Part 22 | Who is Him?

820 30 2
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]






Happy Reading~
★★★★★















"Sha.. You have to tell me right now! What the hell is going on?" tanya Aaron dengan nada rendahnya.

Shareeza agak ragu menjelaskannya pada Aaron, karena jika seorang Aaron sudah berbicara dengan nada serendah itu, maka ia benar-benar serius dan tidak ingin dibantah atau ia sedang menahan amarahnya, dan Shareeza takut dengan kemungkinan yang kedua.

Shareeza mulai menarik nafas, lalu menghembuskan nya perlahan. Ia meyakinkan dirinya sendiri, bahwa semua akan baik-baik saja.

Dengan segala pertimbangan dan perdebatan batin, Shareeza menceritakan semuanya pada Aaron, dan David yang juga mendengar dalam diam sambil menatap Shareeza dengan serius dari sofa.

Dari awal Shareeza di dalam mobil yang dibuat tak sadarkan diri oleh sang penculik, hingga rasa terkejutnya akan kedatangan Alardo yang tiba-tiba menyelamatkan nya, semua di ceritakan Shareeza dengan detail kepada kedua sahabatnya. Kecuali bagian dimana Alardo mengatakan 'pengklaiman sepihak' yang ditujukan pada Shareeza secara tidak langsung. Hal yang satu itu sengaja tidak menjadi bagian yang diceritakannya. Bayangkan saja, jika hal itu juga ia beritahukan pada mereka, bisa-bisa Shareeza mati muda karena terkena amukan Aaron dan David.

Setelah menceritakan semuanya, Aaron hanya menganggukkan kepalanya, sedangkan David tetap terdiam ditempatnya dengan tatapan yang tak dapat diartikan.

Shareeza hanya terdiam di tempat, menunggu reaksi dari kedua sahabatnya. Ruangan tempat Shareeza dirawat menjadi hening untuk beberapa saat, sampai suara Alardo memecah keheningan di antara mereka.

"Sha, sepertinya aku harus pergi sekarang. Ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan, kau tidak apa bila aku tinggal, kan?" tanya Alardo dengan hati-hati.

Shareeza sempat terkesiap, saat tangannya digenggam halus oleh orang yang ada di sebelah kanannya. Bahkan Shareeza melupakan asistensi seorang Alardo untuk beberapa saat, karena terlalu fokus pada kedua sahabatnya. Namun semenit kemudian, Shareeza tersenyum ke arah Alardo. "Sure, you can go right now, I'm okay here with this two."

Alardo terdiam sejenak, ia menatap Shareeza dalam, seakan berat untuk meninggalkan wanita yang ada di hadapannya saat ini.

Shareeza yang seakan mengerti akan arti tatapan itu langsung memberikan senyuman teduhnya yang mampu menghangatkan hati siapapun yang melihatnya. "Pergilah, aku baik-baik saja," kata Shareeza dengan tanpa melunturkan senyum di wajahnya.

Alardo nampak menghembuskan nafasnya berat. Namun tak beberapa lama setelahnya Alardo mengusap lembut surai kecoklatan milik Shareeza dengan senyuman menenangkannya seraya berujar. "Aku akan segera kembali, jaga dirimu baik-baik."

Shareeza terdiam sejenak, menikmati pemandangan indah yang ada di hadapannya saat ini. Harus Shareeza akui, bahwa pria yang telah menyelamatkannya ini adalah orang yang sangat tampan, benar-benar sempurna. Mungkin Tuhan sedang bahagia saat menciptakan pria ini, wajahnya benar-benar terpahat sempurna. Entah Shareeza yang berlebihan atau memang ini benar adanya, tapi yang jelas di mata Shareeza, dari ujung rambut hingga ujung kaki, pria ini benar-benar sangat memikat.

Tak lama setelah 'asyik' memandangi keindahan Tuhan, Shareeza kembali terlempar pada kenyataan. Shareeza melihat sekeliling, pandangannya menangkap David dan Aaron sedang melihat dirinya dengan tatapan yang tak di mengerti Shareeza. Namun hal itu diabaikannya sejenak. Shareeza kembali menatap Alardo yang masih menatapnya, sarat matanya menunjukan bahwa ia sangat berat untuk beranjak dari tempatnya saat ini.

Shareeza tersenyum, ia mengambil tangan Alardo yang masih bertengger 'cantik' di kepalanya, lalu digenggamnya tangan Alardo seraya berujar. "Baiklah, hati-hati di jalan."

Akhirnya dengan sangat terpaksa, Alardo melangkahkan kakinya keluar dari ruang rawat inap Shareeza. Shareeza hanya terdiam di tempat, matanya tak lepas memandangi punggung Alardo, hingga pria itu menghilang di balik pintu ruangannya.

Saat sudah berada di luar ruang rawat Shareeza, Alardo mendapat sambutan hormat dari kedua bodyguard yang ada di depan pintu. Alardo menepuk pundak salah satu bodyguard itu seraya berujar. "Tetaplah disini sampai aku kembali, jaga Shareeza dengan baik. Jangan biarkan sembarang orang memasuki ruangan ini. Bila perlu kalian harus periksa identitas dokter yang akan masuk kesini, karena bisa saja itu adalah musuh yang sedang menyamar. Understand?!"

"Yes, boss!! Copy that!" ucap kedua bodyguard itu serempak.

Setelah itu, Alardo meninggalkan rumah sakit dan pergi dengan mobil yang sudah stand by dengan supirnya.

——————————

"Sha, darimana kau kenal orang itu?!" tanya David yang akhirnya buka suara setelah kepergian Alardo dari ruang rawat Shareeza.

Shareeza nampak bingung harus bagaimana menjelaskannya pada David dan Aaron yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh selidik saat ini. Sebenarnya Shareeza juga agak ragu, karena ia sendiripun baru bertemu dengan Alardo dua kali, dan itu tidak bisa disebut sebagai pertemuan sebagai seorang kenalan yang baik dan benar.

Melihat raut kebingungan Shareeza, David kembali bersuara. "Sha, listen to me! Sepertinya orang itu bukan orang biasa, kau harus berhati-hati dalam bertindak. Aku hanya tidak ingin hal buruk terjadi padamu," kata David seraya berjalan menghampiri Shareeza dan Aaron.

"David benar, Sha. What's wrong with you? Tidak biasanya kau mudah percaya seseorang seperti ini," timpal Aaron seraya menepuk pelan pundak Shareeza.

"Tapi dia adalah orang yang menyelamatkan ku, kak. Bahkan sebelum kalian datang. Bukankah itu artinya dia orang baik?" tanya Shareeza balik.

Shareeza nampak berfikir sejenak, yang dikatakan oleh kedua sahabatnya ada benarnya. Alardo benar-benar terlihat bukan seperti orang biasa, mengingat apa yang ia lakukan pada Shareeza dan reaksi sang ayah kala melihat Alardo, Shareeza benar-benar yakin bahwa pria itu bukanlah orang sembarangan.

Namun terlepas dari siapa Alardo sebenarnya, Shareeza sama sekali tidak merasa terancam dengan kehadiran Alardo. Malah ia merasa nyaman dan terlindungi, padahal belum genap seminggu ia kenal dengan Alardo.

Shareeza kembali mengarahkan pandangannya pada kedua sahabatnya. "Kalian berdua tenanglah, aku pasti akan baik-baik saja. Lagi pula ada kalian berdua yang menjagaku," ujar Shareeza dengan diiringi tawa jenakanya.

Melihat hal itu, Aaron dan David hanya bisa menggelengkan kepala mereka tak habis pikir dengan jalan pikiran Shareeza.






































To Be Continued~
★★★★★

A/N : hola gengss... welkam back to another part of CPS *ciaelahhh :v
Jadi nihh.. awalnya tata tuh gak mood buat nulis kan, cuma tata bener² ngerasa kek ada beban gitu kalo gak lanjut nulis, akhirnya dengan segala kekuatan yg tata punya :v tata maksain nulis, dan tata pikir gak bakal sampe 600 word, ternyata eh ternyata... di luar dugaan, ini malah lebih hahaha :v
So, yahh.. semoga kalian gak bosen yah, karna CPS ini bener² story yang bakalan ngedrama banget, dan alurnya juga gak terlalu cepet alias agak selow, jadi nikmatin ae yak gesss :v HAPPY WEEKEND FOR EVERYONE!!

Maaf tbtb ganggu notip kalian malem-malem begini hehe :v

Don't Forget to Vote, Comment, and Share 😉


With Love,
Taaa👑❤️

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang