Part 18 | He's the Savior

903 35 4
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]

























Happy Reading~
★★★★★


Shareeza merenggangkan badannya perlahan, ia merasa badannya sedikit pegal. Shareeza membuka matanya perlahan dan menetralkan pandangannya. Setelah berhasil menyesuaikan cahaya remang-remang yang ada di tempat itu, Shareeza mengedarkan pandangannya ke sekitar. Betapa terkejutnya ia kala melihat dimana dia berada sekarang. Ini lebih pantas dikatakan seperti pabrik tua yang sudah lama tidak terpakai.

Sejujurnya ada sedikit rasa takut menyerangnya kali ini, tapi Shareeza kembali mengingatkan dirinya.

"Shasa kuat! Shasa bukan orang lemah! Tuhan memberkatimu, Shaa. Tuhan melindungimu," rapal Shareeza dalam hati sambil memejamkan matanya.

Tiba-tiba, Shareeza mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, Shareeza buru-buru memejamkan matanya kembali.




"Bos, dia masih tertidur. Apakah aku harus membangunkannya?"

Tak lama kemudian, Shareeza mendengar suara langkah kaki lain mendekat. Shareeza merasa tak asing dengan suara derap langkah yang perlahan mendekatinya. Entah karena apa, tapi Shareeza sekarang mulai merasa sedikit gelisah. Shareeza merasa bahwa ia akan terkejut dalam waktu dekat ini.

"Tidak! Biar aku sendiri yang membangunkannya."

Shareeza terkejut bukan main dengan apa yang didengarnya saat ini. Otak Shareeza yang tadinya dipenuhi oleh berbagai macam rencana, menguap begitu saja, benar-benar hilang entah kemana.

"Hey, sweetie! Apakah kau tidak ingin membuka matamu sekarang? Aku tau kau hanya berpura-pura, sayang."

Shareeza benar-benar sangat terkejut. Dia membuka matanya secepat kilat, lalu yang didapatinya adalah seorang pria berumur sekitar kepala empat akhir dengan tubuh yang masih tegap, berjongkok di sampingnya.

Shareeza tidak ingin menampakkan ekspresi apapun, tapi kali ini dirinya benar-benar terkejut, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa, otaknya benar-benar kosong seketika.

"Kau sudah bangun, sweetie? Kau mau makan apa? Atau kau butuh minum?"

"Tidak usah berbasa-basi! Katakan apa mau mu—" Shareeza nampak menggantung kalimatnya dengan ekspresi yang tidak bisa dibaca.

































"—Papa..."

Seseorang yang berada di hadapan Shareeza, saat ini tengah menampilkan seringaianya. Ia segera bangkit, lalu ia menundukkan kepalanya untuk menatap Shareeza. Kali ini ekspresinya berubah, tidak seperti tadi, saat dia membangunkan Shareeza.

"Hey kalian semua! Pergilah, berjaga di depan saja," perintah orang yang disebut Shareeza sebagai papanya itu kepada orang-orang suruhannya.

Orang-orang yang bertubuh kekar dengan pakaian serba hitam itu pun pergi entah kemana, setelah mendengar perintah dari atasan mereka.

Sekarang di tempat ini hanya ada Shareeza dan orang yang dipanggilnya papa itu.

Jujur saja, dalam hati Shareeza sudah bergetar ketakutan. Niat yang tadinya ingin menanggapi permainan, malah jadi merasa terjebak dalam permainan.

"Huaa Ya Tuhan, maafkan Shasa Tuhan... Shasa menyesal karena melarang Aaron membawa Shasa dari penculik sialan itu...!!! Huaaa...." batin Shareeza menjerit.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang