Part 29 | Perfect Stranger

801 23 1
                                    

[Sebelum baca, boleh klik tombol 🌟 di pojok kiri kalian? Timaaci❤️]









Happy Reading~
★★★★★


"Shaa.. Apa kau ingat saat di hari dimana pertama kali kita bertemu?" tanya Aaron sambil menatap Shareeza.

Shareeza menghentikan niatnya untuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Ia meletakan kembali sendoknya lalu matanya menerawang jauh, seperti mengingat sesuatu. Tak lama matanya turun menatap Aaron dengan senyum yang terpatri di wajahnya. "Tentu saja. Bagaimana aku bisa melupakan kenangan itu dalam hidupku?"










Flashback~

4 years ago~

Zürich, Switzerland.

Hari ini kota Zürich terasa tak sedingin biasanya. Shareeza memutuskan untuk menggunakan jaket biasa saja yang tidak terlalu tebal. Hari ini pun tidak ada hal yang spesial. Shareeza tetap pada rutinitas sehari-harinya yang membosankan. Ia harus pergi ke restoran, dan mengantarkan seluruh pesanan delivery dari restoran tempatnya bekerja. Begitulah setiap hari ia menjalani hari-harinya. Benar-benar tidak ada hal yang seru. Namun inilah satu-satunya cara untuknya agar dapat bertahan hidup di kota Zürich.

Tak butuh waktu lama, Shareeza kini sudah sampai di restoran tempatnya bekerja. Shareeza masuk ke dalam restoran melalui pintu belakang, pintu khusus karyawan.

"Hey, Gorgeous! How are you today?"

"Seperti yang kau lihat Mr.Kalevi. Aku baik-baik saja." jawab Shareeza acuh tak acuh.

"Oh C'mon! Berhentilah memanggilku dengan sebutan begitu. Aku bukanlah boss besar dengan perut buncit dan kumis tebalnya. Kita bahkan hanya berbeda 2 tahun saja."

"Aku tidak bisa melakukannya. Bagaimanapun juga kau adalah anak dari pemilik restoran ini, dan itu artinya juga, kau adalah atasanku. Tentu saja aku harus memanggilmu seperti itu, Mr.Kalevi.

"Aku hanya anaknya! Aku bahkan belum memegang satu persen pun perusahaan ayahku, tapi kau malah memperlakukanku seolah-olah akulah yang mempekerjakanmu disini."

"Bukankah memang kaulah yang memberiku pekerjaan ini, Tuan Muda Kalevi?"

"Aku hanya sedikit memberikan pertimbangan, Sha!" Seseorang yang sejak tadi membuntuti pergerakan Shareeza dari awal kedatangannya hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Okay! Fine, Damario! Apa sekarang kau sudah puas?!" ujar Shareeza dengan sedikit meninggikan intonasinya.

Kini hanya ada senyum puas yang terpatri di wajah tampan Damario Kalevi.

Shareeza sempat terpaku sejenak. Bahkan tangannya yang akan memakai jaket -seragam khusus driver delivery- hanya tergantung disisi badannya, seperti membeku. Baru sekali ini ia dapat memperhatikan wajah Damario dengan jelas. Biasanya Shareeza hanya berlalu tak acuh, memakai seragamnya, mengambil pesanan, dan pergi secepat mungkin dari laki-laki yang saat ini ada dihadapannya. Selama ini Shareeza selalu berusaha menjauhi Damario yang secara terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Shareeza. Memang sejak kecil selalu ada saja laki-laki yang menyatakan perasaannya pada Shareeza baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Akan tetapi sampai saat ini Shareeza tidak pernah menanggapinya. Shareeza bukanlah orang yang mudah jatuh hati pada seseorang, walaupun pada dasarnya ia berteman baik dengan laki-laki maupun perempuan. Kali ini nampaknya sedikit berbeda. Sepertinya senyum di wajah Damario memunculkan suatu sensasi yang berbeda pada dirinya.

Contigo Para SiempreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang