"Assalamualaikum sayang." Ucap Nasya ketika membuka pintu kamar rawat Rafka dan tak melupakan senyum manisnya.
Rafka yang sedang bermain game diponselnya pun menoleh dan tersenyum senang. "Waalaikumsalam cantik."
Nasya duduk dikursi samping brankar lalu meletakkan barang bawaannya diatas nakas. Ia menatap Rafka dan ternyata Rafka sedang mengulurkan tangannya.
Nasya hanya menatapnya bingung.
"Cium tangan sayang." Ucap Rafka yang tau akan kebingungan Nasya.
Nasya tersenyum lalu mencium tangan Rafka.
Rafka mengusap kepala Nasya. "Istri solehah."
"Receh."
"Ngga kok Yang, ini goceng. Beneran deh." Balas Rafka lalu tertawa.
Nasya tidak menghiraukannya, ia membuka tempat makan lalu mulai menyuapi Rafka.
"Saatnya Babang Lafka makan." Ujar Nasya seperti mengajak anak kecil makan.
Rafka tak bisa meninggalkan senyumnya. Ia merasa sangat bahagia sekarang. Rafka terus menerima suapan dari Nasya, bahkan mereka juga tak lepas dari candaan absurd.
Nasya membereskan tempat makannya dan kembali meletakkan di nakas. Dan Rafka kembali memainkan game-nya.
Nasya menopang kepalanya dengan kedua tangannya, tanpa bosan terus menatap wajah serius kekasihnya. Seutas senyum tak pernah luntur dari bibir mungilnya. Ia baru merasakan kalau badai itu sudah berlalu dan berganti dengan kebahagiaan.
"Ya Allah pacarannya lancar amat bro." Ucap Affan diambang pintu dan Rizal yang hanya menyembulkan kepalanya.
Rafka menghentikan aktivitasnya, begitu juga dengan Nasya.
Mereka menatap Affan dan Rizal dengan tatapan kesal."Santai bro, kita kesini cuma mau tau keadaan lo." Ujar Rizal sembari berjalan mendekati mereka dengan Affan mengekor dibelakang.
"Ganggu ae lo nyet." Kesal Rafka.
"Aelah ganggu dikit Raf. Bolehkan neng." Rizal bertanya kepada Nasya dengan menaiki turunkan alisnya genit.
Rafka yang melihat itu rasanya ingin menonjok habis muka Rizal.
Affan menyenggol lengan Rizal. "Ga usah genit Jal, lo ngga liat muka Rafka udah merah gitu."
Nasya menoleh kearah kekasihnya lalu terkekeh. Ternyata muka Rafka terlihat lucu saat menahan amarahnya.
"Kalem Raf, gue genit dikit doang kok." Rizal mengacungkan dua jari membentuk 'V'.
"Dikit sama banyak sama aja nyet, gue ngga suka." Ucap Rafka emosi.
"Udah Raf, kasian Rizal. Mereka kan mau jenguk kamu, kamunya malah marah marah gitu kan ngga enak dilihat." Ledek Nasya.
"Jelek tapi suka kan?" Balas Rafka dengan nada menggoda.
"Ngga sih, b aja."
"Yakin?"
Nasya mengangguk mantap."Tapi sayang. "
Mendengar itu Rafka langsung menarik tubuh Nasya dan mendekapnya.
"Ya Allah 18+ Jal." Affan menutup matanya dengan salah satu tangannya dan yang satunya lagi menutup mata Rizal.
Nasya yang menyadari ada dua teman Rafka langsung menjauhkan tubuhnya.
Rafka mendengus. "Gak usah lebay. Hp penuh video gituan aja sok sokan tutup mata." Sindir Rafka.
"Bulshit! Itu Affan Raf bukan gue." Elak Rizal.
"Ya siapa bilang lo yang punya ogeb."
"Lo juga gak usah nuduh gue nyet, mata gue masih suci." Ujar Affan tak mau kalah.
"Berisik!"
Ketiga manusia itupun menoleh kearah sumber suara, Nasya menutup mulutnya. Ia sangat malu karena sudah berteriak dan membuat tiga makhluk astral itu menatapnya.
Rafka mengacak rambut Nasya. "Kenapa mulutnya ditutup gitu hmmm, minta dicium?"
Mata Nasya spontan melotot lalu menggeleng.
"Lanjutin dah pacarannya kita balik dulu." Pamit Affan.
"Ho'oh Raf, baik baik lo. Jangan sampai ada Rafka junior." Rizal terkikik.
"Iman gue masih kuat woy." Ucap Rafka setengah berteriak karena kedua temannya sudah ngacir duluan.
"Rafka udah ih gak usah teriak teriak gitu." Peringat Nasya.
Rafka tersenyum jail. "Sayang."
"Apa?"
"Pengen Rafka Junior nggak?" Rafka memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Nggak! Ngga ada Rafka junior. Kita masih sekolah ya, gak usah macam macam."
Rafka suka melihat kekasihnya itu kesal dan ia terus menggodanya.
"Yang, tapi kan bentar lagi aku mau lamar kamu. Kita langsung nikah aja kali ya? Udah ngga sabar pengen ada malaikat kecil diantara kita."
"RAFKA!"
Nasya kesal tingkat dewa dan Rafka tertawa keras penuh kemenangan.
*****
Sepulang sekolah Nathan langsung pulang, saat ingin membuat makanan ia malah menemukan notes diatas tudung saji lalu membacanya.
Makan! Udah Nasya siapin.
Nathan tersenyum membaca tulisan adiknya itu. Setidaknya Nasya masih peduli kepadanya. Lalu ia memakan masakan Nasya dengan lahap tanpa menyisakan sedikitpun.
Setelah makan Nathan langsung mencuci piringnya lalu menonton tv. Tak lama saat ia sedang menikmati acara talk show bel rumahnya berbunyi.
Dengan ogah ogahan Nathan membukakan pintu. Dan ternyata yang datang adalah....
Satya
"Ngapain lo kesini?" Tanya Nathan ketus.
"Gue mau ketemu Chacha." Balas Satya.
"Ngga ada! Dia ngga pulang."
Satya tak mengerti dengan ucapan Nathan. "Maksud lo?"
"Dia dirumah sakit." Jawab Nathan dan langsung menutup pintunya kasar.
Satya kaget tapi ia masih bingung. "Chacha sakit apa gimana sih? Tuh orang juga ngga biasanya cuek soal Chacha."
Satya berbalik badan lalu meninggalkan rumah mantan kekasihnya, masih dengan perasaan bingung tentunya.
Next gak?
Follow ig : tataa.irw