1. Terlambat

572K 29.6K 754
                                    



"Bang Nathan bangun woy, udah jam 6 bang. Elahh lama amat ." Ucap Nasya sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Nathan.

Nasya tersenyum smirk lalu terkikik pelan. "Nathaannn banguuuunn ada kebakaran." Teriak Nasya dengan tangannya yang menutupi lubang hidung Nathan.

Nathan pun langsung terbangun karena kaget oleh teriakan Nasya dan ia juga sudah kehabisan nafas.

"Mana kebakaran mana." Kata Nathan bingung karena nyawanya belum terkumpul seutuhnya.

Melihat Nathan dengan wajah bingungnya membuat tawa Nasya pecah seketika, padahal ia sudah menahannya sedari tadi.

"Nasyaaaa.. Lo nipu hah!" Teriak Nathan kesal.

Nasya pun langsung menghentikan tawanya dan berlari keluar kamar Nathan, karena jika ia masih dikamar kembarannya itu mungkin Nasya akan dimakan habis habisan.

"DASAR KEMBARAN GILA." Teriak Nathan yang terdengar sampai ruang makan

Nasya yang sedang menikmati sarapannya pun tertawa mendengar teriakan Nathan.

"Kamu apain abang kamu lagi dek?" Tanya Rika, Bunda Nasya dan juga Nathan pastinya :v

"Hehee. Ngga diapa apain kok Bun, abangnya aja yang lebay." Jawab Nasya yang masih mengunyah nasi goreng kesukaannya.

"Udah buruan habisin, ntar kesiangan lagi." Perintah Rika.

Nasya pun menghabiskan sarapannya dan langsung berangkat ke sekolah.

Setelah memarkirkan mobilnya, Nasya berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih terlihat sangat lengah, karena saat ini waktu baru menunjukkan pukul 06.15. Sementara kelas akan dimulai pukul 07.00.

Nasya berangkat sepagi itu bukan karena untuk apa apa, tapi ingin memberi contoh yang baik karena di Ketua Osis di AHS. Berbeda dengan Nathan, ia sering sekali berangkat telat bahkan membolos. Padahal saat berangkat sekolah hampir bersamaan, entahlah Nathan pergi kemana dulu sampai bisa telat.

Saat memasuki kelasnya, keadaanya masih sepi, hanya ada beberapa siswa dikelasnya.
Ia pun berjalan menuju tempat duduknya yang berada paling depan. Ia meletakkan tasnya dan langsung berjalan menuju ruang osis.

Sesampainya diruang Osis, Nasya melihat seorang lelaki tengah duduk dengan headphone yang menutupi telinganya.

"Hay Fin, udah dateng aja lo." Sapa Nasya.

Fino yang melihat Nasya duduk disampingnya pun langsung melepas headphone-nya dan mengalungkannya dileher. Dia Alfino Samudera, wakil ketua Osis AHS.

"Ehh iya Sya, btw laporan yang kemarin lo minta udah gue buat. Tinggal diprint aja." Kata Fino dan menyerahkan flashdisk kepada Nasya.

"Thanks ya Fin, lo udah banyak banget bantu gue."

"Iya Sya, itu kan udah tugas gue buat bantuin lo."

"Oh ya Fin, gue ke kelas duluan ya udah mau bel." Pamitnya.

Fino pun mengangguk dan tersenyum manis kepada Nasya. Melihat itu, Nasya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya.

Saat sampai dilapangan Nasya tak sengaja berpapasan dengan Nathan.

"Dateng juga lo, gue pikir mau bolos lagi." Ucap Nasya.

"Paan sih lo, sok tau banget lo." Jawab Nathan ketus, dan langsung pergi meninggalkan Nasya.

"Dasar kembaran ga tau diri." Gumam Nasya dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas.





*****



"Mohon maaf kepada Bapak Ibu Guru yang sedang mengajar,  mengganggu waktunya sebentar. Panggilan, panggilan ditujukan kepada Nasya Raquinna Safeera harap menuju ruang Osis sekarang juga. Sekian dan terimakasih." Kata seorang guru yang terdengar melalui speaker didalam kelasnya.

"Ehh Sya, lo dipanggil tuh." Kata Alin, teman sebangku Nasya.

"Iya Al, palingan juga patroli lagi " Jawab Nasya dan berjalan kedepan untuk meminta izin kepada guru yang sedang mengajar dikelasnya.

Setelah mendapat izin, Nasya langsung berjalan menuju ruang Osis. Disana sudah ada Pak Johan yang menunggunya.

Tidak salah lagi, Nasya disuruh mengelilingi sekolahnya untuk melihat apakah ada yang membolos atau tidak.

Nasya langsung mengelilingi sekolahnya, sejauh ini tidak ada yang membolos satu pun. Namun saat sampai dibelakang sekolah Nasya melihat laki laki yang memakai seragam berantakan tengah memanjat pagar yang menjulang tinggi didepannya.

"Woy turun lo." Teriak Nasya.

Cowo yang mendengar teriakan Nasya pun kaget dan hampir terjatuh. Untung saja ia bisa menyeimbangkan tubuhnya lagi.

"Sial ketahuan gue." Batin cowo itu.

"Turun gak lo sekarang, kalau ngga gue pukul kaki lo pakai tuh kayu." Ancam Nasya dan menunjukkan kayu panjang didepannya.

"Iya iya gue turun." Cowo itu pun langsung melompat dan mendarat mulus didepan Nasya.

"Ngapain lo naik pager itu hah!" Tanya Nasya setengah membentak.

"Gue telat, gerbang udah ditutup." Jawabnya santai.

"Sekarang lo harus dihukum, ikut gue sekarang."

"Gue gak mau, gue mau kekelas." Jawabnya dan saat ia ingin melangkahkan kakinya, Nasya langsung menariknya.

"Lepas." Ucapnya dingin, dinginnya macam es kali ya😂

Namun, Nasya tak menghiraukannya.

"Gue bilang lepas ya lepas." Bentak cowo itu.

Nasya pun melepaskannya dan menatap cowo itu tajam.

"Tuan Rafka Pradipta Angkasa. Jangan lo pikir lo anak ketua yayasan jadi gue ga bisa hukum lo. Lo salah besar! Sekarang lo harus hormat didepan tiang bendera sampai jam istirahat." Ucap Nasya kesal.

Ya, cowo itu Rafka. Anak Ketua Yayasan yang terkenal sangat bandel.

"Apa lo bilang? Gue hormat disana sampai jam istirahat? Gak gue ngga mau." Bantahnya.

"Gue ngga mau tau, lo harus hormat. Kalau ngga gue bakal bilang kesemua fans lo kalau lo tadi udah nyium gue." Jawab Nasya spontan.

"Apa lo bilang? Nyium lo? Lo udah ga waras? Yang ada lo yang bakal dibully sama mereka."

"Y-ya gue ngga peduli, pokoknya lo harus dihukum."

"Okke gue mau, tapi lo harus nemenin gue." Ucap Rafka dan menarik tangan Nasya menuju tiang bendera.

Akhirnya Rafka menjalani hukumannya dan Nasya masih setia menunggunya dipinggir lapangan.





👇Jangan lupa tinggalkan jejak

Ketua OSIS in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang