Part 18

16K 583 0
                                    

Ya tuhan...
Barang-barangnya banyak banget, bagus-bagus banget. Modelnya bagus, warnanya bagus. Tapi harganya mahal-mahal banget. Seumur hidup aku nggak pernah bermimpi punya barang-barang bagus, mahal dan mewah seperti ini. Apa sekarang aku sudah mirip seperti perempuan kota ya?

Kenapa ukuran sepatu, sandal, baju, celana dan lain-lain pas ya? Pasti sebelum membeli semua barang-barang ini kak Rico sering lihat barang-barang yang aku pakai.

Ya tuhan...
Kenapa kak Rico membelikan aku celana dalam dan bra, banyak lagi? Oh tidak...ini sangat memalukan. Ukuran bra nya kok beda-beda, apa karena kak Rico nggak tahu ukuran bra aku makanya ukurannya ada yang kegedean? Atau kak Rico sengaja pilih yang gede ukurannya,  karena dia tahu saat hamil ku udah gede nanti pasti buah dada aku juga ikutan gede?

Aku telepon ibu dulu ah, aku mau cerita sama ibu.

Ucap Embun bicara sendiri di dalam kamar. Embun pun menelpon ibunya di desa dan menceritakan semua barang-barang yang di beli oleh Rico dengan sangat senang dan bahagia. Ibu Embun pun sangat senang dan bahagia mendengarnya.

Setelah Embun selesai menelpon ibunya, Embun kembali mencoba barang-barang yang lain dan menyimpannya ke dalam lemari pakaiannya. Setelah selesai Embun langsung tidur.

Saat pukul 2 malam, Embun tidur sambil berjalan. Embun berjalan menuju pintu luar rumah. Setibanya di depan pintu Embun menarik-narik gagang pintu ingin membukanya.

Tiba-tiba alarm rumah Rico berbunyi. Rico terkejut dan langsung bangun. Rico berlari menuju kearah Embun. Dia melihat Embun yang sedang menarik-narik gagang pintu. Secepat mungkin Rico langsung mematikan bunyi alarm.

Rico pun menggendong tubuh Embun, dia bingung mau membawa Embun di dalam kamar Embun atau ke dalam kamarnya. Rico pun mengambil keputusan membawa Embun ke dalam kamar Rico saja.

Rico lalu membaringkan tubuh Embun keatas tempat tidurnya dan menyelimutinya. Rico pun tidak lupa menutup pintu kamarnya, mengkuncinya dan memasukkan kunci tersebut ke dalam saku celananya.

Pasti dia kecapean cobain semua barang-barang tadi dan memberes kannya sendiri. Kenapa dia keras kepala sekali seharusnya besok saja beresin barang-barangnya.

Ucap Rico sambil membelai-belai rambut dan wajah Embun. Rico pun lalu mencium kening dan perut Embun.

Selamat tidur Embun...
Selamat tidur anakku...
Mimpi indah ya...

Ucap Rico lembut kepada istri dan calon anaknya.

Pagi harinya Rico dan Embun bangun tidur berbarengan. Embun sangat terkejut menyadari dirinya tidur kembali di atas tempat tidur Rico.

Ya tuhan...
Pasti penyakit tidur berjalan ku kambuh lagi. Pasti gara-gara aku kecapean. Pasti gara-gara nyobain dan beresin barang-barang belanjaan semalam. Apa yang harus aku lakukan? Apa kak Rico akan marah padaku?
Ucap Embun dalam hati.



Amazing Wife (1-45 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang