4. Rumah Pohon

407K 23.3K 1K
                                    




Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana sekolah libur dan hari dimana Nasya bisa refresing setelah ia sibuk beberapa hari yang lalu.

Yah saat ini Nasya sedang berada di mall dengan seorang laki laki tampan yang duduk dihadapannya.

"Bang, Nasya ke toilet bentar ya." ijin Nasya.

"Hmm." Jawab laki laki itu. Ada yang tau siapa laki laki itu? Yak kamu benar, dia adalah Nathan :v

Kini Nathan sedang duduk sendirian dan sibuk memainkan ponselnya. Berasa jomblo dia :v

"Woy Than ngapain lo disini." Kata Rafka menepuk bahu Nathan.

"Ngagetin gue lo nyet."

"Gak sama Bella lo Than, serasa jomblo gini lo." Ujar Rafka dan duduk disamping Nathan.

"Ga ada, Bella lagi ada acara." Jawabnya dan masih sibuk dengan ponselnya.

"Maaf ya bang Nasya lama." Ucap Nasya tanpa menyadari ada Rafka disamping abang nya itu.

Rafka kaget melihat Nasya yang sekarang duduk didepan Nathan.

"Jadi lo selingkuh sama dia Than?" Selidik Rafka.

"Lo ngapain disini." Tanya Nasya.

"Wah parah lo berdua, kalau Bella tau pasti langsung diputusin lo Than."

"Bacot lo. Udah kan Sya, ayo kita pulang." Ujar Nathan dan menarik paksa Nasya.

Nathan menggenggam erat tangan gadis itu dan membuatnya meringis kesakitan.

"Abang kenapa sih? Tangan Nasya sakit bang." Melihat adiknya merintih kesakitan, Nathan langsung melepas genggamannya.

"Sorry dek, gue ngga sengaja." Ucap Nathan menyesal dan meniup tangan adiknya yang berwarna merah akibat ulah dirinya.

"Iya ngga papa kok bang." Ujar Nasya dan tersenyum manis.

Nathan membalas senyuman Nasya. "Ya udah sekarang kita mau kemana Nona kecil." Ucap Nathan lembut.

Nasya hanya tersenyum geli melihat tingkah kembarannya itu.
"Abang udah amnesia ya? Umur kita cuma beda 5 menit bang."

"Ya tetep aja kamu itu adek kecilnya abang yang harus abang jagain." Ucap Nathan dan mencubit pipi gembul kembarannya.

"Ih Abang, sakit tau." Nasya mengusap pipinya yang terasa panas akibat cubitan Nathan yang terlalu keras.

"Kita ke rumah pohon mau?" Nasya tersenyum cerah dan dengan cepat menganggukkan kepalanya. Nathan mengacak pelan rambut Nasya dan merangkulnya menuju mobil.

Rumah pohon? Ya itu tempat favorit Nasya maupun Nathan. Rumah pohon itu sudah seperti rumah mereka sendiri, bagaimana tidak, mereka meminta Ayahnya membuatkan rumah pohon khusus untuk mereka berdua.

Hanya butuh waktu 15 menit untuk kesana. Kini si kembar itu sudah duduk direrumputan dibawah rumah pohon mereka. Nasya menyandarkan kepalanya dibahu Nathan.

"Udah lama ya bang kita ngga kesini." Ucap Nasya yang matanya masih terfokus pada danau buatan didepannya.

"Iya Sya, kita terakhir kali kesini aja pas kita ulang tahun kan."

"Iya bang, abang masih ingat ngga sih. Kalau kita udah gede nanti, kita akan bawa pasangan kita kesini."

"Inget lah Sya. Kan gue sekarang udah punya pasangan, tinggal lo nya aja kapan punya pasangan."

Nasya beralih menatap kembarannya. "Bang, Nasya lagi ngga mau pacaran. Abang tau kan?" Nathan mengangguk paham.

"Tapi gini ya Sya, pokoknya kalau besok ada yang nembak lo. Lo harus terima ya Sya." Pinta Nathan.

"Tapi gue masih belum siap bang." Elak Nasya.

"Gimana kalau kita taruhan." Nasya hanya mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Jadi gini, kalau seandainya ada yang nembak lo terus lo terima dan lo bisa mencintai dia lo harus ngasih apapun yang gue mau, begitu pula sebaliknya kalau lo ga bisa cinta sama dia gue kasih apapun yang lo mau. Gimana?" Tawar Nathan.

"Kalau gitu kan sama aja nyakitin orang bang."

"Apa salah nya sih Sya dicoba dulu."

Nasya menghembuskan nafasnya berat. "Ya udah deh bang, Nasya coba."

Gue ngelakuin ini demi lo bisa lupain dia sepenuhnya Sya. -Batin Nathan.

"Balik yuk Sya." Ajak Nathan dan menarik paksa Nasya mengikutinya.

*****



Sehabis pulang dari mall, Rafka pergi ketempat favoritnya. Ya dia sedang berada di rooftop Rumah Sakit milik keluarganya. Rafka memang sangat menyukai tempat itu, apalagi saat sore hari. Ia dapat melihat mentari yang akan pulang setelah menyelesaikan tugasnya.

Cowo itu duduk disofa dan sedang memikirkan sesuatu.
Bagaimana ada sofa? Rafka meminta OB rumah sakit untuk memindahkan sofa diruang tunggu menjadi diatas rooftop. Maklumlah anak pemilik rumah sakit.

"Sebenarnya ada hubungan apa sih Nathan sama Ketos itu, bukannya Nathan cinta banget ya sama pacar nya yang sekarang." Gumam Rafka.

"Kangen juga ya udah lama ga chat dia." Rafka tersenyum geli.

Rafka pun mengambil ponsel disakunya dan mencari kontak Nasya. Setelah menemukannya ia mengetik sesuatu dan memencet tombol send di layar ponselnya. Dan berniat untuk pulang keapartemennya.

Kenapa ke apartemen? Karena Rafka lebih memilih tinggal disana dari pada dirumah besarnya yang hanya ditinggali dirinya dan pembantunya.

Disisi lain Nasya sedang menonton kartun kesukaannya.

*Drrrttt*

Nasya yang merasakan getaran ponselnya itu langsung mengambilnya dan membuka screenlock nya.

Idiot
Selamat malam Bu Ketos cantik

Idiot? Ya nama itulah yang Nasya berikan untuk orang yang sering mengirimi pesan tanpa memberitahu nama jelasnya siapa.

Nasya
Gue gak butuh ucapan lo! Dsr idiot

Idiot
Judes amat sih Bu, oh ya Bu saya mau tanya soal matematika boleh?

Nasya
Emang dasar lo idiot

Idiot
Emang saya idiot akut Bu 😥
Jadi ini soalnya, 73 + 11 +  25 + 7 + 27  = berapa bu?

Nasya
143  ogeb

Idiot
143 too Nasya😘😘

Nasya membulatkan matanya melihat balasan pesan cowo idiot itu. Bisa bisanya dia menjebak Nasya, tapi disisi lain sudut bibir Nasya terangkat dan membentuk sebuah senyuman. Cowo idiot itu mampu membuatnya merasa jantungnya sedang dugem diclub malam.



Gimana ceritanya? Makin aneh ya😞

Jangan lupa tinggalkan jejak😍

Ketua OSIS in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang