Happy Reading❤
"Sya bukannya dia pelakor itu ya." Ucap Ella ketika melihat seorang gadis tengah duduk dibangku tepi lapangan basket dengan buku ditangannya.
"Pelakor? Maksud lo?" Tanya Nasya tak mengerti.
"Ya ampun Nasya, lo kudet banget sih. Gemes gue."
"Ya gak penting juga kan buat gue tau." Jawab Nasya acuh.
"Maksud lo apa sih La." Tanya Alin, yang sepertinya penasaran.
Ella mendengus. "Pelakor itu, perebut laki orang. Masa kalian gange sih."
Alin menautkan alisnya. "Emangnya Nasya udah punya laki ya? Kok gue gak tau sih."
"Maksud gue pacar Al, pa-car." Ella berdecak kesal.
Alin manggut manggut. "Oh gue tau, jadi maksud lo. Dia ngerebut Rafka dari Nasya gitu ya La? Iya gak sih?"
"Ya itu maksud gue, lo kok jadi ogeb gini sih."
Sedangkan Nasya, ia tersenyum miris. "Udah ya jangan bahas itu lagi. Hati gue masih belum sanggup."
"Iya Sya maaf." Ujar Ella dan Alin bersamaan.
"Iya iya, kuy lah gue udah laper. " Balas Nasya dam berjalan mendahului kedua temannya.
Sesampinya dikantin mereka langsung duduk dimeja yang kosong. Dan kebetulan mejanya bersebelahan dengan meja Rafka Cs. Tadinya Nasya pengen kembali kekelasnya, tapi langsung dicegah oleh kedua sahabatnya karena menurut mereka jika Nasya menghindar itu akan membuat Rafka menang.
Menang dalam masalah move on maksudnya. Dan Nasya hanya bisa pasrah."Lo berdua mau pesen apa, biar gue pesenin sekalian." Tanya Alin.
"Gue mie ayam sama air mineral deh Al."
"Kalau lo Sya?"
Nasya menoleh kesumber suara. "Emm, gue milk shake aja deh."
"Makannya?"
Nasya hanya menggeleng.
"Tapi kan, kata Nathan lo belum makan dari semalem Sya tadi juga lo bilang udah laper. Gue pesenin bakso kesukaan lo ya." Rayu Alin.
"Ngga deh Al, makasih aja."
Alin menghela nafas pasrah. "Ya udah deh, gue pesenin dulu."
Sepeninggalan Alin, Ella dan Nasya sibuk dengan ponselnya masing masing. Ella sibuk chat dengan gebetannya sedangkan Nasya sibuk stalking sosmed Rafka. Nasya pikir semua hal yang berkaitan dengannya sudah dihapus, namun pemikirannya salah, semuanya masih tersimpan rapi disana. Dan Nasya melihat Rafka tengah meliriknya, belum sempat pandangan mereka bertemu, Nasya kembali menatap ponselnya.
"Nih pesenan lo berdua, sorry lama. Antrian panjuuang." Ujar Alin dengan nada sedikit dilebaykan dan meletakkan nampan diatas meja.
"Makasih Alin Unyu." Ella mencubit pipi Alin, sedangkan Alin ikut mencubit kedua pipi Ella.
"Masama Ella Lapoo"
Nasya tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya.
"Udah dimakan dulu, keburu bel." Ucap Nasya mengingatkan.
*****
Rafka CS kini duduk dikantin dengan makanan didepan mereka. Mereka merasa sedikit berbeda karena Nathan lebih memilih tetap dikelasnya. Yah sejak kejadian itu hubungan Nathan dan teman temannya sedikit renggang, yang paling mencolok adalah antara dirinya dengan Rafka.
Sebenarnya Rafka ingin meluruskan semuanya, namun Nathan selalu menghindar. Namun itu tak menyurutkan semangat Rafka untuk mengembalikan hubungannya dengan Nathan maupun dengan Nasya.
Sesekali Rafka milirik Nasya yang sedang fokus dengan ponselnya. Ekspresinya yang serius bahkan terkadang senyum kecil terbentuk dibibir mungilnya namun sedetik kemudian senyum itu luntur dan diganti dengan lengkungan dibibirnya yang menandakan kesedihan.
Rafka ingin menghampirinya, namun Rafka urungkan. Ia tak mau membuat mood gadisnya kembali memburuk. Ia memberanikan diri menatap Nasya secara terang terangan. Terlihat Nasya tengah tersenyum melihat aksi konyol kedua sahabatnya.
"Kalau masih sayang samperin Jal, keburu diambil orang." Sindir Affan pedas.
Rizal yang tau arah bicara Affan pun malah ikut ikutan. "Ya mau gimana lagi Pan, gue gak dapat restu dari kakak ipar."
"Ya lo perjuangin lah Jal, siapa tau cocok. Kan kita dapat pajak balikan."
Rafka yang merasa disindir pun tak mengindahkannya. Ia meraih ponsel disaku celananya.
Rafka
Temui aku pulang sekolah di Rooftop
Ada yang mau aku bicarain sama kamu, pleaseRafka meletakkan ponselnya diatas meja. Ia terus menunggu balasan pesannya tadi.
Dddrrtttt
Rafka yang merasakan getaran ponselnya bergegas mengambilnya.
Nasyayang
Aku gak bisaRafka mendesah. Ia tak tau lagi harus bagaimana, tapi ia masih belum mau menyerah.
Rafka
Aku mohon, kita perlu bicaraNasyayang
Oke, 5 menit.Rafka tersenyum senang, walaupun hanya 5 menit. Setidaknya ia bisa berbicara sedikit, mungkin saja Nasya bisa memaafkannya.
*****
Rafka sudah menunggu gadisnya sejak setengah jam yang lalu, ia sengaja datang lebih awal karena ia tak akan membiarkan gadisnya menunggu.
Senyum terus mengembang dibibir Rafka. Hingga ada seseorang yang tiba tiba memeluknya dari belakang.Rafka yakin kalau itu gadisnya, Rafka menggenggam tangannya yang melingkar diperutnya.
"Maafin aku, aku sayang sama kamu. Please jangan pernah berfikir buat ninggalin aku. Aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, aku ngga mau kehilangan kamu."
"Maaf kalau aku punya salah sama kamu, aku mohon jangan pernah ninggalin aku. Aku bakal berusaha sekuat aku buat perjuangin kamu." Sambungnya.
Gadis itu meneteskan air mata. "Jadi ini yang mau kamu jelasin ke aku." Tanpa berpikir lebih jauh lagi gadis itu langsung berbalik arah dan berlari dan..
Brakkk
Ia tak sengaja menabrak tumpukan kursi hingga terjatuh satu dan menimpa kakinya.
Mendengar suara itu Rafka melepas tangan yang melingkari tubuhnya. Ia berbalik dan ternyata yang memeluknya adalah Dara.
Dan pandangannya langsung beralih menuju arah suara itu."N-Nasya." Ucapnya ketika melihat Nasya berjalan dengan menyeret salah satu kakinya dan mengeluarkan banyak darah.
Saat Rafka ingin menghampirinya, ia melihat Nathan menggendongnya. Dan, ia gagal lagi.
Sementara Dara? Iya tersenyum senang.
YANG JAGO BIKIN COVER?
SAYA MAU ELAHH BIKININ SATU😗Jangan lupa tinggalkan jejak👣