Part 2

23.4K 808 8
                                    

Di salah satu perkantoran yang ada di Jakarta...

Tok...tok...tok...

Masuk.
Dino, malam ini loe mau ikut gue ke clubbing nggak. Kita mabuk sampai puas.

Co, sampai kapan hidup loe gini terus, pagi sampai sore loe kerja mati-matian. Hampir tiap malam loe mabuk-mabukan terus.

Apa peduli loe, nyokap bokap gue aja nggak pernah peduli sama hidup gue. Mereka sibuk dengan keluarga mereka masing-masing. Nyokap gue selalu sibuk ngurusin suami keduanya dan anak-anaknya. Bokap gue juga sama selalu sibuk sama istri dan anak-anaknya. Mereka berdua nggak pernah peduli sama gue, sama hidup gue. Mereka berdua nggak pernah ada saat gue butuh, saat gue terpuruk dan hancur. 17 tahun mereka berdua mengabaikkan gue. Saat mereka berdua bercerai dan menikah dengan orang lain, mereka berdua membuang gue sama oma dan opa.

Tapi Co, loe nggak boleh hancurin hidup loe seperti ini. Kalau oma dan opa loe masih hidup, pasti mereka berdua sedih lihat loe hidup seperti ini. Co, sampai kapan loe mau mabuk-mabukan terus. Ini sudah 2 tahun Rico?

Sampai gue mati.
Jawab Rico dengan penuh amarah.
____________________

Embun ayo masuk, ini rumah majikan ibu namanya pak Endrico Fernando Hartawan.

Bu, kenapa ibu bawa Embun ke rumah majikan ibu? Kenapa nggak ke rumah bu Siti aja?

Embun, semua keluarga bu Siti ada di desa. Bu Siti sama seperti kamu, di Jakarta ini nggak punya siapa-siapa.

Bu, kalau Embun ada disini dan ketahuan sama majikan ibu gimana? Embun nggak mau, gara-gara Embun nanti ibu di pecat.

Embun, kamu tenang aja majikan ibu ini tinggal sendirian. Oma dan opanya sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Pak Rico itu kerja dari pagi dan Pulangnya selalu jam 12 malam ke atas. Insya allah nggak akan ketahuan. Kalau memang nanti ketahuan biar ibu bilang sama pak Rico bahwa kamu itu masih ada hubungan saudara sama ibu.

Saudara apaan bu? Saudara sebangsa dan setanah air ya bu?

Iya, pintar banget kamu.

Embun dan bi Siti tertawa bersama-sama.
__________________

Keesokoan harinya...

Ya tuhan...
Ucap Embun tiba-tiba.

Kamu kenapa Embun?
Tanya bi Siti panik.

Embun tadi hampir aja ketahuan sama pak Rico bu. Yang barusan pergi tadi pak Rico kan bu?

Iya, ganteng kan?

Nggak tahu bu, Embun nggak lihat wajah pak Rico. Embun cuma lihat pak Rico dari belakang. Umur pak Rico berapa bu?

Kira-kira 30 tahunan gitu.

Oh...

Embun, kamu mau kemana pagi-pagi gini?

Embun mau ke pasar bu, mau jual Hp. Embun nggak ada uang pegangan. Embun juga mau ke kampus ngurus berkas-berkas buat kuliah nanti.

Embun pamit dulu ya bu...

Iya hati-hati, jangan sampai kecopetan lagi. Ini Jakarta bukan di desa.

Iya bu, ibu kota lebih kejam dari pada ibu tiri kan?

Iya.

Amazing Wife (1-45 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang