Ada yang belum tidur☝
Saat pertama kali membuka mata, hanya wajah tenang milik Nasya yang ia lihat. Rafka menggerakkan tangannya menyusuri setiap jengkal wajah kekasihnya.
Nasya yang merasa terusik pun akhirnya membuka mata.
"Morning sayang." Ucap Rafka.
Nasya tersenyum malu. "Morning."
Rafka mengetuk pipinya. "Yang morning kiss Yang." Ucap Rafka dengan nada manjanya.
Nasya tersenyum lalu mencium pipi Rafka singkat.
"I love you." Nasya mencium pipi Rafka lagi.
Rafka terkekeh. "Ngga ada malu malunya ya sekarang. Hmm." Rafka menaik turunkan alisnya menggoda.
"Rafka apaan sih." Ujar Nasya kesal.
Sebenarnya sih bukan kesal, lebih tepatnya malu.
"Love you more sweetheart."
Nasya tersipu malu, lalu menjatuhkan kepalanya didada Rafka. Rafka mengusap kepala Nasya lembut.
"Sayang."
"Hmmm."
"Kamu ngga sekolah?"
"Ngga mau."
"Loh, kenapa? Ketua OSIS kok tukang bolos."
"Ketua OSIS juga manusia Rafka. Emang kamu aja yang boleh bolos tiap hari? Bosen tau nungguin kamu dihukum terus." Nasya mencebikkan bibirnya.
"Yakin bosen?" Tanya Rafka dengan suara menggoda.
"Iya lah! Aku rela ya ketinggalan pelajaran cuma buat nungguin kamu dkk dihukum. Emang kamu ngga bosan apa tiap hari hormatin bendera terus."
"Ya ngga lah, ngapain bosen. Selagi kamu yang nungguin, aku malah seneng. Aku juga lakuin itu biar bisa ngapel tiap hari sama kamu."
Seakan banyak kupu kupu yang terbang diperut Nasya. Jantungnya berdebar lebih cepat. Rafka memang paling bisa membuat moodnya jungkir balik.
"Sayang, kamu pulang dulu ya. Aku tau kamu ngga bawa baju ganti." Pinta Rafka.
Nasya menggeleng. "Aku ngga mau ketemu Nathan."
"Nathan itu abang kamu, lebih tepatnya saudara kembar kamu malah. Kamu ngga boleh gitu sama dia, ya? sekarang kamu pulang, istirahat terus nanti baru kesini lagi." Ujarnya seraya membelai rambut Nasya.
"Iya nanti aku pulang, tapi ngga sekarang. Aku mau tidur lagi." Jawab Nasya lalu memejamkan matanya lagi. Ia masih tiduran didada bidang Rafka.
Rafka menghembuskan nafasnya lalu ikut mengarungi dunia mimpi bersama Nasya.
*****
"La. Nasya kemana sih? Tumben tuh anak belum datang." Tanya Alin.
"Ya mana gue tau Al, dia ada di ruang Osis kali." Tebak Ella.
"Maybe." Balas Alin dan kembali memainkan ponselnya.
"Kalian temennya Nasya kan?" Ucap laki laki mengagetkan Ella dan Alin.
"Astoge lo ngagetin aja sih." Ucap Ella kaget.