"Sayang kamu udah bangun." Ujar wanita paruh baya saat melihat puteri kesayangannya mulai membuka matanya.
"Bundaa.." Lirihnya lemah.
"Iya sayang ini Bunda, apa yang sakit sayang? Bilang sama Bunda."
"Haus Bun."
Rika langsung mengambil gelas berisi air putih yang sudah disiapkan dinakas. Rika membantu puterinya bangun dan menyodorkan gelas itu. "Minum sayang."
Nasya menenggak hingga tersisa setengah. Lalu Rika kembali menidurkan tubuh Nasya dan kembali menyimpan gelas dalam nakas.
"Bang Nathan mana Bun." Tanya Nasya.
"Nathan dirumah sayang, dia lagi demam." Balas Rika.
Konon katanya, saudara kembar itu memiliki kontak batin yang sangat kuat. Itulah yang dirasakan Nasya dan Nathan, dimana salah satu dari mereka sakit yang satu juga ikut merasakan sakit.
Sejak diberi tahu Nasya dirumah sakit, Nathan langsung menghubungi Rika untuk pulang. Beruntunglah Rika langsung bisa terbang setengah jam setelah Nathan memberi tahu walaupun Andre tak bisa pulang bersamanya .
Saat pulang dari menghajar Rafka, dirumah sakit sudah ada Rika. Rika memintanya untuk pulang karena Nathan terus mengeluh pusing, saat Rika mengecek suhu tubuhnya ternyata panas. Alhasil Rika memaksa Nathan untuk istirahat dirumah.
"Bun, Nasya kapan pulang?"
Rika mengelus kepala Nasya. "Besok sayang, tapi kamu ngga boleh sekolah dulu ya."
Nasya mencebikkan bibirnya. "Yah Bun, padahal lusa Nasya ada acara sekolah Bun. Ada promnight nya juga dan Nasya jadi ketua panitia masa Nasya ngga datang sih Bun." Protesnya.
"Oke kamu boleh datang, tapi harus sama Nathan ya?"
Nasya mengangguk antusias. "Iya Bunda sayang."
"Sekarang kamu tidur, udah malam."
"Iya Bunda, Nasya sayang sama Bunda." Nasya mengecup tangan Rika.
"Bunda lebih sayang sama kamu."
*****
"Ya ampun sayang, kamu kok bisa kaya gini sih. Badan kamu panas banget loh." Kata Bella setelah mengecek suhu badan Nathan.
"Aku ngga papa kok." Jawab Nathan seadanya.
"Ngga papa gimana sih Than, badan kamu panas gitu. Bentar ya aku ambil kompresan dulu." Bella berjalan menuju dapur.
Jangan heran kalau Bella tidak tanya dimana letak dapurnya, mereka pacaran udah hampir 3 tahun dan Bella sudah biasa datang kerumah pacarnya. Bahkan hampir setiap hari, apalagi kalau Rika sedang dirumah dari pagi sampai malam pun mereka menghabiskan waktu berdua didapur. Gimana? Bella istri idaman bukan😂😂
Bella datang dengan baskom ditangannya, tak lupa dengan kain yang diambilnya juga. Fyi, bukan cempal loh ya :v
Bella mulai mengompres kening Nathan, sedangkan Nathan, ia hanya memandang wajah serius kekasihnya.
Nathan meraih tangan Bella yang ada dikeningnya. "Makasih sayang." Lalu mengecupnya lama.Bella tersenyum. "Iya sama sama sayang."
"Aku ngga tau kita berjodoh atau ngga Bel, yang aku mau dan yang sangat aku harapkan kamu harus jadi ibu dari anak anakku kelak."
Bella tersipu malu, pipinya pun sudah berubah merah. "Nathan, kalaupun kita ngga jodoh setidaknya kita pernah mengukir banyak kenangan diantara kita. Dan aku harap kamu jodohku."
"I love you love you so much Sabella Aurelia."
"Begitu pula Nathan Randyka Safero." Balas Bella.
"Oh ya gimana keadaan Nasya." Sambungnya.
"Cuma kecapekkan, besok juga boleh pulang."
"Syukur deh kalau gak papa. Aku pulang ya Than." Pamit nya.
"Kamu tidur kamar Nasya ya? Nanti aku bilang Bunda. Ini udah malam, aku ngga bisa biarin kamu pulang malam malam sendiri."
"Yaudah deh iya, kapan kamu ngga menang." Kekeh Bella.
*****
Disisi lain tepatnya didalam kamar Rafka, Rafka sedang diobati oleh adiknya, Natasya.
Rafka hanya sesekali meringis kesakitan."Makanya kalau punya masalah diselesaikan baik baik Bang." Celetuk Natasya sambil terus mengobati kakaknya.
"Bukan salah gue." Elaknya.
"Itu menurut abang, kalau menurut orang lain beda bang. Abang juga sih langsung percaya gitu aja tanpa meminta penjelasan Nasya dulu, gini kan jadinya. Egonya bagi bagi kali Bang."
Rafka berdecak sebal. Adiknya lebih membela perempuan yang sudah benar benar selingkuh didepan matanya.
Nata membereskan kotak P3K dipangkuannya. "Udah ya bang Nata kekamar dulu. Selamat bermerenung merenung ria Babang Rafka sayang."
Tiba tiba langkah Nata berhenti, ia membalikkan badan. "Oh ya satu lagi bang, for your information. Nasya masuk rumah sakit."
Deg.
'Ngga mungkin dia masuk rumah sakit. Dia itu kuat, ngga mungkin cuma gara gara ini dia sakit.' -Batin Rafka.
Pada dasarnya yang terlihat kuat belum tentu kuat dan yang terlihat lemah belum tentu juga lemah. Hanya saja bagaimana cara ia bisa menyembunyikannya.
Thanks For Reading😆
Jangan lupa tinggalkan jejak👣Ehh mau promosi juga nding😀, jangan lupa baca cerita baru ane. Cek work yups😘