14. Kenapa?

267K 14.9K 619
                                    



Siang itu, Rafka buru buru menjemput Nasya dikelasnya. Ia tak tau kenapa Nathan menyuruhnya melakukan itu. Namun Rafka tak mau mencurigai Nathan, toh dia tak mempunyai alasan yang logis untuk mencurigainya.

Rafka terus berlari sepanjang koridor. Bukan karena permintaan Nathan, namun ia juga sudah tidak sabar ingin menemui gadisnya itu. Biasanya ia selalu berangkat bersama, tapi karena tapi pagi ia bangun kesiangan jadi ia tak mau kalau kekasihnya menunggu terlalu lama dan terlambat sampai sekolah.

Disepanjang jalan, banyak cewe cewe yang menggoda Rafka bahkan banyak juga yang memberinya coklat. Namun Rafka hanya membalasnya dengan senyuman, bukan karena apa apa. Senyuman Rafka saja sudah mampu membuat mereka membeku seketika, dengan begitu Rafka bisa melanjutkan perjalanannya.
Emang cerdik anak Bunda😍

Rafka berhenti didepan pintu kelas gadisnya. Senyum tampak merekah diwajahnya. Entah mengapa pintu kelas itu tertutup.

"Eh kalian liat Nasya ngga?" Tanya Rafka pada segerombolan gadis yang sedang duduk dikursi depan kelas.

"Eh Rafka, nyariin Nasya ya. Tadi gue liat dia masih didalam." Jawab salah satu gadis.

"Oh didalam ya, btw thanks ya." Kata Rafka dan tersenyum manis.

Mereka malah melongo dengan mulut ternganga melihat senyum Rafka. Iya senyum yang  selalu mereka dambakan.

Rafka berjalan mendekati pintu, perlahan ia membuka pintu tersebut. Senyum yang sedari tadi terlukis indah diwajah tampannya perlahan memudar. Ada rasa sesak didalam dada Rafka, jantungnya pun kian melemah.

Ia tak kuasa lagi melihat apa yang tak sepantasnya ia lihat. Perlahan Rafka kembali menutup pintu dan berlari sekencang mungkin menuju ketempat yang bisa menenangkan pikirannya.

Sejujurnya ia tak ingin mempercayai apa yang dilihatnya tadi, namun entah kenapa egonya memaksa untuk mempercayainya.

Gadis yang sudah menghiasi hari harinya selama hampir 5 bulan ini, gadis yang sangat dipercayainya dan gadis yang sangat dicintainya. Kenapa ia tega melakukan semua ini, lantas kenapa ia tak bilang bahwa ia mengenali pria itu saat ia mengantarnya keliling sekolah.

Kenapa dia tega membohongi Rafka. Entah mengapa air mata Rafka tiba tiba luruh, setahunya ia tak pernah menangisi perempuan kecuali Bundanya.

Ia merasa hancur sekarang.

Dalam fikirannya terlintas bahwa ia harus mendengar penjelasan gadisnya. Namun disisi lain, egonya terus memaksanya untuk menepis itu semua dan lebih mempercayai apa yang tadi ia lihat. Namun hatinya berkata, yang dilihat belum tentu sama pada kenyataannya karena mata manusia tidaklah sempurna dan bisa merekam kejadian itu secara detail.

Bayang bayang itu masih terekam jelas, begitu jelas. Hingga akhirnya ia mengeluarkan  bogeman kedinding belakang sekolah, ia terus melakukannya tanpa memperdulikan darah segar mengalir dari tangannya.
Benar, rasa sakit ditangannya tak sebanding sakit pada hatinya.

*****



Saat terdengar bel istirahat berbunyi, Nasya masih setia didalam kelasnya. Dia masih ingat pesan kakanya tadi.

"Sya gue kanti duluan ya? Udah laper nih." Pamit Ella.

"Iya La, kalian duluan aja." Jawab Nasya.

"Oke deh, kita tunggu dikantin ya Sya." Ujar Alin dan langsung menyeret Ella.

Didalam kelas hanya ada dirinya dan teman sebangkunya. Entah kenapa ia tak pergi kekantin seperti teman temannya yang lain. Hingga akhirnya ada tangan yang menggenggam tanganya.

Ia menatap Nasya, mau tak mau Nasya juga menatapnya karena kaget.

"Cha, a-aku mau minta maaf." Ujarnya.

Nasya masih tak bergeming.

"Aku tau kamu benci sama aku, dan itu hak kamu. Tapi aku mohon kamu dengerin penjelasan aku dulu, aku ngelakuin ini juga ada alasannya Cha."

"Apa." Jawab Nasya ketus.

"Jujur Cha, aku terpaksa melakukan semua itu. Aku terpaksa, Cha." Jelasnya dan mulai berkaca kaca.

"Aku ngelakuin itu karena bisnis bokap yang hampir hancur Cha, aku dipaksa tunangan sama Kania, Cha. Dan aku juga ngga tau kenapa acaranya bersamaan dengan tanggal aniversarry kita. Waktu itu aku udah siapin semuanya Cha, dan aku juga pengen cerita masalah pertunangan itu. Tapi malam itu kamu malah datang kerumah dan lihat semuanya."

Ia membuang nafas lelah. "Waktu itu aku hancur banget Cha liat kamu nangis didepan aku dan karena aku. Tapi aku udah ngga bisa apa apa Cha, hingga akhirnya sekarang aku memilih pindah kesini dan hidup sendiri disini."

Nasya sampai menangis mendengar penjelasan mantan kekasihnya. Ia sudah salah menilai Satya selama ini, hingga akhirnya ia memberanikan diri memeluk Satya.

Kenyamanan yang dulu ia rasakan kini hadir kembali.

"Aku sayang kamu Cha." Ujar Satya.

"Aku juga sayang sama kamu." Balas Nasya.

Yah mereka tidak tahu bahwa ada seseorang yang menyaksikanya, hingga akhirnya orang itu memilih untuk pergi.

Nasya melerai pelukannya. "Tapi itu dulu Sat, sekarang aku udah ada Rafka. Dan aku udah mulai sayang sama dia." Sambungnya.

Satya tersenyum miris. "Iya Cha, aku tau kok."

Nasya tersenyum dan melihat jam tangannya. 5 menit lagi istirahat berakhir, tapi kekasihnya belum juga datang.


*****


Saat jam pulang sekolah, Nasya buru buru menghampiri Rafka dikelasnya. Namun sudah tak ada satu orang pun disana. Nasya merasa kecewa, kenapa Rafka tak menemuinya seperti biasanya.

Nasya melangkah gontai menuju depan sekolah. Hingga saat melewati depan UKS, Nasya melihat Rafka didalam dengan perempuan.
Lebih tepatnya perempuan itu sedang mengobati luka ditangan Rafka.

Nasya melangkahkan kaki memasuki ruangan itu. "Rafka." Panggil Nasya.

Rafka hanya menatapnya sekilas. Dan tak menjawab panggilan gadisnya.

Nasya berjalan mendekat. "Raf, tangan kamu kenapa?"

"Bukan urusan lo." Jawab Rafka sadis.

Nasya tak habis fikir, Rafka akan memperlakukannya seperti itu.

"Oh ya kenalin, Dara. Pacar baru gue." Ujar Rafka dan menekankan 'pacar baru'.

Air mata Nasya mengalir seketika. "Kamu jahat Raf."

"Lo yang lebih jahat. Denger ya, lo tuh gak bakat buat selingkuh diam diam dibelakang gue." Sentak Rafka.

Nasya tersentak dan spontan menampar Rafka.

"Gue gak pernah selingkuh." Teriak Nasya dan melenggang pergi.

Rafka mengusap pipinya yang terasa panas dan menatap punggung Nasya yang perlahan menghilang.


Thanks udah mampir😍
Btw, hari ini hari terakhir gue UNBK and gue dapet sesi 3, jadi gue sempetin nulis tiap pagi. Biar ngga borring gitu ceritanya😀

Jangan lupa tinggalkan jejak👣

Ketua OSIS in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang