa, Al?" tanya Michael yang tiba-tiba muncul dari belakang Alardo seraya menepuk pundaknya pelan.

Alardo terlonjak kecil, lalu dengan cepat berbalik badan sambil mendengus kesal. "Kau mengagetkanku, bodoh!" serunya.

"Kau yang terlalu serius, pintar!" seru Michael tak mau kalah.

Alardo hanya mendengus kesal sambil kembali berbalik menghadap ke arah laptop yang ada di depannya.

Michael terkekeh kecil melihat sahabatnya itu kesal, lalu ia beralih ke samping Alardo sambil mencondongkan badannya sedikit untuk melihat apa yang dikerjakan oleh sahabatnya itu. Michael mendengus kasar saat mendapati berbagai macam laporan dan berkas-berkas perusahaan yang membuat siapapun akan muak melihatnya.

"Oh come on, bro! Ini waktu liburan, kita sudah berjanji untuk meninggalkan semua pekerjaan, kan? Dan sekarang kau malah mengurusi tumpukan kertas yang memuakkan itu."

"Aku hanya menyetujui untuk meninggalkan pekerjaan, yang artinya meninggalkan kantor bukan? Bukan berarti aku setuju untuk tidak mengerjakan sesuatu yang kau katakan 'tumpukkan kertas memuakkan' ini, kan?" ujar Alardo yang terlihat tak merasa bersalah sama sekali.

"For God's Sake! Apa bedanya tumpukkan kertas itu dengan pekerjaan, Al!" geram Michael yang sudah tak tahan dengan sahabatnya yang workaholic ini.

Jujur saja, sebernarnya Michael bukannya tak suka dengan hal itu, karena ia sendiripun kadang suka melupakan semua hal hanya karena pekerjaan. Namun hal yang satu ini berbeda, mereka sedang liburan untuk melepas penat dan mengistirahatkan pikiran dari peliknya kehidupan kota, dan yang dilakukan Alardo disini malah mengurusi pekerjaannya, siapa yang tidak kesal? Michael tak ingin jika melihat sahabatnya ini terlalu mengurusi pekerjaan. Bagaimana jika nanti Alardo menikah? Apakah ia akan tetap begini dan mengacuhkan anak dan istrinya kelak? Michael bergedik ngeri membayangkan jika hal itu benar terjadi. Ia benar-benar harus menyelamatkan sahabatnya ini.

"Mic, kita kan sedang tidak kemana-mana. Jadi daripada aku membuang waktu untuk tidur ataupun menonton TV, lebih baik aku mengerjakan ini sedikit. Agar nanti setelah kembali dari cutiku selama seminggu ini, pekerjaanku tidak terlalu menumpuk, kau tahu betul seberapa banyaknya kertas-kertas penting yang terus berdatangan di hadapanku dan harus ku urus, bukan?"

"Huh.. baiklah baik! Aku tidak akan pernah menang berdebat denganmu, tuan."

Alardo tersenyum penuh kemenangan. Michael yang melihat itu hanya mendengus kesal.

"Kalau begitu pergilah, ijinkan aku melanjutkan pekerjaanku lagi," ujar Alardo seraya mengibas-ngibaskan tangannya.

"Hey! Kau mengusirku? Yang benar saja!" sentak Michael.

"Jadi kau akan diam disini tanpa melakukan apapun, begitu? Oh kalau begitu terserah saja."

Michael nampak menyeringai, lalu sedetik setelahnya ia kembali menampilkan wajah yang biasa saja. "Bagaimana kalau kau ikut denganku?"

"Oh come on, Mic! Kau mau mengajakku kemana lagi? Dua hari yang lalu Morano membawa kita untuk diving, sedangkan kemarin kau mengajakku bermain jet ski, sekarang apa lagi??!" ujar Alardo sambil menghela nafasnya frustasi, para sahabatnya benar-benar tidak pernah membiarkannya diam sebentar saja. Padahal definisi liburan yang sebenarnya menurut Alardo adalah 'TIDUR' dengan tenang. Sedangkan ini? Jangankan tidur, belum ada sejam Alardo duduk tenang, para sahabatnya itu pasti akan menyeretnya ke suatu tempat.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang