Part 8

19.1K 688 0
                                    

Dino, seandainya nanti loe nikah dan istri loe meninggal dunia dalam usia muda apa loe akan nikah lagi?

Amit-amit cabang bayi, loe apaan sih nanya hal seperti itu?

Cuma seandainya Dino!!!

Sepertinya gue akan nikah lagi.

Yakin loe?

Ya iyalah, masa iya gue duda seumur hidup. Sayang banget ketampanan gue. Apalagi kalau gue punya anak, susah kali jadi single parent.

Iya juga sih.

Kalau loe sendiri?

Kayaknya nggak deh.

Yakin loe?

Iya.

Kenapa?

Gue nggak mau anak gue punya ibu tiri dan saudara tiri. Kalau gue nggak punya anak mungkin gue mau nikah lagi.

Co, memangnya kenapa sih loe nanya hal gini?

Ibunya Embun beda banget sama nyokap bokap gue. Ibunya menjanda selama 16 tahun dan tidak pernah menikah lagi setelah ayah Embun meninggal dunia. Sedangkan nyokap bokap gue rela menghancurkan rumah tangga mereka hanya karena kehadiran orang ketiga. Mereka mencari kebahagian mereka masing-masing dengan mengorbankan hidup gue. Padahal waktu itu gue baru lulus SD.

Iya juga ya Co, untung aja loe punya oma, opa, kakek dan nenek yang kaya raya dan sayang banget sama loe.

Iya.

Bahkan oma, opa, kakek dan nenek loe menyatukan 2 perusahaan menjadi satu. Mereka berempat tidak memberikan harta sedikit pun pada nyokap bokap loe. Mereka keluar dari keluarga Hartawan dan keluarga Hidayat dengan tangan kosong.

Itu karena mereka berdua sama-sama selingkuh, mempermalukan nama keluarga dan menelantarkan gue. Mereka berdua juga tidak mau membawa gue ke pernikahan mereka yang baru.
___________________

2 Bulan Kemudian...

Embun menyiapkan sarapan pagi seperti biasa, Rico duduk di meja makan dan memperhatikan wajah Embun yang kelelahan.

Embun, apa kamu sakit?

Nggak kok pak.

Kenapa wajah kamu pucat?

Nggak apa-apa pak, silahkan di makan pak sarapannya.

Iya terima kasih.

Saat Embun akan pergi meninggalkan Rico di meja makan tiba-tiba Embun menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Embun pun berlari menuju kamar mandi.

Huek...huek...huek...

Rico mendengar suara Embun yang sedang muntah-muntah.

Apa dia hamil?

Tanya Rico dalam hati. Rico pun segera menghampiri Embun dan menunggu di depan pintu kamar mandi. Saat Embun selesai muntah dia langsung keluar dari kamar mandi. Embun sangat terkejut saat melihat pak Rico ada di depan pintu.

Embun, apa kamu hamil?

Ti...tidak...pak.

Ucap Embun ragu-ragu sambil menundukkan wajahnya. Embun tidak berani menatap wajah pak Rico.

Embun angkat wajah kamu dan jawab yang jujur.

Ucap Rico dengan suara yang tinggi.
Embun perlahan-lahan mengangkat wajahnya.

Embun, apa sekarang kamu sedang hamil?

I...iya...pak.

A...pa anak yang ada dalam rahim kamu itu adalah anak saya?

Ucap Rico ragu-ragu. Embun hanya diam tidak menjawab pertanyaan pak Rico.

Embun jawab, apa kamu hamil anak saya?

Ucap Rico sambil memegang kedua bahu Embun.

I...iya..pak.

Ucap Embun sambil meneteskan air mata.

Amazing Wife (1-45 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang