Part 5

21.2K 676 0
                                        

Kenapa kamu ada di dalam kamar saya?

Hikh...hikh...hikh...

Diam, kenapa kamu menangis? Jawab pertanyaan saya tadi?

Maaf pak, saya tidak tahu kalau saya tidur di kamar bapak.

Apa maksud kamu? Apa semalam kamu mabuk seperti saya?

Tidak pak.

Apa kamu ingin menjebak saya? Karena kamu tahu tiap malam saya selalu pulang mabuk-mabukan?

Tidak pak, saya tidak menjebak bapak.

Kenapa dari tadi jawaban kamu tidak, tidak dan tidak.

Ucap Rico penuh amarah, tetapi Embun tidak menjawab. Embun hanya diam ketakutan dan menahan tangis dan rasa sakit dan perih di kemaluan nya.

Sudahlah, lebih baik kita berdua melupakan kejadian tadi malam. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa antara kamu dan saya dan kamu tidak bisa menyalahkan saya sepenuhnya sama saya, karena ini adalah kesalahan kita berdua. Buang sprei ini saya tidak ingin melihatnya lagi dan ganti sprei saya dengan yang bersih?

Iya pak.

Ucap Embun berkaca-kaca. Rico pun mengambil dan memakai celana  boxer nya yang terjatuh di atas lantai. Rico berlalu dari hadapan Embun dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Dengan beruraian air mata Embun mengambil satu persatu pakaiannya yang berserakkan di atas lantai dan di atas kasur dengan tangan gemetaran. Embun pun membuka sprei ranjang Rico. Air matanya menetes deras saat melihat noda darah diatas sprei putih tersebut. Embun menangis dalam diam. Secepat mungkin dengan berbalutkan selimut Embun meninggalkan kamar Rico dengan membawa sprei dan pakaiannya.

Sial...
Sial...
Kenapa tadi malam aku harus making love sama pembantu ku sendiri sih...

Ucap Rico sambil menjambak rambutnya dengan kedua tangannya sendiri di bawah guyuran air shower.  Dia tidak menyadari ada noda darah yang menempel di kemaluannya. Secepat mungkin Rico membersihkan seluruh tubuhnya. Noda darah perawan Embun pun hilang dari tubuh Rico tanpa Rico sadari.

Di dalam kamar mandi Embun menangis tersedu-sedu dengan tubuh yang gemetaran.

Ya tuhan... kenapa penyakit tidur berjalanku tadi malam harus kambuh? Kenapa aku harus tidur dan berjalan ke kamarnya pak Rico? Kenapa aku tidak berjalan ke tempat yang lain saja? Kenapa tadi malam aku harus melakukan hubungan sex? Kenapa aku tidak melakukan kegiatan lain saja?

Apa yang harus aku lakukan tuhan, sekarang aku sudah tidak perawan lagi? Apakah aku harus melupakan semua kejadian tadi malam seperti kata pak Rico? Meskipun aku tidak bisa mengingat kejadian tadi malam tapi aku tidak mungkin bisa melupakan bahwa saat ini aku sudah tidak perawan lagi.

Apa yang akan aku katakan nanti pada suamiku jika aku menikah suatu saat nanti? Apa aku tidak di takdirkan untuk menikah tuhan...? Haruskah aku jadi biarawati saja? Maukah tuhan menerimaku yang sudah ternoda?
Bagaimana seandainya aku hamil?

Ucap Embun sambil menangis tersedu-sedu, dia mandi berkali-kali. Embun merasa dirinya sangat kotor.

Amazing Wife (1-45 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang