Part 27 | That Uneasy Feel

716 26 1
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]



Happy Reading~
★★★★★

“Shaa,” panggil Aaron pelan pada adiknya yang saat ini tengah serius menonton film.

Shareeza hanya berdeham pelan untuk menjawab panggilan Aaron. Ia bahkan tidak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari layar televisi yang saat ini tengah menayangkan film action kesukaannya.

“Aku ingin mengatakan hal yang cukup serius saat ini. Sebelum semuanya terlambat. Bisa tolong fokus padaku sebentar saja?”

Shareeza seketika membalikkan badannya menghadap Aaron. Matanya menatap serius mata lawan bicaranya. Namun hal tersebut tak berlangsung lama. Tiba-tiba Shareeza berujar. “Chill, bro! Why you look so serious? You're gonna give a proposal to me? I hope it's not! Because you're my brother! I don't wanna get married with you.”

Tawa Shareeza meledak saat mengatakan hal tersebut. Dirinya tidak habis pikir, mengapa tiba-tiba saja Aaron berubah serius. Padahal tadinya dia terlihat biasa saja. Jadi dia pikir Aaron hanya mengerjainya. Maka dari itulah Shareeza mengerjai Aaron terlebih dahulu.

Wajah Aaron terlihat tidak bersahabat. Wajahnya benar-benar datar, tidak ada ekspresi sama sekali. Bahkan disaat Shareeza tengah tertawa terbahak-bahak saat ini.

Merasa tidak ada respon apapun, perlahan tawa Shareeza mereda. Ia menoleh perlahan ke samping untuk melihat ekspresi kakaknya, dan betapa terkejutnya Shareeza saat mendapati wajah Aaron. Dia benar-benar terlihat seperti orang yang sedang kerasukan hantu. Tiba-tiba saja hal itu membuat bulu kuduk Shareeza berdiri.

Perlahan tapi pasti, Shareeza memundurkan pantatnya. Lalu saat sudah sampai di pinggir ranjang, Shareeza turun dari ranjangnya dan segera berlari keluar dari kamar sambil berteriak ketakutan.

Katakanlah Shareeza pengecut. Ia berani melawan tiga orang preman berbadan besar sekaligus, tapi ia tidak berani dengan hal-hal yang berbau mistis. Jadi karena melihat Aaron yang seperti tengah kerasukan hantu, Shareeza langsung ketakutan dan memilih kabur dari kamarnya.

Shareeza terus berlari sambil berteriak kencang. Ia berlari menuju kamar orang tuanya yang ada dilantai bawah. Setelah berhasil memasuki kamar kedua orang tuanya, Shareeza menutup pintu rapat-rapat. Nafasnya terengah-engah seperti habis lari maraton. Keringat bercucuran di sekitar pelipisnya.

Kedatangan Shareeza yang tiba-tiba, membuat kedua orang tuanya yang tengah tertidur pulas, terkejut bukan main.

Katherine menghampiri putrinya —yang saat ini sedang bersandar di balik pintu— dengan raut wajah cemas.

“Ada apa, Sha?! Apa yang terjadi?!” tanya Katherine panik.

Shareeza menatap ibunya sebentar, lalu dengan cepat ia meraih tubuh sang ibu untuk didekapnya. “Mom! Shasa takut. Awalnya kak Aaron terlihat biasa saja, tapi saat Shasa tertawa, wajah kak Aaron seperti orang yang sedang kerasukan. Shasa takut, Mom! Wajahnya benar-benar seram.”

Katherine mengelus-elus punggung anaknya pelan. Ia tahu betul bahwa Shareeza paling anti dengan yang namanya hantu dan sejenisnya. Namun Katherine tahu betul bahwa tidak mungkin ada hantu ataupun kerasukan atau semacamnya.

“Nak, kakakmu tidak mungkin kerasukan hantu. Mana ada hantu yang mau merasuki kakakmu yang bawel itu? Yang ada malah hantunya yang akan terlebih dahulu kabur saat melihat kakakmu.”

Nafas Shareeza yang tadinya memburu, perlahan berangsur normal. Shareeza menarik dirinya dari pelukan sang ibu. Ia menatap mata sang ibu seakan bertanya.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang